Jika berkesempatan mampir sebentar ke Pontianak dan tak punya banyak waktu untuk berkeliling jauh – jauh, kegiatan apa yang akan kamu lakukan? MAKAN!!
Yakin nggak ingin mencari yang lain, Lip? GAK-lah, kesenangan yang satu itu membutuhkan waktu yang tak sedikit, lho. Tahu kan kesenangan yang saya maksud? 😉
Tempo hari usai Mengejar Tatung ke Singkawang, kami harus transit semalam di Pontianak karena dapat tiket pulang ke Jakarta dengan penerbangan keesokan paginya. Setelah mendapatkan jadwal penerbangan dari kepala suku, saya menghitung – hitung waktu yang bisa dimanfaatkan untuk menyenangkan lidah dan lambung hanya TIGA jam saja! Artinya, harus kabur pagi – pagi dari penginapan jika ingin memaksimalkan waktu yang ada.
Tapi kemana? Saya sama sekali tidak mencari tahu destinasi wisata Kota Khatulistiwa karena sejak awal mengiyakan ikut perjalanan ke Singkawang, TIDAK ada informasi akan mampir di Pontianak. Kabar baiknya, sore itu kami dapat penginapan di tengah kota. Jadi, mari kita nikmati saja apa yang bisa dinikmati di dekat penginapan 🙂
01 – Mie Tiaw
Setelah check in di Ibis Hotel Pontianak, beristirahat sebentar, dan bersih – bersih; kami sepakat dan mengatur janji temu di lobi untuk berburu mie tiaw (= kwetiau) malam itu. Mie Tiaw Apollo, target yang akan dieksekusi. Lupa kalau hari itu masih ada rangkaian imlek dan banyak kedai makanan yang tutup di kawasan pecinan. Dalam sekali lirik, pilihan pun dijatuhkan pada kedai yang buka dan tak jauh dari Apollo; Mie Tiaw Melayu di daerah Pattimura, Pontianak.

Menurut mbak yang mencatat pesanan, Mie Tiaw Goreng adalah menu yang banyak dipesan pengunjung Mie Tiaw Melayu. Jadilah sebagian besar pilihan dijatuhkan padanya. Agar ada yang berbeda saat disajikan (dan dipotret), saya memesan Mie Tiaw Siram Lengkap dengan mengurangi daging karena gigi sedang ‘ngilu dan tak ingin diberi tugas ekstra untuk mengunyah yang keras – keras.

Mie Tiaw Melayu
Jl. Pattimura PSP No. 5, Pontianak 78243
Kalimantan Barat
Telp 0813-4516-6633
Buka: pk 09.00 – pk 23.00
Tak ada kegiatan lain usai makan malam, dengan lambung penuh terisi, kami langsung kembali ke Ibis untuk beristirahat.
Pagi – pagi usai sarapan dengan porsi kecil di penginapan – seporsi omelet, dua porsi buah potong, segelas susu, dan segelas air mineral – saya memutuskan untuk memuaskan lidah dengan menu sarapan lokal.
02 – Bubur Ikan Ahian
Sebagai penyuka bubur dan ikan, tujuan pertama saya pagi itu adalah Bubur Ikan Ahian. Letaknya tak terlalu jauh dari hotel. Dengan memanfaatkan promo Grabbike, saya hanya membayar 1 rupiah untuk sampai di tujuan.
Makan bubur di Pontianak serupa dengan makan sup. Yang disebut bubur di Pontianak dan sekitarnya adalah nasi yang disiram dengan kuah. Ada 2 (dua) sajian bubur yang bisa dipilih: bubur ikan atau sup ikan. Bedanya apa? Bubur ikan nasinya dicampur, sedang sup ikan nasinya dipisah.
Bubur Ikan Ahian
Jl. WR Supratman No.A3/27, Benua Melayu Darat,
Pontianak 78243, Kalimantan Barat
Telp 0561-730908
Buka: pk 06.00 – pk 14.00
Agar tak keliru memesan makanan, saya bertanya ini itu dulu pada engkoh yang meracik bubur. Kata si engkoh, yang spesial dan banyak dicari adalah ikan napoleon meski harganya lebih mahal dari ikan kakap. Maka seporsi Bubur Ikan Napoleon dengan Telur Setengah Matang ditambah toping Kulit Ikan Napoleon Goreng jadi pilihan untuk sarapan berikut Teh Manis Panas. Untuk semua yang masuk ke lambung pagi itu di Bubur Ikan Ahian, dihargai Rp 48.000,-
03 – Pisang Goreng Pontianak
Beberapa tahun lalu yang namanya Pisang Goreng Pontianak sempat booming, membuat warung – warung penjual pisang goreng menjamur di Jakarta dan sekitarnya. Untuk dapat merasakan perbedaan Pisang Goreng Pontianak dan pisang goreng di rumah atau tempat lain, kamu harus mencicipi pisang goreng yang digoreng dan dijual di Pontianak.
Karenanya begitu melihat ada yang menggoreng pisang di samping Bubur Ikan Ahian; saya pun memesan dua buah, dibungkus. Rencananya untuk teman minum kopi. Satu pisang dihargai Rp 2.500,- (maaf lupa nama warungnya).
04 – Kopi Pancong dan Roti Srikaya
Meski bukan peminum kopi, belumlah lengkap berkunjung ke suatu daerah tanpa menyesap secangkir kopinya. Untuk itu saya merasa perlu berkonsultasi dengan Ghana yang mengakrabi Pontianak agar tak salah arah. Kebetulan, dalam urusan memuaskan lambung, selera kami tak jauh berbeda. Mengikuti saran Ghana, saya pun melanjutkan perjalanan ke warung kopi yang berdiri sejak 1942; Warung Kopi Suka Hati (di penanda kedainya terbaca Warung Minuman Suka Hati).
Warung Kopi Suka Hati
Jl. Tanjung Pura No. 17, Benua Melayu Laut
Pontianak 78117, Kalimantan Barat
Telp (0561) 735583
Buka: pk 05:30 – 17:00
Pagi itu warungnya ramai, 11 meja yang ada sudah diisi 2 – 4 laki – laki! Saat melangkah masuk, semua mata memerhatikan. Mungkin janggal di mata mereka ada perempuan masuk warkop sendirian.
Secangkir Kopi Hitam dan Roti Srikaya saya pesan sebelum menempati satu meja yang masih kosong dekat pojok. Sebenarnya selain kopi, yang terkenal di Suka Hati adalah Selai Srikaya-nya. Ia jadi bahan olesan untuk pisang goreng dan roti. Karena saya sudah membeli Pisang Goreng Pontianak, jadilah roti yang dipilih sebagai teman ngopi. Sewaktu bayar, saya menyerahkan uang Rp 10.000,- dan mendapat kembalian Rp 1.000,- Murah bangeeeet!
Ngomong – ngomong, Pisang Goreng Pontianaknya jadi dimakan gak, Lip? Jadi donk, tapi baru esok paginya sesampai di Jakarta buat sarapan. Walau sudah dingin tetap enak lho, apalagi dikudap panas – panas 😉
Pk 07:30 kapasitas lambung sudah penuh. Masih ada sisa waktu satu setengah jam untuk bersiap sebelum beranjak ke bandara Supadio. Saya memutuskan kembali ke hotel dan berniat mampir sebentar ke Museum Kalimantan Barat yang berada persis di samping Ibis Hotel Pontianak. Baru turun dari ojek sebuah pesan masuk, “enjoy your time kak, kita check out pk 12”. Yihaaa … pertanda bisa berlama – lama di museum dan menuntaskan icip – icip kuliner berikutnya.
05 – Es Krim A Ngi
Walau tak terlalu suka minum es krim – habis minum es pasti kena flu – tahu ada penjual es krim homemade legendaris di Pontianak; saya pun menyambangi Es Krim A Ngi selepas main – main di Museum Kalimantan Barat.
Cara penyajian es krimnya termasuk unik. Satu sampai tiga scoop es krim – tergantung varian rasa yang dipilih, boleh dicampur – disajikan di dalam batok kelapa muda yang dasarnya telah dilapisi dengan kacang merah, cincau, dan jeli panjang – panjang serupa bihun. Durian, cempedak, stroberi, vanila, green tea, dan coklat, pilihan rasa yang tersedia siang itu.
Es Krim A Ngi
Jl. Karel Satsuit Tubun No. 8, Akcaya
Pontianak 78121, Kalimantan Barat
Telp 0813-4514-8282
Buka: pk 09:00 – pk 17:00
Hari itu saya memesan rasa cempedak komplit seharga Rp 23.000,- Karena tak menggunakan pengental, begitu tersaji di meja jangan berlama – lama memotretnya. Nanti es krimnya keburu lumer 😉
06 – Bubbor Padas
Bubbor Padas atau sering pula disebut Bubur Pedas; bubur khas Melayu di Sambas dan Serawak menjadi penutup kuliner Pontianak siang itu. Sepintas, bubur pedas ini mirip tinotuan a.k.a bubur Manado. Selain bubur nasi, isinya aneka sayuran seperti kangkung, tauge, daun kesum, daun pakis, wortel, dan potongan ubi jalar.
Bubur Pedas Pa’Ngah
Jl Komodor Yos Sudarso Gg. Jagung No. 1
Sungai Jawi Luar, Pontianak
Buka: pk 08:00 – pk 22:00
Perbedaannya ada pada cara pengolahan bubur sehingga warnanya kecoklatan. Sebelum dimasak menjadi bubur, berasnya terlebih dahulu ditumbuk lalu disangrai bersama ketumbar dan lada. Jika di tinotuan ada daun kemangi maka di bubor padas adanya daun kesum. Bubbor Padas biasanya disajikan di piring atau mangkuk bersama teri dan kacang goreng.
Sepiring Bubbor Padas seharga Rp 11.000,- yang saya pesan siang itu tak tuntas turun ke lambung. Entah karena sudah terkenal atau yang bertugas memasak di dapur tensinya sedang melunjak; bubur yang disajikan teramat asin sehingga tak nyaman di lidah.
Karenanya, meski ada 6 (enam) poin jajanan yang diulas di atas, saya hanya merekomendasikan 5 (lima) poin pertama saja sesuai judul tulisan ini. Mungkin di lain kesempatan bila mampir ke Pontianak (lagi), saya akan mencoba mencari Bubbor Padas di kedai makan yang lain. Mana tahu, bumbunya berbeda kan? Saleum [oli3ve].
Thank you for the information, hopefully next time you can explore Pontianak.
ya ampun, enak semua kayaknya, yg bubur ikan, ikannya digoreng kering dulu ya mbak ? selain mie tiaw, ada mie lain gak yg khas pontianak?
oo itu kulit ikan goreng, kalo dagingnya direbus
tahunya cuma mie tiaw haha .. tapi kuliner Pontianak hampir sama dengan kuliner Singkawang sih kak
Nah, singkawang juga belum kujelajahi mba….
saya tempo hari juga cuma sebentar koq di sana, jadi belum puas haha
Siap kak……. 🙂