Piknik Tanpa Ragu di Ragunan


+ Kak, aku belum pernah ke Ragunan, lho.
Seriusssss?? Sabtu pagi yuk, kita olah raga piknik di Ragunan.
+ Aku juga belum pernah ke Monas, Lapangan Banteng, sama taman apa tuh yang baru di Tebet?
Baiklah … berarti akhir pekan kita jadwalin piknik ke taman-taman dalam kota, ya.
+ Asyiiiik!

Potongan obrolan dengan seorang kawan yang telah lama tinggal di Jakarta, namun hari-harinya dipadati perjalanan berangkat pagi-pagi dari rumah saat matahari baru saja bangun, dan pulang ke rumah ketika matahari bersiap untuk tidur. Di akhir pekan, dirinya memilih beristirahat di rumah saja, mengumpulkan kembali energi yang terkuras selama seminggu untuk perjalanan di minggu berikutnya. Betapa girang hatinya ketika mimpi pikniknya segera mewujud. Sampai-sampai di Sabtu yang seharusnya dirinya bekerja setengah hari, dia ijin tidak ke kantor karena badan tak nyaman padahal pergi PIKNIK! 🙂

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan

Taman Margasatwa Ragunan – biar ringkas, selanjutnya disebut Ragunan saja, ya – menjadi tujuan jogging tipis-tipis di akhir pekan lalu karena letaknya tak jauh dari rumah. Hanya perlu berjalan kaki lima menit ke perhentian bus TransJakarta di Mampang, lalu duduk manis di bus yang melaju di Koridor 6 dengan tujuan akhir Ragunan yang jalannya lurussssss-lurus saja. Dalam tempo 30 menit, terdengar suara mbak-mbak memberitahu seisi bus, “… bus Anda menuju tujuan akhir Raaaaagunan.” Saya toleh kawan yang duduk di samping jendela, matanya berbinar-binar melihat GERBANG Ragunan.

Ragunan dan Kisah Migrasi Ratusan Satwa dari Bonbin Cikini

Duluuuuu sekali, di kawasan elit orang Eropa, Weltevreden; ada satu destinasi wisata favorit warga Batavia yang dikelola oleh Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia a.k.a Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia. Taman rekreasi yang diberi nama Planten en Dierentuin atau Tanaman dan Kebun Binatang itu, berdiri sejak 19 September 1864 di pekarangan belakang rumah Raden Saleh. Beliau adalah pelopor seni lukis modern Indonesia yang memiliki rumah mewah di Weltevreden – rumah utamanya masih berdiri sampai sekarang di dalam komplek Rumah Sakit PGI Cikini.

Di kemudian hari, setelah Indonesia merdeka, Planten en Dierentuin berganti nama menjadi Kebun Binatang Cikini. Warga Jakarta mengakrabinya dengan sebutan Bonbin Cikini. Pada 1960-an ketika daerah Cikini bertambah bising dan pemerintah Jakarta mulai menata kota serta membangun Taman Ismail Marzuki (TIM), lahan Bonbin Cikini tergusur sehingga harus direlokasi ke bekas sekolah pertanian di Pasar Minggu.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan

Bukan perkara yang mudah untuk menanam kembali pepohonan dan tanaman lain yang telah tumbuh berabad lamanya apalagi memindahkan ratusan satwa ke tempat hunian yang baru. Untuk mengerjakan proyek pembangunan Ragunan dan relokasi Bonbin Cikini, pemerintah memercayakannya kepada Benjamin Galstaun dan istrinya, Henriette Esche. Galstaun yang ahli zoologi, pun Henriette yang arsitek lanskap dan ahli botani, sejak 1938 telah bekerja di Bonbin Cikini. Karena keterampilan dan pengetahuannya dalam mengurus kebun binatang, sangatlah pantas jika pemerintah menugaskan mereka untuk mendesain sebuah taman margasatwa yang akan menjadi tempat tinggal baru bagi para satwa itu.

Pada 22 Juni 1966, bertepatan dengan ulang tahun Jakarta yang ke-439, Ragunan diresmikan oleh Bang Ali – Ali Sadikin, Gubernur DKI pada waktu itu. Benjamin Galstaun kemudian dipercaya menjadi direktur Ragunan yang pertama. Sebagai bentuk penghargaan kepada Raden Saleh dan Benjamin Galstaun, pengelola Ragunan menempatkan patung dada mereka di dalam taman. Silakan dicari, di sebelah mana patungnya berada 🙂

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan
Patung dada Benjamin Galstaun

Piknik, Olah Raga, dan Jajan di Dekat Kandang Satwa

Kini, Ragunan di usia 157 tahun adalah destinasi wisata edukasi murah meriah di Jakarta yang selalu dipadati pengunjung di akhir pekan, libur nasional, pun saat liburan sekolah. Kemurahan tarif masuknya tak berarti sajiannya murahan karena di taman seluas 147 hektar ini, pengelola menyediakan beragam fasilitas rekreasi untuk dinikmati pengunjung. Tinggal pilih dan sesuaikan dengan minat serta jadwal kunjungan saja.

Karena tujuannya berolahraga (dan piknik), kami sengaja berangkat pagi-pagi dari Mampang dan menjadi pengunjung pertama yang check in lewat aplikasi Peduli Lindungi di Pintu Utara ketika loket penjualan tiket belum dibuka 🙂 Di dalam, kami berpapasan dengan beberapa warga yang juga datang khusus untuk berlari pagi. Jika ingin lebih cepat bergerak, pilihannya mengayuh sepeda mengitari taman sembari mampir ke kandang-kandang satwa untuk berinteraksi dengan mereka pada jarak yang aman. Bila tak membawa sepeda, penyewaan sepeda ada di dekat pintu masuk.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan
Mas Beruang Hitam Amerika yang malas-malasan di goanya

Mengutip data di laman Ragunan, ada 2.009 satwa dan lebih dari 20.000 pohon yang menjadi penghuni taman hutan kota dan konservasi di selatan Jakarta ini (jangan tanya ini data tahun berapa, itu yang tercantum di sana 🙂 ). Coba kepoin dan berkenalanlah saat bersua dengan mereka. Serupa dengan manusia, di pagi hari, mereka juga masih bermalas-malasan di tempat tidurnya dan ogah diajak ‘ngobrol. Jadi, baiknya datangi mereka di waktunya mereka makan. Bila kamu memiliki rasa penasaran yang tinggi, kamu akan pulang membawa pengalaman yang bernilai besar tentang KEPEDULIAN dan PENGETAHUAN flora dan fauna.

Bagi pengunjung yang hanya ingin duduk-duduk santai, tersedia spot-spot piknik untuk menggelar tikar di taman-taman yang diteduhi pepohonan. Kamu bisa membeli tikarnya dari penjaja tikar yang ramai di pinggir jalan menjelang gerbang masuk Ragunan atau membawa tikar sendiri dari rumah. Karena ini di taman margasatwa, ingatlah untuk tidak terlalu riuh dan membuat penghuninya ketakutan.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan
Salah satu spot piknik di Ragunan

Usai berolahraga pasti lapar donk? Jangan lupa jajan! Di Ragunan ada beberapa kantin juga pedagang kaki lima yang berjualan makanan/minuman (kebanyakan penjual pecel) untuk mengisi kampung tengah yang kelaparan usai berkegiatan. Karena tak tertarik masuk ke kantin, kami mampir ke lapak Mbak Dewi yang menjual sayur pecel di belakang kandang singa. Sayurannya hijau, segar, tampak bersih, dan … ada PARE! Menurut tuturan Mbak Dewi, sejak kecil dia sudah terbiasa membantu ibunya berjualan pecel di Ragunan. Karena sekarang ibunya sudah sepuh, dirinyalah yang kerap menggantikannya berjualan ditemani anak perempuannya yang sudah beranjak remaja. Sesekali, ibunya WAJIB menampakkan muka di lapak agar ijin berjualan mereka tak dicabut oleh pengelola Ragunan.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan

Pedagang kaki lima hanya diijinkan berjualan di akhir pekan dan tanggal merah saja. Kata Mbak Dewi, itu sudah aturan yang ditetapkan pengelola agar para penyewa tempat di kantin tidak merugi karena pemasukannya tersedot pedagang kaki lima. Jadi, jangan cari bakulan pecel di hari biasa! Seporsi pecel sayur dengan lontong dan kerupuk seharga Rp 15.000 saja. Yang mahal air mineralnya! Sebotol ukuran 600ml Rp 10.000! Jika mau irit dan sedikit repot dengan tentengan, bawalah air minum dan camilan dari rumah.

Ke Ragunan WAJIB main ke Schmutzer!

Pusat Primata Schmutzer, tempat yang WAJIB dikunjungi di Ragunan. Schmutzer adalah salah satu pusat primata terbesar di dunia, yang juga diharapkan menjadi tempat konservasi primata. Schmutzer yang diresmikan pada 2002, merupakan program bantuan hibah dari Puck Schmutzer, seorang pencinta satwa yang sangat peduli akan pelestarian satwa liar di Indonesia. Di awal berdirinya, Schmutzer dikelola oleh The Gibbon Foundation. Namun di tahun keempat, pengelolaan Schmutzer diserahterimakan kepada Pemprov DKI.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan, schmutzer

Dulu kalau ke Ragunan, tujuan satu-satunya ya ke Schmutzer ini. Sayang sungguh sayang, Schmutzer tak lagi seperti dulu. Banyak fasilitas yang rusak. Canopy bridge yang dulu selalu ramai dengan antrean pengunjung untuk naik, kini ditutup karena kayunya sudah lapuk. Kanopi jembatan yang melintas di atas kandang gorilla, sobek-sobek dan tidak dibenahi. Masuk ke terowongan orang utan sepiiiii. Yang ramai hanya teriakan Owa yang bersahutan. Kehausan karena berkeliling dan mau minum dari kran, airnya gak mengalir! Untuk perkara ini, bisa jadi karena masih pandemi dan menghindari cepatnya pertukaran virus.

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan
Canopy Bridge yang udah terbengkalai

O, iya ..  masuk ke dalam kawasan ini makanan dan minuman WAJIB dititipkan di penitipan barang di depan pintu masuk. Dan karena pengelolaannya terpisah dengan taman di luarnya, untuk masuk ke sini pun dikenakan tiket masuk lagi.

Taman Margasatwa Ragunan
Jl. Harsono RM No.1, Ragunan,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Email : ragunanzoo@jakarta.go.id
Instagram @ragunanzoo

Jam Operasional
Selasa – Minggu, pk 07.00 – 14.30 WIB
HTM Ragunan Rp 4.000 (dewasa), Rp 3.000 (anak-anak)
HTM Schmutzer Rp 6.000 (hari biasa), Rp 7.500 (hari libur)

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan

Panduan Piknik ke Ragunan dengan Transportasi Publik

Selama pandemi belum tuntas, waktu kunjungan dan pengunjung ke Ragunan masih dibatasi. Jadi, sebelum berangkat, PASTIkan kamu memerhatikan hal berikut:

  1. Mendaftarkan diri untuk berkunjung sehari sebelum hari kunjungan lewat Daftar Kunjungan ke Ragunan 
  2. Jika tujuannya untuk berolahraga, datanglah pagi-pagi saat pengunjung belum ramai dan udara masih segar. Nikmati alamnya yang tenang serta suara burung-burung yang bermain dan bernyanyi di pucuk-pucuk pohon.
  3. Transaksi tiket masuk ke Ragunan (tap kartu di pintu masuk) HANYA bisa dilakukan dengan JakCard. Tersedia di Loket Tiket di samping pintu masuk.
  4. Di hari biasa, HANYA pintu masuk utama (Pintu Utara) yang dibuka. Jadi pastikan kamu masuk dari pintu yang tepat. Pintu utara adanya di belakang perhentian TransJakarta.
  5. Ke Ragunan paling asyik naik TransJakarta! Perhentian busnya ada di depan pintu masuk Ragunan, ongkosnya pun irit! Kalau dengan kendaraan lain bisa tidak? Tentu saja bisa, berikut panduan piknik dengan kendaraan umum ke Ragunan:
  • TransJakarta, naiklah bus dengan tujuan akhir Ragunan seperti Koridor 6 (Ragunan – Halimun), Koridor 6A (Ragunan – Monas via Kuningan), Koridor 6B (Ragunan – Monas via Semanggi),  Koridor 6N (Ragunan – Blok M via Kemang), 6V (Ragunan – GBK Senayan), atau Koridor 5N (Kampung Melayu – Ragunan).
  • JakLingko, naik mikrobus JAK45 (Lebak Bulus – Ragunan) dan turun di Terminal Ragunan yang berada di seberang Ragunan.
  • KRL CommuterLine, jika dari dekat tempat tinggalmu harus naik CommuterLine dulu, pastikan kamu turun di Stasiun Lenteng Agung. Baiknya dari situ, langsung pesan ojek/taksi daring untuk mengantarkan ke Ragunan.
Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan
Mau ke mana?

Taman Margasatwa Ragunan, piknik ke ragunan, tips piknik ke ragunan, transportasi ke ragunan

Taman yang lebih luas dari Kebun Raya Bogor ini, tak mungkin dijelajahi dalam sehari. Baiknya sebelum berkunjung, buatlah itinerary sederhana dan target kunjungan agar kamu tidak kecewa karena tak bersua yang kamu cari. Sebelum keluar dari taman, kami sempatkan untuk menabung di toilet di dekat pintu utara yang bersih, wangi, dan segar. Ini serius bersihnya! Melihat pengunjung semakin ramai, usai dari toilet; kami bergegas keluar karena ruang gerak tak lagi lega dan sebagian besar yang baru datang tak mengenakan masker! Walau pandemi sudah melandai, tak berarti abai dengan proteksi diri kan? Saleum [oli3ve]

Advertisement

2 thoughts on “Piknik Tanpa Ragu di Ragunan

  1. Aku sudah lama banget belum main ke ragunan lagi. Sudah lebih dari 20 tahun kali ketika anak-anak masih pada bayi soalnya terakhir ke sana. Dari 30 tahun yang lalu dibandingkan dengan yang sekarang, sepertinya ragunan jauh lebih baik

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s