Semasa kecil dulu saya tak bosan – bosannya kagum acap kali ada helikopter mendarat di lapangan bola di depan rumah. Bahkan kalau mendaratnya di lapangan lain, yang tak terlalu jauh dari rumah; saya dengan senang hati akan berlari menuju lapangan itu demi melihatnya mendarat dan rela menunggu di balik pagar hingga ia beranjak pergi. Kehadiran helikopter di kota kecil tempat saya lahir menjadi salah satu hiburan dan tontonan yang menarik. Tak jarang, bila lapangan tempatnya mendarat dilapisi dengan pasir, maka saat pulang ke rumah, kepala pun penuh dengan pasir, potongan rumput, dan tanah yang terkena hempasan angin baling – baling helikopter.
Saya tak terlalu suka ketinggian. Ketinggian kadang membuat kaki gemetar. Tapi saya juga menyimpan rasa penasaran, bagaimana rasanya berada di ketinggian, duduk di dalam kokpit helikopter?
Rasa penasaran itu sudah lama terlupakan. Saya tak mengingat kenapa dan kapan angan itu tak lagi hinggap. Sampai pada akhir Maret lalu, saya ditawari menikmati Kuala Lumpur dari ketinggian. Woayoo!! Tawaran yang tentu saja tak mungkin ditolak. Ini kesempatan langka, belum tentu juga ada yang menawarkan hal serupa di Jakarta bukan?
Jadi, siang itu, sesampai di Kuala Lumpur usai mengikuti Konferensi AUYA di Melaka (tentu saja ditambah jalan – jalan bersama Tourism Melaka); berempat dengan Kenneth dan Rosette; keduanya dari Filipina serta Widya kawan dari Kompasiana, kami makan kesiangan di Warung Cafe yang berada di dalam kawasan Malaysia Tourism Center (Matic). Rencananya usai makan siang, kami akan berkeliling Kuala Lumpur sebelum beranjak ke KLIA dengan HELIKOPTER!

Rencana yang nyaris gagal karena dalam perjalanan ke landasan helikopter di Taman Tasik Titiwangsa, langit mendadak murung, dan gerimis perlahan turun saat kendaraan yang mengantarkan kami tiba di tujuan. Tepat saat kaki melangkah ke dalam ruang kantor ASCEND Skytour, operator yang menjalankan paket wisata udara; hujan menderas dan harapan untuk terbang harus dilupakan segera.
Meski cuaca mendung galau, Shariza Mohd Hithir, Marketing Manager ASCEND Skytour, masih mencoba memastikan dan menanyakan laik tidaknya helikopter terbang dalam cuaca tak bersahabat begini? Tiga orang pilot ditanyai, tapi semuanya sepakat menggeleng, tak mau mengambil resiko. Ya sudah, mari membaca brosur saja sembari berdoa hujan segera reda.
ASCEND Skytour menawarkan 4 (empat) paket wisata udara:
- KL Express – durasi 6 menit, tarif RM 796/sekali terbang, untuk menikmati KLCC, KL Tower, Dataran Merdeka, Istana Negara, Masjid Negara Kuala Lumpur.
- City Explorer – durasi 15 menit, tarifnya RM 1,996/sekali terbang, untuk menikmati Batu Caves, Masjid Wilayah Persekutuan, Dataran Merdeka, KLCC, dan KL Tower.
- Jungle Escape – durasi 30 menit, tarifnya RM 3,596/sekali terbang, Quartz Ridge, Batu Dam, Telecom Tower, Istana Negara, dan KLCC.
- Mountain View – durasi 45 menit, tarifnya RM 5,996/sekali terbang, untuk menikmati Genting Highlands, Templer Park, Batu Caves, KL Tower, dan KLCC.
Updated – Harga di atas adalah harga per 19 Oktober 2019. Agar tak terlewat, silakan untuk selalu mengecek kemutakhiran harga paket di ASCEND Skytour.
Harga paket di atas adalah biaya sewa satu helikopter (termasuk pajak) yang dapat mengangkut maksimum 3 (tiga) orang penumpang plus 1 (satu) orang pilot. Jika dari postur tubuh calon penumpang cukup lebar, bisa saja helikopternya hanya mengangkut dua bahkan satu penumpang saja. Waktu terbang dapat dipilih antara pk 10.00 – pk. 19.00 dengan mempertimbangkan cuaca. Untuk menjalankan paket wisata udara, ASCEND Skytour mengoperasikan 9 (sembilan) unit helikopter dengan 5 (lima) orang pilot berpengalaman yang direkrut dari luar.
Selain paket di atas, ASCEND Skytour juga melayani pengantaran titik per titik. Misal kamu ingin naik helikopter dan diturunkan di Batu Caves atau Genting Highlands, bisa banget. Untuk informasi paket tersebut silakan menghubungi alamat berikut:
ASCEND Skytour
Titiwangsa Heliport
Jalan Kuantan, Tasik Titiwangsa, Titiwangsa,
53200 Kuala Lumpur, Malaysia
Sales line: +6019 258 68 18
Email: info@ascend.me

Mata saya masih sibuk membolak – balik brosur ketika Adil Mohd memasuki ruangan. Ia menyatakan kesediaannya terbang dengan syarat hanya sekali terbang untuk TIGA menit saja di udara. Mendengarnya angan masa kecil saya kembali tumbuh. Tak mengapa cuma dapat tiga menit, yang penting mengudara. Ah, tapi hati saya juga sedikit was – was melihat langit masih gelap, dan terus saja menumpahkan air ke bumi.
Shariza mengeluarkan pernyataan hanya akan sekali terbang. Shams dari Gaya Travel yang menemani ke lokasi menawarkan kesempatan itu kepada Widya, Rosette, dan saya dengan pertimbangan Kenneth bisa terbang esok pagi karena dia masih akan berada di Kuala Lumpur beberapa hari ke depan. Selanjutnya semua prosedur persiapan terbang dilakukan cepat – cepat. Seorang staf ASCEND Skytour memastikan keabsahan data diri yang sebelumnya sudah diserahkan termasuk berat badan untuk menentukan siapa yang akan duduk di samping pilot dan yang duduk di bangku belakang. Widya kebagian bangku depan, saya dan Rosette menempati bangku belakang. Setelahnya, kami berlari – lari kecil mengejar Adil Mohd yang telah berlari lebih dulu ke tempat parkir helikopter di pinggir danau. Rasanya seperti sedang evakuasi dari suatu tempat haha.

Kami harus masuk satu – satu ke dalam badan helikopter. Dimulai dari depan, baru belakang kiri, dan kanan. Tak tahu kenapa begitu, saya tak sempat menanyakannya saking semangatnya, bahkan saya lupa akan rasa was – was yang tadi mampir. Sebelum terbang, Adil memastikan semua pintu sudah dikunci, headset berfungsi dengan baik, dan sabuk sudah terpasang dengan kencang. Tak lama, saya merasakan kepala heli sudah mendongak dan perlahan badannya naik, menjauh dari darat, meninggi, dan semakin tinggi. Saya membayangkan serupa duduk di dalam troley belanja berbentuk mobil – mobilan di supermarket yang bisa terbang. Ketika hendak berbelok, moncong heli sedikit menukik, sedang ekornya terangkat. Pada posisi tersebut, rasanya seperti mau tumpah. Sekejap saja, setelahnya biasa lagi.
Tak terasa waktu 3 (tiga) menit telah terlampaui, kami pun harus turun. Lucunya, sesampai di darat, hujan berhenti, dan langit perlahan cerah; turut senang melihat keriangan kami, membuat hati ingin kembali terbang. Sayang, kami tadi telah sepakat hanya terbang sekali, tiga menit saja. Terima kasih Gaya Travel Magazine dan ASCEND Skytour yang telah memberikan kesempatan menikmati Kuala Lumpur dengan helikopter dan mewujudkan angan masa kanak – kanak saya. Next ingin ke Genting Highlands pakai helikopter saja, saleum [oli3ve].
waaaah, aku pun pengen banget ngerasain terbang pake hellicopter. Sewaktu masuk ke helicopter, ga was-was sama baling-balingnya kak?
seruuu banget. pasti asik ya bisa melihat pemandangan kota dari ketinggian secara langsung. 🙂
liat twin tower dari ketinggian, pasti kece banget..
Seru kali kaaak. Ajak aku juga dong naik heli
seru lho naik heli ini kata orang sudut pandangnya beda dengan dron apalagi kalau pilotnya kece, itu bonus wkakakkakakka
Semoga bisa naik jga suatu saat nanti kak. Keren ah pengalamannya.
Seruuu bangeeettt. Aku belum pernah naik helikopter. Di deket rumahku juga ada lapangan bola, kak. Suka dipakai mendarat helikopter di situ.
Btw kok KL bisa berselimut kabut gitu ya. Epik!
wew keqnya seru banget ini kk olip. Klo disuruh masuk ke kamar suite Michael Jackson TukangKuburan mau ga?
asiik .. kamu mau kasih pocer ya kk Bebz? 😊
hahaha yo enggak kk, aku cuma nanya ae hahaha
Jadi kita sama ya Mba, dahulu kalau ada heli mendarat pasti nonton terkagum-kagum..hehehe
haha .. pengalaman masa kecil ya
Waaa terdampar di tulisan dimana waktu kecil pun saya juga pengen terbang. Pengenn