Saya kembali ke Vancouver malam itu saat purnama mencapai puncaknya. Ia mengintip malu – malu dari sela – sela daun pepohonan yang tumbuh di samping kabin. Bersyukur sekali saya mendapatkan kabin yang menghadap ke kolam renang. Cukup duduk – duduk di teras, saya bisa menikmati purnama memendarkan warna keperakan saat mencumbu air di permukaan kolam renang itu. Pun bila pagi datang dan menggeliat di lantai teras, pijar keemasannya membuat daun – daun pohon melonjak kegirangan. Keanggunan purnama yang memesona mengalihkan kerinduan badan pada kucuran air panas yang jatuh dari pancuran. Segala lelah setelah seharian berada di luar ruang perlahan susut. Lelehan keringat yang tadi tiada henti mengalir, telah mengering dan lengket pada badan. Saya masih enggan untuk beranjak dari teras. Namun, angin menusuk dari pantai di belakang kabinlah yang akhirnya memaksa diri masuk kamar dan mandi.

View dari teras Vancouver
Di Vancouver, terdapat 2 (dua) buah ranjang susun yang saya tempati bertiga dengan Emily dan Suci selama 2 (dua) malam saat mengikuti kegiatan #RentakSelangor kedua pada awal Maret lalu. Vancouver adalah nama salah satu kabin/kontener yang telah dimodifikasi menjadi kamar yang nyaman untuk ditempati beristirahat di The Kabin, Kuala Selangor.