Sebenarnya tak ada rencana untuk berkunjung ke rumah Opa Treub siang itu. Masuk ke Kebon Besar/Kebun Raya Bogor (KRB) pun hanya karena iseng menghabiskan waktu sembari menanti kereta senja sebelum kembali ke Jakarta. Kadung sudah di dalam, usai dari tempat Kuhl & Hasselt; sang kawan yang penasaran dengan raflesia minta dikawani berkeliling mencari tempat tumbuh si kembang bangkai.
Raflesianya gak ketemu karena memang lagi gak musim, malah nyasar ke pekarangan rumah Opa Treub. Demi melihat bangunan lama bergaya kolonial yang menggoda di depan mata, kami memberanikan diri untuk bertamu meski tak ada di daftar undangan pesta kebun yang digelar di lapangan Astrid, di seberang rumah Opa Treub.




Dr Melchior Treub, seorang ahli botani berkebangsaan Belanda lulusan Universitas Leiden yang lahir pada 26 Desember 1851 di Voorschoten, Belanda. Pada 1880 – 1909 Treub menjadi ahli botani di Hindia Belanda sebagai Direktur KRB. Pada 1910 Opa Treub meninggal di Perancis setahun sekembalinya dari Hindia Belanda.

Rumah yang sekarang dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, difungsikan sebagai salah satu wisma tamu KRB dengan nama Guest House Nusa Indah. Dibangun sebagai rumah peristirahatan saat Opa Treub bertugas di KRB. Tujuh kamar di rumah ini berukuran besar dengan 4 (empat) kamar dihubungkan connecting door. Karena berkunjung saat rumahnya sedang disewa oleh keluarga pengantin, kami tak bisa masuk ke ruang tidurnya.

Nama Opa Treub diabadikan sebagai nama spesies tanaman kantong semar Nephentes Treubiana, nama kapal penumpang buatan tahun 1912 S.S.Melchior Treub yang mengangkut Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir sewaktu dibuang ke Digul awal Desember 1934 dan laboratorium botani KRB yang berada tak jauh dari Nusa Indah, Laboratorium Treub. [oli3ve]
Keren pisan bangunannya… Mbak Oliv… bawa akuh ke situ… Huhuhu….
kabar-kabari donk kalo menjejak di Jakarta hehe
Siap beri kabar next time 😀
aku pernah juga ke sini, tapi cuma foto2 di depannya, sama di samping aja.. gak pernah masuk2..ternyata boleh ya ijin minta masuk…
saya sih waktu itu iseng aja slonong masuk ketemu yg jaga trus dibolehin keliling2 deh hehe
relief kusen pintu terawat sekian tahun…
Lantainya sepertinya sudah banyak yang berganti batu marmer yah? Pingin juga sih bermalam di rumah seperti ini tapi nggak tahu kalau malamnya apa saya “nyaman” terlelap di sana, hehehe.
lantai depan iya, lantai dalam masih sama
pasti lelap kalo ngantuk 😉
sama2 simetris penataan ruangannya 🙂
bangunannya gak berubah kecuali ubin di depan di ganti jadi putih sedang yang di dalam masih sama 😉
Kami dari Wisata LASEM ingin sekali mengundang anda untuk menjelajahi kota Kuno Lasem. Asyik lho di LASEM…kami tunggu yaa…
Makasih sudah mampir, Lasem memang menarik dan selalu ingin kembali ke sana. Salah satu tulisan saya waktu kunjungan tahun lalu:
https://obendon.com/2013/04/15/kecanduan-di-corong-opium/
emang mbak olive doyan berbaur hantuu ya hahaha
Suka banget melihat rumah-rumah jaman lawas. Rasa-rasa pengen punya satu hahaha … Meskipun kesannya horror, tapi menarik. Jadi ingat rumah kakek nenek di Jalan Kantor Batu, di depan Istana Bogor. Rumah besar bergaya Belanda, dengan langit-langit tinggi dan dinding yang diisi lukisan super besar langsung di atas permukaannya. Sayang banget bangunan itu sudah dijual dan diubah jadi rumah modern. *malah curhat*