Saya kembali ke Vancouver malam itu saat purnama mencapai puncaknya. Ia mengintip malu – malu dari sela – sela daun pepohonan yang tumbuh di samping kabin. Bersyukur sekali saya mendapatkan kabin yang menghadap ke kolam renang. Cukup duduk – duduk di teras, saya bisa menikmati purnama memendarkan warna keperakan saat mencumbu air di permukaan kolam renang itu. Pun bila pagi datang dan menggeliat di lantai teras, pijar keemasannya membuat daun – daun pohon melonjak kegirangan. Keanggunan purnama yang memesona mengalihkan kerinduan badan pada kucuran air panas yang jatuh dari pancuran. Segala lelah setelah seharian berada di luar ruang perlahan susut. Lelehan keringat yang tadi tiada henti mengalir, telah mengering dan lengket pada badan. Saya masih enggan untuk beranjak dari teras. Namun, angin menusuk dari pantai di belakang kabinlah yang akhirnya memaksa diri masuk kamar dan mandi.

Di Vancouver, terdapat 2 (dua) buah ranjang susun yang saya tempati bertiga dengan Emily dan Suci selama 2 (dua) malam saat mengikuti kegiatan #RentakSelangor kedua pada awal Maret lalu. Vancouver adalah nama salah satu kabin/kontener yang telah dimodifikasi menjadi kamar yang nyaman untuk ditempati beristirahat di The Kabin, Kuala Selangor.

Serupa dengan kamar hotel pada umumnya, selain ranjang, kabin ini juga dilengkapi dengan kamar mandi di dalam dengan kloset duduk, wastafel untuk mencuci tangan, dan pancuran untuk mandi yang bisa diatur panas dinginnya. Tersedia 1 (satu) unit televisi layar datar dengan pilihan saluran yang bisa dipilih – yang hanya kami nyalakan di pagi hari -, 1 (satu) unit kulkas satu pintu, 1 (satu) unit ketel listrik untuk menjerang air panas lengkap dengan air mineral dan mugnya, serta meja kecil berlaci memanjang di lantai yang multifungsi. Ya jadi laci penyimpanan, juga meja untuk menempatkan perkakas minum dan tempat pijakan kulkas, serta buat menulis.


Ini kali ketiga saya tidur di dalam kontener. Sebelumnya, saya pernah menginap dua kali di Container Hotel, Kuala Lumpur. Namun, konsep Container Hotel dengan The Kabin berbeda. Model dan tipe kamar yang ditawarkan pun berbeda. Dari segi letak; Container Hotel berada dekat ke jantung kota sedang The Kabin berdiri di pinggir kota.
The Kabin menyediakan 18 (delapan belas) unit kontener panjang untuk kamar yang ditempatkan di 3 (tiga) zona: Asian & Australian Ports, European & Afrikan Ports, dan Amerikana Ports. Vancouver berdiri di wilayah Amerikana Ports. Ia berupa bungalow susun dari dua kontener yang berada di lantai atas. Vancouver berdiri di atas Balboa. Mereka tak saling terhubung karena masing – masing memiliki pintu sendiri – sendiri.


Untuk mencapai Vancouver, saya mesti berjalan menyusuri kolam renang dari samping cafe hingga ujung kolam renang, lalu berbelok ke kiri melawati Long Beach. Dari samping Long Beach, berbelok sedikit ke kanan – lebih tepatnya mengarah ke belakang The Kabin – tempat berdirinya pendapa untuk barbeque. Di sana ada tangga untuk naik ke kabin yang sedikit terhalang oleh rimbunnya tanaman perdu di dekatnya. Bila malam sudah datang, berjalan sendiri ke Vancouver butuh sedikit keberanian. Karena, jalan kecil di samping Long Beach penerangannya kurang, apalagi kalau kabin di bawahnya kosong; selamat berlari deh. Oh, tapi malam itu, purnama yang menuntun langkah saya mencapai anak tangga sehingga tak hirau pada gelapnya jalan di sekitar Long Beach dan Vancouver.


Vancouver memiliki teras sendiri yang lega dengan dua bangku rendah untuk berjemur yang terbuat dari kayu, dicat putih dengan pandangan menghadap ke kolam renang serta sebuah meja bulat yang dikelilingi 4 (empat) bangku aluminium untuk duduk – duduk menikmati pagi pun senja.
Lot 2984 Jalan Jati, Pantai Remis,
45800 Jeram, Kuala Selangor, Malaysia
Telp +6017-678 3825 / +603 3264 0578
Email: info@thekabin.com.my
Selain Vancouver, The Kabin juga menawarkan kamar lain dengan harga sewa seperti berikut:

Selama tinggal di The Kabin, setiap tamu dapat menikmati fasilitas yang tersedia seperti Cafe, Kolam Renang, Karaoke, Ruang Multifungsi yang dapat menampung 20 – 20 pax, barbeque, serta wifi yang cukup kencang (di cafe). Jika kamu ingin menginap di The Kabin, jangan lewatkan jam makan pagi, psstt .. Nasi Lemak dan Teh Tariknya bikin ketagihan. Bila malam hari kamu memesan barbeque, jangan salahkan kokinya jika kakimu tak bisa berhenti mondar – mandir ke meja makan.

Tak hanya kamar yang dirancang dari kontener, setiap ruang di The Kabin – kecuali kolam renang tentunya – memanfaatkan kontener yang telah didesain sesuai dengan keperluan dan fungsinya. Untuk kamar meski dipasangi AC, tetap masih dilengkapi dengan jendela bulat yang besar – besar serupa jendela kapal. Bila nanti kamu bersekempatan untuk menginap di sini lebih dari semalam, ingatkan pada petugasnya untuk membersihkan kamar. Mereka tak akan melakukannya jika tak ada permintaan dari penghuni kamar.

The Kabin dapat dicapai dengan sejam berkendara dari Kuala Lumpur. Tak terlalu jauh untuk dijadikan tempat bersembunyi dan melarikan diri sejenak dari keramaian. Karena kapasitas kabin bisa diisi hingga 6 (enam) orang, sebaiknya bersembunyilah ramai – ramai dengan kawan berjalan, saleum [oli3ve].
unik benar ya konsep hotelnya, spertinya seru buat dicoba nih kalau ada rezeki dan kesempatan
iya kk Rey, seru tempatnya
lucuuuuu, pengen cobaaaa
rekomendasinya kak Olive pasti kece2 deh
Iya, lucukkk banget sepakat ama Dita 🙂
Aaaaaakkk pengen nginep di hotel kontainer kayak gini. Suasananya menyenangkan banget! Apalagi dipadu ruang terbuka. Aku malah bermimpi punya rumah dengan kontainer 😀
keceh ini, unyukk nyaaa… hotel kontainer belum pernah nyobain, yg pernah kapsul
kurang kak… nggak ada kopi 😀
aku pengen ikutan rentak selangor jugaaaa
karena ada yg lupa ngirim dan bawain kopinya 😂
pindah dulu lah aku ya kak…