Jalan – jalan, salah satu cara menyiasati bosan setelah berlama – lama diam di rumah saja. Selain menyegarkan pandangan, mengunjungi tempat – tempat kesenangan juga terapi bagi jiwa yang sehat.
Saya jadi teringat Yus Mei, seorang kawan berjalan. Sewaktu bertemu dalam satu perjalanan ke Belitung beberapa tahun lalu, dia asik mencari informasi stadion. Rupanya ia terobsesi dengan tiang gawang. Baginya, gawang sepak bola itu tempat ikonik sehingga dirinya merasa perlu mencari stadion untuk bergambar di antara tiang gawangnya. Tentu tak semua lapangan bola disasarnya. Ia hanya memilih lapangan bola di stadion ternama di kota – kota yang dikunjunginya.
Setiap pejalan memiliki kesenangan, minat, dan tempat idaman yang dipandang elok untuk bergambar ketika melakukan perjalanan. Yang sering mampir kemari, pasti sudah tahu tempat – tempat kesenangan saya kan? 🙂
Oh, kali ini kita tidak akan membahas tempat – tempat khusus itu tapi jembatan ikonik yang instagenik sehingga menarik minat pejalan untuk dikunjungi dan dijadikan lokasi bergambar di Kuala Lumpur. Jembatan apa dan di mana saja itu? Nih, diingat baik – baik ya:
01 – Stasiun LRT Pasar Seni – Stasiun KTM Kuala Lumpur Link Bridge
Tak sengaja mampir ke sini karena terperangkap hujan saat turun di Stasiun LRT Pasar Seni. Berharap hujan tak berlama – lama turun, iseng berkeliling di stasiun. Jika kamu penyuka arsitektur, pasti senang bermain – main di jembatan yang menghubungkan Stasiun LRT Pasar Seni dengan Stasiun KTM Kuala Lumpur yang baru dibuka akhir 2019 lalu ini.
Dari atas jembatan, kamu bisa bisa menikmati lalu lalang kendaraan di jalan raya juga aliran Sungai Klang sambil menyeruput kopi atau teh yang dibeli dari kedai – kedai di stasiun.
Karena hujan semakin deras, rencana bermain ke Central Market dan pulang jalan kaki ke penginapan di Brieckfields siang itu pun berganti dengan jalan – jalan di jembatan dan menikmati suasana stasiun dengan mencari spot – spot untuk bergambar sebelum kembali naik LRT ke KL Sentral.
02 – Nu Sentral – Stasiun Monorail KL Sentral Link Bridge
Sebagai penikmat transportasi publik, saya paling senang berkeliling di Kuala Lumpur karena moda transportasi publiknya sudah saling terintegrasi. Meski hujan sederas – derasnya, saya tak perlu khawatir akan basah saat pulang ke penginapan di kawasan Little India, Brieckfields. Dari KL Sentral, tinggal jalan kaki memotong jalan lewat pusat perbelanjaan Nu Sentral yang terkoneksi dengan Stasiun KL Sentral.
Spot bergambar yang menarik di sini adalah eskalator dari Nu Sentral ke Tun Sambanthan (dan sebaliknya). Setelah berkali – kali naik turun melewati tangga berjalan ini, baru pada Maret lalu saya tahu kalau tempat ini termasuk salah satu incaran para pemuja spot instagramable. Padahal, tangganya di depan pintu penginapan yang biasa ditempati selonjoran sehabis berkegiatan di luar kota. Desainnya yang artistik mengundang rasa penasaran pejalan untuk merekamnya dalam bentuk gambar.
Datanglah ke sini saat para pekerja sudah duduk manis di kantornya agar leluasa untuk mengambil gambar tanpa terganggu lalu lalang pengunjung lain. Hindari melewatinya di malam hari karena pencahayaannya sangat minim, hanya mengandalkan pantulan cahaya dari penerangan jalan/gedung di sekitarnya, dan sering menjadi tempat mangkal tuna wisma. Jika memang harus lewat di sini juga, gunakanlah lift meski hanya turun/naik satu lantai.
03 – Petronas Twin Towers’s Sky Bridge
Bergambar dengan latar menara kembar Petronas sepertinya WAJIB dilakukan oleh setiap pejalan yang (baru) bertandang ke Kuala Lumpur. Pemandangan yang biasa terlihat ketika berjalan – jalan di sekitar KLCC, entah siang pun malam.
Tapi, pernahkah terpikir untuk menikmati pemandangan kota dari jembatan penghubung kedua menara yang berada di lantai 41 dan 42 Petronas?
Tak mudah memang untuk bisa sampai di sana. Butuh perjuangan dan pengorbanan. Berjuang untuk datang antri pagi –- pagi agar bisa mendapatkan tiket karena pengunjung dibatasi. Dan harus rela berkorban mengeluarkan isi dompet untuk membayar tiket masuk sebesar RM80 untuk pemegang paspor asing. Kalau dirupiahkan, dikalikan saja dengan kurs hari ini.
Jangan kaget dengan angkanya, dijamin tak akan menyesal. Tarif tersebut akan membawamu menikmati salah satu menara pencakar langit tertinggi di dunia ini di tiga lantainya. Dua lantai double decker skybridge dan melihat – lihat kota juga puncak gedung dari observation deck di lantai 86.
04 – Saloma Link Bridge
Ini dia jembatan penyeberangan orang (JPO) terbaru di Kuala Lumpur. Baru dibuka pada Februari lalu dan langsung menjadi sasaran para pemuja spot instagramable. JPO ini menghubungkan Jl Ampang/KLCC dengan Kampung Bharu. Jadi, bila hendak bepergian misal kulineran ke Kampung Bharu; tak perlu lagi berputar jauh – jauh dengan kendaraan bermotor seperti kawan saya. Sudah jauh, kena macet, sesampai di tempat makan cari parkirnya susah pula! Terus .. balik lagi donk makan di dekat – dekat KLCC juga! Upzz, itu drama perjalanan dengan kawan mencari makan malam beberapa waktu lalu hahaha.
Terpujilah Saloma, eh .. maksudnya terima kasih sudah dibuatkan JPO yang membuat waktu lebih ringkas untuk saling berkunjung. Saloma Link Bridge membentang di atas Sungai Klang dan jalan raya bebas hambatan Ampang – Kuala Lumpur. Bisa dibayangkan donk perjuangannya jika mesti menyeberang sungai dan jalan lebar nan ramai itu?
Diberi nama seturut nama artis Singapura yang tersohor di Malaysia pada era 60an, Salmah binti Ismail a.k.a Saloma. Saya senang bermain ke jembatan ini karena di seberangnya ada tempat kesenangan lain. Bukan Petronas Twin Towers, tapiiii .. tempat peristirahatan Saloma dan seniman serba bisa Malaysia, P. Ramlee, suaminya.
Tempat ini sangat ramai di malam hari karena kelap – kelip lampunya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk bergambar. Jika ingin menikmatinya dengan tenang, datanglah di siang hari.
05 – River of Life
Jika kamu sempat berkunjung ke Kuala Lumpur pada 2015 – 2017, kamu pasti memerhatikan kawasan Merdeka Square dan sekitarnya yang berantakan, berdebu, dan bising dengan suara mesin bor dll. Saat itu adalah masa – masa pengerjaan proyek transformasi besar yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia untuk merevitalisasi kawasan pertemuan Sungai Gombak dan Klang. Dari sini cerita lahirnya Kuala Lumpur bermula satu setengah abad yang lalu.
River of Life, nama proyek revitalisasinya yang kemudian juga menjadi nama untuk kawasannya hingga sekarang. Menyenangkan berjalan – jalan di pedestrian di sepanjang bibir sungai yang menghubungkan Masjid Jamek hingga Pasar Seni ini. Jika lelah, kamu bisa duduk – duduk di bangku – bangku yang tersedia di situ.
Pada malam hari, tempatnya pun menjadi sangat ramai karena ada atraksi air mancur menari dengan permainan lampu – lampu yang cantik. Dan pengunjung akan ramai berdesakan di jembatan River of Life untuk dapat menangkap momen yang berlangsung antara pk 21.00 – 23.00 tersebut.
06 – Canopy Walk KL Forrest Eco Park
Nah, ini bonus. Karena tetiba teringat tempat satu ini. Ingin naik jembatan yang lebih menantang? Bermain – mainlah ke KL Forrest Eco Park, satu – satunya hutan di tengah kota Kuala Lumpur di Bukit Nanas. Letaknya berada di dalam satu kawasan dengan KL Tower. Selain bisa manjat – manjat dan jalan di jembatan kanopinya, kamu juga bisa trekking dan melihat – lihat koleksi flora dan fauna yang ada KL Forrest Eco Park. Seingat saya masuk ke sini, GRATIS!
Bagi yang senang mengayuh pedal, cobalah berkeliling Kuala Lumpur dan mampiri jembatan – jembatan ikonik di atas dengan bersepeda. Andai ragu untuk mengayuh sendiri, kamu bisa mengatur jadwal perjalanan dan minta ditemani Elena, kawan bersepeda saya.
Bagaimana? Sudah siap jalan – jalan (lagi) ke Kuala Lumpur? Eh, tapi coba periksa dulu dokumen perjalanannya. Setelah lama di rumah aja, paspor masih berlaku gak? Jika sudah habis masa berlakunya, cek panduan memperpanjang paspor di era tatanan kehidupan baru.
Awal Juni ini, Tourism Malaysia sudah mulai membuka kembali destinasi – destinasi wisata andalannya namun baru berlaku untuk perjalanan dalam negeri saja. Untuk perjalanan antara bangsa, ditahan dulu ya. Kita piknik aja dulu sambil gelar tikar di teras rumah dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan, saleum [oli3ve].
Yang jembatan KTM dan Pasar Seni aku hanya lalu lalang saja tanpa memperhatikan. Padahal kalau ke KL selalu lewat jembatan ini. Kalo yang di NU Sentral aku malah kek orang gila foto-foto di situ sendiri pakai tripod dilihatin banyak orang muehehehe. Yang di Nadi River aku biasa duduk santuy sambil menunggu malam. Biasanya banyak fotografer berjejer nunggu lighting di sekitaran sungai menyala. Nah yang Saloma kok aku belum pernah sama sekali huhu 😦
Saloma Link Bridge baru Februari kemarin dibuka kk
River of Life mirip sungai bening di Episentrum Kuningan ya mba 🙂
beda Isna, meski sama – sama sungai hehehe
Ahaha… maafkeun kak 🙂
Noted, kak. Btw jembatan di Stasiun LRT Pasar Seni bukannya udah lama ya? Atau waktu itu jembatannya belum terhubung ke Stasiun Kuala Lumpur ya.
Ada yang baru kak antara stasiun Pasar Seni – KTM KL, baru dibuka untuk dilalui November 2019 lalu
River of life itu kalau siang bagaimana penampakannya?
Hi! Nice to find ur blog!
Aku lagi ingat-ingat, kayaknya udah lama gak ke KL kota, hahaha.. karena selama ini cuma mampir di bandaranya aja. Jadi, baiklah kalo waktunya sudah tepat untuk pergi, ya bakal liat-liat KL juga.
*tapimauperpanjangpaspordulu…
banyakan gitu ya .. transit di bandara saja hehe