Tentang Kita


Ibu menangis ketika saya memaksa pergi. Kakak tak mau bicara. Mereka menganggap keputusan saya mengada-ada. … Saya tahu keputusan saya mengecewakan Ibu. Tetapi tidakkah itu lebih baik buat semua: saya, kakak dan Ibu? Kalau rencana saya disetujui, kami bisa menjalani hari-hari lebih tenang. Satu-satunya rasa yang mengganggu cuma satu. Kami akan saling merindukan karena tak lagi bersama. – Dunia Kami, Tentang Kita hal. 164

tentang_kita_02Penggalan Dunia Kami karya Reda Gaudiamo di atas adalah bagian dari kumpulan cerpennya yang dirangkum dalam Tentang Kita.

Dunia Kami  berbicara tentang gejolak jiwa muda. Masa peralihan. Masa seorang remaja berupaya mengekspresikan dirinya sebagaimana angannya, berpedoman pada emosi dan imaji akan sosok idolanya. Masa dimana INGIN sangat dominan untuk diterima lingkunganya sebagai satu pribadi yang beranjak dewasa (secara fisik). Proses metamorfosis dilihat dari pilihan busana dan pergaulan.

Ada pula gundah ketika seorang perempuan bersitegang dengan ayahnya, lelaki yang padanya segala angan akan sosok pendamping digadang-gadang.

Tidak mudah bercerita pada Ayah. Tak tahu apa yang harus kuceritakan. Rasanya seperti berhadapan dengan orang asing. [Ayah, Dini dan Dia – hal. 7]

Pesan apa yang kamu harapkan dari cerita pendek yang diberi judul Ayah, Dini dan Dia? Awalnya yang terbayang adalah, usaha seorang anak perempuan dalam mendekatkan kekasihnya kepada ayahnya. Ya, sedikit mengarah ke sana. Tapi kisahnya tak sesederhana itu meski dirangkai dengan kata-kata yang sangat sederhana. Saking sederhananya, tanpa ampun menguliti (pemikiran sederhana) saya habis-habisan!

Pak, kami tak ingin saling mengalahkan. Tapi juga tak ingin bersikap saling mengalah dengan berlebihan hingga menghancurkan satu sama lain. Kami ingin dan akan berjalan seiring. [Ayah, Dini dan Dia – hal. 21]

Ahaaaa, pernah pada satu masa mengalami hal serupa. Jadilah sepanjang membaca cerpen ini judulnya diubah menjadi Ayah, Aku dan Dia. Berbeda dengan Dini dan Dia yang memperjuangkan pilihannya; aku dan dia memilih untuk mengalah. Mengalahkan rasa, mengalahkan ego, melupakan angan dan tetap melangkah. Hasilnya? Persahabatan dan persaudaraan sejati yang takkan lekang oleh waktu *semoga* #eeeehkoqmalahcurhat?

Mungkin Bib Benar. Kisah yang lebih sederhana yang kan membuatmu terpesona pada keluwesan penulisnya mengolah kata. Personifikasi Bib dan Jig menjadikan cerita ini sangat hidup.  Bib mengingatkanku pada Jaga yang matanya berkaca-kaca memandangi tubuh kaku Papa sepanjang minggu itu. Lagi-lagi, mbak Reda (tanpa sadar) mengulitiku!

Makin hanyut saat membaca Perjalanan sembari berdiri dalam Kopaja AC pada pagi menuju ke kantor. Lalu ketika mata mulai berair, pura-puranya flu, usap ingus lalu lanjut membaca lagi 😉 Tak mau melewatkan cerita seputar Menantu, Cik Giok hingga menuntaskan Pada Suatu Pagi. O,ya. Maaf, sedikit berbeda dari kisah yang lain. Dikemas dengan apik dan baru tersadar di akhir kalau kisahnya … horor.

Tentang Kita, bangkitkan inspirasi dan motivasi, pula sedikit menghibur diri. Kalo seorang Reda Gaudiamo aja baru berhasil mengumpulkan kumpulan cerpennya dalam kurun 2 tahun untuk menjadi buku apalagi akuuuuu? *nimpuk diri sendiri yang malas* Meski ada typo kecil di beberapa bagian namun tak merusak isi cerita maupun pesan yang ingin disampaikan. Contoh sederhana dalam Potret Keluarga, nama Addo (semacam nama cover boy jaman jebot ya) mendadak berubah menjadi Tino.

Tentang penulisnya? Mengenal mbak Reda pertama kali karena alunan suaranya diperdengarkan seseorang di pertengahan 1997 lewat Jarak. Mengejarnya ke belakang panggung di GBB TIM di hari kasih sayang pada 2008. Dan karena fokus pada suaranya, lama berselang baru tahu kalau dirinya seorang penulis yang uhuiiiy.

Tentang Kita, bacaan bernutrisi tinggi untuk refleksi jiwa. Belajar menjadi bijak lewat kisah-kisah sederhana. Tentang keseharian yang ungkapkan bagaimana mengurai gejolak rasa, bercermin pada potret keseharian yang terlintas di sekitar kita, berinteraksi dengan kata hati, mengasah pola pikir hingga berujung pada satu langkah pengambilan keputusan; PILIHAN. Selamat membaca, saleum [oli3ve].

8 thoughts on “Tentang Kita

    1. yup stiletto,
      ini bukan fiksi murni, rangkaian kisah sederhana dari keseharian yg sebagian adalah keseharian penulisnya. baca deh dan rasakan bedanya 😉

  1. Olive,
    Terima kasih untuk resensi yang keren ini.
    Terharu.

    Melihat fotomu, jadi ingat cerpen itu. Senyum di fotomu, mengingatkan saya kepadanya. Salam lagi, ya….

    Peluk Olive. Erat.
    r

  2. “Tentang keseharian yang ungkapkan bagaimana mengurai gejolak rasa, bercermin pada potret keseharian yang terlintas di sekitar kita, berinteraksi dengan kata hati, mengasah pola pikir hingga berujung pada satu langkah pengambilan keputusan; PILIHAN.” <—- kalimat ini magnet sekali. Bikin tertarik untuk membaca bukunya 🙂

    Tfs mbak Olyv.

Leave a comment