Meet Sir Joe French


Berdiri di depan gerbang Jakarta  War Cemetery (JWC) Menteng Pulo pagi ini, mengingatkan kala pertama kali bertandang 3 (tiga) tahun lalu demi mencari jejak Mallaby. Teringat betapa bersemangatnya ketika email dibalas oleh Karen Loizou, Support Services for Outer Area, United Kingdom dari CWGC Head Office, hingga print out emailnya pun masih disimpan rapi sampai sekarang. Setelahnya, setahun sekali disempatkan untuk berkunjung kemari. Bahkan dalam sebulan ini, ini kali ketiga berada di sini.

jakarta war cemetery, kuburan inggris menteng pulo
Gerbang Jakarta War Cemetery, Menteng Pulo, Jakarta

Koq rajin sekali main ke kuburan? Tak ada tempat piknik lain yang lebih menarik? Pastinya banyak. Tapi sejak bergabung sebagai volunteer The Grave War Photographic Project (TGWPP), JWC adalah salah satu tempat bermain untuk mengerjakan proyek dokumentasi makam perang commonwealth. Agar tak bosan, diselingi dengan bertandang ke Ereveld Menteng Pulo, Ereveld Ancol dan Ereveld Kembang Kuning, Surabaya.

Sesuai jadwal yang ditentukan, dengan memotong jalan dari Ereveld Menteng Pulo; pk 09.00 saya dan Lasma ngos-ngosan menggapai pintu ruang kerja pak Setiadi Aripin, Manager JWC. Melihat di dalam ruangan itu masih ada pertemuan internal, kami minta ijin menepi ke bibir kolam, bercanda dengan ikan-ikan koi yang girang sekali dikunjungi. Tak lama, 2 (dua) kloter tamu undangan melintasi tempat kami berdiri. Seorang lelaki muda dengan blazer coklat, dan kepala ditutup dengan topi bundar serta 3 (tiga) orang berseragam militer yang melangkah panjang-panjang. Bosan dengan ikan, kami berpindah duduk-duduk di gerbang ini dan mulai iseng menghitung jumlah tamu yang datang.

jakarta war cemetery, cross of sacrifice, makam perang inggris
Dua perwakilan atase militer Australia melintasi Cross of Sacrifice di tengah Jakarta War Cemetery

Menurut pak Setiadi, ada 7 (tujuh) orang yang memberikan konfirmasi akan hadir pada pertemuan. Setelah dihitung-hitung, yang berkumpul di ruangan itu sudah pas. Seorang atase Kanada, lelaki muda tadi dari Inggris, 3 (tiga) orang Australia serta 2 (dua) orang dari CWGC. Lha satu lagi siapa? Kita pun cekikikan di gerbang JWC, ya LOE mewakili Indonesia!

Commonwealth War Graves Commission (CWGC) memulai misinya pada 1915 atas inisiatif Sir Fabian Ware seorang senior di British Red Cross untuk mendata makam korban perang dunia pertama agar mereka yang telah berkorban nyawa, tidak terhilang dan dilupakan namun akan selalu dikenang. Pada Mei 1917, usaha Ware diapresiasi oleh Badan Perang sehingga Imperial War Graves Commission (IWGC) pun resmi berdiri berdasarkan surat keputusan yang menunjuk Sir Fabian Ware sebagai Vice Chairman dan Pangeran  Edward (Duke of Kent) sebagai Presiden IWGC.

sir joe french, vice chairman cwgc, jakara war cemetery
Ngobrol santai dengan Sir Joe French, Vice Chairman CWGC

Memasuki 100 tahun berdirinya, CWGC telah mendata 1,7 juta tempat peristirahatan terakhir para tentara persemakmuran yang makamnya tersebar di 154 negara dengan 6 (enam) negara yang tergabung sebagai negara komisaris CWGC: Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, India dan Afrika Selatan. Dalam menjalankan visi dan misinya, CWGC mendapatkan dana dari keenam negara anggota tersebut secara proporsional berdasarkan jumlah makam perang mereka.

JWC menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 1,181 orang tentara persemakmuran (Inggris, India, Australia, Kanada, Selandia Baru, Afrika Selatan) yang gugur semasa pertempuran 1942. Sebagian dari mereka sebelumnya dikuburkan di beberapa tempat di pulau Jawa dan Sumatera. Mereka yang gugur dan dikuburkan di Ambon, Sulawesi dan Timor; dipindahkan dan dimakamkan di Ambon. 72 orang yang gugur, serta dieksekusi di Subang dan namanya tak dikenal dimakamkan di Ancol.

Jantung berdebar sedikit lebih cepat ketika para tamu mulai meninggalkan JWC dan giliran saya dipanggil untuk masuk ke ruang pertemuan. Dari penelurusan singkat melalui dunia maya beberapa hari sebelum bertemu, saya mendapatkan informasi yang mengajak bertemu ini benar-benar orang penting. Jabatannya di CWGC sebagai Vice Chairman sejak Juli 2013, dilihat dari deretan kata di depan dan belakang namanya, menunjukkan jenjang kepangkatan dan penghargaan yang diterima selama bertugas di Royal Air Force (RAF), Chief Air Marshal Sir Joe French, KCB, CBE.

sir joe french, commonwealth, cwgc, makam perang inggris
KiKa: Setiadi Aripin – Manager JWC, Simon Hardman – CWGC Regional Manager Asia Pacific, Sir Joe French – Vice Chairman CWGC, si #TukangKuburan

Senyum ramah dan sambutan hangat dari dua lelaki yang menjulang di dalam ruang itu menenangkan. Buru-buru tangan disorongkan untuk menyambut uluran tangan mereka namun lengan baju mendadak tersangkut di gagang pintu, menahan tangan untuk bergerak. Siang itu, Sir Joe French ditemani Simon Hardman, CWGC Regional Manager Asia Pacific. Sir Joe French yang baru sekali ini bertandang ke Indonesia, berbagi pengalamannya menerbangkan helikopter semasa bertugas di RAF.

Menyenangkan sekali perbincangan di jelang siang itu. Bahagia bisa berbagi dan memberikan sumbang saran untuk pelayanan CWGC, khususnya untuk JWC sebagai destinasi wisata sejarah di Jakarta. Senyum tak lepas dari wajah Joe French dan Simon saat kami pamit. Senyum yang sama tak lepas pula menemani langkah kami menyusuri patok-patok sunyi Menteng Pulo.

Ingin liburan yang berbeda dari yang lain? Kuburan tak selamanya menakutkan, selama kita berkunjung ke tempat yang tepat dengan tujuan yang jelas.

Jakarta War Cemetery
Jl Menteng Pulo (di dalam komplek TPU Menteng Pulo)
Jakarta Selatan
Buka Senin – Jumat pk 08.00 – 17.00 (GRATIS)
*masuk dari jalan kecil di samping Wisma Staco

sir joe french, jakarta war cemetery
Jangan lupa mengisi buku tamu

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua disediakan ALLAH untuk mereka yang mengasihi DIA – [1 Kor 2:9]

Terpujilah nama Tuhan, dari ratusan volunteer yang bergabung di TGWPP, tak banyak yang mendapatkan kesempatan bertemu langsung dan berbincang dengan commissioners CWGC. Bersyukur menjadi yang tak banyak itu. Saleum [oli3ve].

13 thoughts on “Meet Sir Joe French

  1. Wah Mbak, ini keren sekali, bisa berdiskusi dengan salah satu pengambil keputusan di lembaga besar itu. Setuju, wisata kuburan memang menyenangkan, selain bisa belajar banyak soal sejarah, pasti ada cerita yang mencengangkan dan teka-teki yang menanti untuk dipecahkan :)).

    Bravo untukmu, Mbak Olive, keep exploring, keep inspiring, sukses selalu :hehe.

    1. terima kasih Gara, masih suka berasa mimpi kalo ingat pertemuan ini. biasanya mereka mendampingi org2 penting kerajaan, ini ngajak #TukangKuburan ngobrol2 😊

  2. lebaran kemarin aku juga coba wisata yang berbeda kak olive, main – main ke museum prasasti 😀 nggak serem ternyata main – main ke kuburan~ padahal biasanya takut *anaknya aslinya rada penakut sama yang mistis – mistis*

    1. asik kaaaan, hati2 ketagihan kk 😉

      aku sih mulai rada males ke taman prasasti yg selalu ramai dengan yg poto2 buku tahunan or poto model

Leave a comment