Mendadak sekali kami harus bermalam di Perancis. Saya baru mendengar kabar itu sesaat menjelang siang berakhir lewat bisik – bisik antar tetangga yang beredar usai makan siang. Sebagai pejalan yang tak terlalu mempermasalahkan tempat untuk berbaring ketika badan sudah sangat lelah asalkan bersih, saya mah hayuk aja. Lebih cepat dapat kepastian dan sampai di tujuan, lebih cepat beristirahat bukan?
Kepastian kabar berdengung itu akhirnya saya dapatkan dari salah seorang yang dapat dipercaya omongannya. “Malam ini kita akan menikmati perkampungan Perancis abad 16 di Colmar Tropicale, Lip. Kamu pasti sukalah“

Di itinerary memang tertulis kami akan berkunjung ke Colmar Tropicale. Hanya berkunjung layaknya para pelancong yang datang bergembira dan bergambar di beberapa spot foto. Lalu pulang, tak bermalam! Jadi, saya tak terlalu tertarik untuk mencari tahu seperti apa kamar yang tersedia di sana. Karenanya setelah dapat kunci dan mulai mencari kamar yang akan diinapi, masih santai – santai aja. Tapi … begitu pintu kamar dibuka, ada yang nyeletuk,”Ini kamar apa apartemen ya? kamarnya kayak kamar Cinderela!”
Colmar Tropicale adalah resort mewah di dataran tinggi Berjaya Hills, daerah yang sebelumnya dikenal dengan nama Bukit Tinggi, Pahang. Di puncak bukit itu, Colmar Tropicale dibangun dengan konsep seperti perkampungan Alsace, Perancis abad 16. Komplek ini menjadi salah satu destinasi wisata yang digemari para pelancong yang datang ke Malaysia termasuk pelancong Indonesia untuk menikmati suasana ala perkampungan Eropa. Udaranya sejuk karena dikelilingi hutan, cocoklah buat yang rindu menyepi. Untuk mencapainya, ada shuttle bus yang khusus melayani Kuala Lumpur – Berjaya Hills. Waktu ke Colmar Tropicale, saya tak menggunakan shuttle bus tersebut karena sedang mengikuti kegiatan di Selangor jadi berangkatnya dari Kuala Khubu Baru. Bila ingin mengecek jadwal busnya bisa dilihat di SINI.
Kamar – kamar di Colmar Tropicale tersebar di beberapa bangunan yang ada di dalam perkampungan tersebut. Saya menempati One Bed Room Suite di lantai 3 (tiga) bangunan Fuschia, bangunan yang berjarak tiga bangunan dari tempat check in yang berada di bangunan depan di samping kiri pintu masuk Colmar Tropicale. Harga kamarnya RM 345/malam termasuk sarapan. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 1,100,00 saja semalam. Untuk tarif kamar segitu, tamu dapat menikmati fasilitas di dalam kamar yang dibagi atas tiga ruang besar: ruang depan berupa ruang tamu, ruang makan dan pantry, kamar tidur twin bed dengan seperangkat lemari besar dan rak – rak penyimpanan serta kamar mandi dengan bathtub yang lantainya bisa untuk menggelar tiga kasur ukuran queen.

Untuk bersantai dan bersenang – senang, di kawasan Berjaya Hills dilengkapi pula dengan sarana rekreasi yang letaknya tak jauh dari Colmar Tropicale seperti Japanese Village, Animal Park, Botanical Garden, Adventure Park maupun Sport Complex. Sedang di dalam Colmar Tropicale-nya sendiri ada beberapa restoran dan kafe untuk duduk – duduk sembari bercengkerama dengan kawan. Sayangnya, saya tak sempat masuk ke salah satu kafenya karena malam itu diajak turun ke Awana Resort Genting Highland menghadiri jamuan makan malam. Pulangnya sudah larut, langsung masuk kamar tidur agar esok pagi cukup bertenaga berjalan – jalan ke Jepang.


Pagi hari usai sarapan di Le Blason, kami berangkat ke Jepang dengan shuttle bus yang disediakan oleh Colmar Tropicale. Ternyata Perancis ke Jepang umphh maksudnya … Japanese Village hanya 10 menit saja lewat darat dan jalannya nanjak – nanjak. Bus yang setiap 30 menit mondar – mandir ke sana tak sampai ke gerbang perkampungan. Setiap pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dari perhentian bus diawali dengan meniti 80 anak tangga, dilanjutkan trekking terbungkuk – bungkuk. Heehe .. nggak koq. Buat yang nggak kuat naik tangga, bisa lewat jalan raya yang lebih menyenangkan dengkul, sedikit nanjak juga dan tentu saja berjalan kaki. Saat lelah, saya pura – pura berhenti mengamati 3 (tiga) om – om bule yang mencari burung. Om – om bulenya sendiri sudah merasa terganggu dengan suara – suara tawa kami yang suka pecah di hutan sewaktu bersua kala berjalan pagi – pagi di Fraser’s Hill. Namanya jodoh ketemu di jalan, kami berjumpa lagi di bus dalam perjalan dari Colmar Tropicale ke Japanese Village. Kali ini mereka mengatur jarak dan berjalan tergesa – gesa bila mendengar suara gaduh mendekat hahaha.
Di Japanese Village, pengunjung dapat menikmati jamuan minum teh ala Jepang di sebuah rumah teh. Menurut informasi yang tertulis pada papan petunjuk di mulut kampung, rumah teh tersebut adalah rumah teh pertama di dunia yang dibangun di tengah hutan hujan tropis. Sayangnya saat kami sampai di sana, rumahnya ditutup rapat – rapat jadi tak dapat mampir mencicipi tehnya. Kami pun hanya menikmati suasana kampung Oshin itu dengan duduk – duduk di dekat kali menikmati kelakuan beberapa kawan yang asik bergambar dengan kimono yang disewa di sana.
Puas di Jepang, kami kembali ke Colmar Tropicale untuk meluruskan kaki sejenak dan memuaskan lidah dengan makan siang di Le Blason pakai ‘nambah berkali – kali meski cuma mondar – mandir ngambil salad, soup, ikan salmon dan buah potong 🙂 Selepas makan siang, kami turun ke Genting Strawberry Farm sebelum lanjut pulang ke Shah Alam , saleum [oli3ve].
keren tempatnya Colmar Tropicale, eropa tapi tropis gitu ya..btw model mode kampung ini ada ya di daerah jabar..namanya apa ya..pernah liat di tv
Hmmm Perancis mini 🙂
aku semakin penasaran ama colmar ini
bisa pp koq dari KL Win, pakai shuttle bus
keren! menarik mbak, selalu suka penyajian yang khas dan tradisional… ntar bandingin kalo mampir ke desa di Perancis mbak…
semoga sempat mampir beneran ya Kei 😉
Amin!
aaaak sudah lama aku ingin ke sini kaaaak, tapi belum kesampaian….ajakin aku kaaaak
yuuuk tapi aku dah pulang gimana donk?
aahhh, kayaknya cocok buat hanimun nih. #ehh
ehhm … ehhhmmmm …
serasa udah nyampe Eropa aja ya Olive…?
keren ya ..
Beda ulasan dan foto, beda juga rasanya ya Mba..sebelumnya saya pernah baca tentang destinasi ini..tapi keren..keren Mba, semoga di Indonesia juga bisa punya destinasi begini juga ya…
Kamarnya mewah sekali.. kalo nginap disitu mungkin rasa pengen bermalas-malasan tapi inget kalo harus segera keluar hotel buat jalan-jalan haha
hahaha benar sekali bang Deddy