Argo Dwipangga melambatkan lajunya seiring terdengarnya suara mendayu-dayu mas-mas memberitahu penumpang yang akan turun untuk bersiap. Lupakan niat untuk terlelap dalam mimpi! Lima jam perjalanan dihabiskan dengan berkelana menyusuri Padang Pasir Thar, ikut termehek-mehek di Ho Chi Minh, mengenang Opa dan Oma Gwan di le petit Chinois, menyelami keindahan Santorini hingga terbangun di Naumburg. Badan … Continue reading Menghirup Dunia: Mengecup dan Memeluk Perjalanan Rasa
Category: Book & Film
Festival German Cinema kembali ke Layar Bioskop Indonesia
Jelang 1960, adalah masa-masa rekonstruksi pasca perang bagi Jerman. Masa dimana pertumbuhan ekonomi sedang digalakkan, masa dimana sebagian orang memainkan peran berpura-pura dan tak mau tahu menahu tentang peristiwa kamp Auschwitz. Di saat semua orang ingin melupakan masa lalu yang kelam, Johann Radman muncul bagai bayi tak berdosa untuk mengorek-ngorek borok yang ditutupi. Radmann, jaksa muda, … Continue reading Festival German Cinema kembali ke Layar Bioskop Indonesia
56 Cara untuk Diakui Dunia
Sekarang jamannya berinteraksi dengan teknologi aplikasi. Mau berkegiatan, dimudahkan dengan adanya aplikasi yang mendukung. Kepikiran ingin makanan kesukaan di rumah makan tertentu tanpa meninggalkan rumah, tinggal pesan lewat aplikasi melalui telepon pintar. Hendak bepergian; cari tiket pesan hotel buka aplikasi. Berencana menghadiri pertemuan di satu tempat namun enggan membawa kendaraan karena macet, pesan kendaraan jemputan … Continue reading 56 Cara untuk Diakui Dunia
Chairul Tanjung si Anak Singkong
Kemarin sore, selesai meeting dengan bos mendadak ada kehebohan karena dapat jatah buku gratis. Kalau tiap bulan ada yang mau bagi buku enak juga ya, lumayan jatah beli buku bisa dialihkan ke pos yang lain. Sebenarnya tiap awal bulan saya sempatkan untuk menebus buku yang sudah diincar sebelumnya di toko buku langganan untuk menambah bahan bacaan. Jatahnya … Continue reading Chairul Tanjung si Anak Singkong
Tentang Kita
Ibu menangis ketika saya memaksa pergi. Kakak tak mau bicara. Mereka menganggap keputusan saya mengada-ada. ... Saya tahu keputusan saya mengecewakan Ibu. Tetapi tidakkah itu lebih baik buat semua: saya, kakak dan Ibu? Kalau rencana saya disetujui, kami bisa menjalani hari-hari lebih tenang. Satu-satunya rasa yang mengganggu cuma satu. Kami akan saling merindukan karena tak … Continue reading Tentang Kita
Nay, Sinema Monolog Lika Liku Luka Perempuan
Setelah sukses memerankan tokoh Nayla dalam Monolog Tiga Perempuan pada Oktober 2014 lalu, Sha Ine Febriyanti kembali didaulat untuk memerankan tokoh Nay dalam film Nay. Di film yang akan digarap secara monolog tersebut, Ine Febriyanti didaulat menjadi pemeran utama dan satu-satunya pemain. Sedang pemain lain yang akan turut mendukung film Nay sebagai pengisi suara adalah … Continue reading Nay, Sinema Monolog Lika Liku Luka Perempuan