War Remnants Museum dan Kepahitan yang Tertinggal di Sai Gon


Why they killed the children, Daddy? They were just kids like me. Why, Daddy? Why? Berondongan pertanyaan yang keluar dari mulut seorang bocah lelaki kepada ayahnya di ruang Requiem, mengalihkan perhatian beberapa pengunjung War Remnants Museum. Andrew Nguyen (6) siang itu datang ke museum bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya. Matanya sangat antusias menyimak tuturan ayahnya tentang peristiwa dalam gambar yang sedang mereka pandangi. Gambar seorang anak perempuan, telanjang, menangis dan berlari ketakutan bersama empat anak lainnya. Di belakang mereka berdiri tentara Amerika.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

What is bomb? What is war, Dad? Ayahnya sabaaar sekali menjawab rasa penasaran Andrew dengan bahasa sederhana yang bisa dipahami anaknya. Adooiii, figur suami ayah idola di depan mata 🙂 . Andrew lahir dari perkawinan campuran. Ayahnya, Australia dan ibunya, berdarah Vietnam. Kakeknya dari garis ibu, meninggalkan Sai Gon tak lama setelah reunifikasi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Ia membawa keluarganya ikut eksodus besar-besaran meninggalkan Vietnam. Mereka tinggal di kamp pengungsi Vietnam di Puerto Princessa, Filipina, selama dua tahun sebelum akhirnya mendapat suaka ke Australia.

Teror of War

Thi Kim Phuc – anak perempuan yang telanjang di gambar itu – sudah beberapa hari mengungsi dengan keluarganya di kuil di kampung mereka, Trang Bang. Kampung kecil di perbatasan Kamboja dan Vietnam bagian selatan yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Viet Cong. Pada 8 Juni 1972, pesawat tempur Vietnam Selatan menjatuhkan bom napalm ke atas kampung. Api menjilat kuil, badan Kim Phuc terkena percikan napalm yang menempel di bajunya. Dalam sekejap, Kim Phuc melihat bajunya menguap, habis terbakar. Ia bersama adik dan sepupunya berlari sekuat-kuatnya menjauhi kampung. Momen itulah yang ditangkap oleh Huyn Cong “Nick” Ut, fotografer Associated Press yang berada di jalan tempat Kim Phuc berlari. Setelah mengambil beberapa gambar, Nick Ut bergegas menggotong tubuh Kim Phuc yang mengalami luka bakar serius ke rumah sakit. Nick Ut menyerahkan anak perempuan itu kepada seorang dokter dan memastikan dirinya mendapatkan perawatan maksimal walau harapan untuk hidup, tipis sekali.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh
The Terror of War

Ketika dipublikasikan, gambar yang diberi judul The Terror of War – sering pula disebut the Napalm Girl – menjadi viral. Dipuji sekaligus dikecam. Dianggap melanggar norma fotografi karena mengekspos ketelanjangan dan anak kecil. Namun, dari sisi pesan yang disampaikan, gambar itu memenangkan perhargaan the Pulitzer Prize pada 1973. The Terror of War, satu dari gambar-gambar terbaik hasil bidikan para jurnalis foto yang menyentuh nurani dan menggugah cara pandang dunia terhadap perang yang dipajang di War Remnants Museum. Gambar ikonik perang Vietnam yang, juga membuat orang berpikir akan dampak napalm yang digunakan selama bertahun-tahun, di perang yang melibatkan Amerika.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), napalm/na.palm/n adalah bahan kimia (naftena dan palmitat) untuk membuat bensin kental.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Kepahitan yang Tertinggal di Sai Gon

Empat bulan pasca kejatuhan Sai Gon, pada 4 September 1975; sebuah museum dibuka untuk publik dengan nama Exhibition House for US and Puppet Crimes. Pemilihan namanya tentu saja mengintimidasi pihak tertentu. Setelah Amerika menghentikan embargo terhadap Vietnam dan kedua pemerintah negara itu berekonsiliasi, nama museum berganti menjadi Exhibition House for Crimes of War and Aggression. Tak lama, namanya diganti seperti yang disandangnya sekarang, War Remnants Museum.

Museum yang dikelola oleh Departmen Kebudayaan, Olah Raga, dan Pariwisata Ho Chi Minh City ini, destinasi wisata sejarah yang tepat untuk mengenal lebih dekat sejarah Vietnam, terutama masa-masa  pergolakan di negara itu di era Amerika ada di sana. Koleksi museum berupa artefak, tinggalan perang, dan dokumentasi ditata sesuai periode dan tema di 13 (tiga belas) ruang, dari pekarangan hingga lantai dua gedung museum.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Requiem dan Aggression War Crimes, dua ruangan yang paling menyesakkan. Ruang yang membuat mata sembab. Selain Terror of War, ruangan ini menyingkap banyak sekali kemuraman perang. Potret jasad yang bergelimpangan, sebagian besar orang usia lanjut, perempuan, dan anak-anak di Son My – sebuah kampung di Vietnam bagian tengah, kira-kira 2 jam berkendara dari Hoi An, yang dieksekusi secara brutal oleh tentara Amerika; sungguh menyayat hati. Bahkan beberapa perempuan, diperkosa sebelum dihilangkan nyawanya. Kejaaam sekali! Peristiwa pembantaian 500 warga sipil di 16 Maret 1968 itu dikenal sebagai My Lai Massacre.

war remnants museum, museum must visit in ho chi minh city, museum di vietnam

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Suasana pilu yang menusuk pun terasa di ruang Agent Orange. Ruangan yang memperlihatkan dampak pemakaian bom kimia seperti napalm dan fosfor yang jejaknya masih menguntit hingga hari ini. Tak hanya tertinggal di Vietnam, juga diserap tubuh tentara Amerika yang, tak sadar dirinya terpapar dan membawanya kembali ke tengah keluarganya.

Ada satu ruang di dalam ruangan ini yang dijadikan tempat berkreasi sekelompok pemuda disabilitas. Mereka, generasi yang lahir jauh setelah perang berakhir, dengan anggota tubuh tak sempurna karena dampak radiasi kimia. Hari itu, saya menjumpai empat orang sedang menyiapkan kegiatan. Yang seorang, perempuan, bentuk wajahnya agak kotak. Matanya hanya satu yang terbuka dengan sempurna. Yang sebelah, hanya bagian wajah yang datar tertutup kulit.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Berkaca dari Jejak Kelam di Con Dao dan Phu Quoc

Di era Prancis menduduki Indocina (Laos, Kamboja, Vietnam), mereka membangun penjara di beberapa lokasi di Vietnam. Jika di utara ada Maison Centrale a.k.a Hoa Lo Prison, di selatan, yang terkenal kesuramannya adalah Con Dao dan Phu Quoc. Kedua penjara tersebut diberi nama sesuai dengan nama pulau tempatnya berada. Tak perlu keluar uang ekstra untuk melihat dari dekat jejak kelam kebrutalan dan kebiadaban manusia terhadap sesamanya di penjara itu.

Di sisi kanan pelataran War Remnants Museum, ada sebuah pintu yang di atasnya tertulis Tiger Cages, Special Cells in Con Dao Jail. Pintunya serupa pintu ke ruang belakang, yang berdiri tepat di samping Cyclo Cafe. Di balik pintu itu, pengelola museum telah membangun miniatur penjara Con Dao lengkap dengan dindingnya yang tinggi yang dibelit kawat duri, dan di ujung temboknya bercokol menara pemantau. Di sepanjang dinding itu, dipasang poster-poster yang menceritakan kisah menyakitkan yang dialami mereka yang pernah mendekam di Phu Quoc. Termasuk potret ketika mereka mengalami siksaan, berbagai macam siksaan, juga barang bukti berupa perkakas yang dipakai untuk menyiksa tahanan yang diletakkan di sebuah kotak kaca.

war remnants museum, museum must visit in ho chi minh city, museum di vietnam

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Pada ruang di sisi depan, dipajang guillotine yang didatangkan dari Prancis pada awal abad 20. Hoang Le Kha, seorang tapol, menjadi orang terakhir yang dieksekusi dengan guillotine itu di eranya Ngo Dinh Diem pada 3 Maret 1960 di Legrand (sekarang Saigon Grand Prison). Guillotine ini disimpan di penjara Chi Hoa sebelum akhirnya dipindahkan ke War Remnants Museum. Keluar dari situ, sebuah perangkap harimau yang terbuat dari pilinan kawat berduri, ditempatkan menempel ke dinding sebelah kiri. Itulah tiger cage! Sel untuk pesakitan yang dianggap berbahaya. Dulu, kurungan itu ditempatkan di lapangan terbuka. Hujan, panas, angin, debu .. jadi santapan sehari-hari orang yang dijebloskan ke situ tanpa bisa mengelak. Sekadar meluruskan kaki saja terbatas karena ruang geraknya sangat terbatas!

Bentuk dan isi ruang sel dengan pesakitan yang duduk di dipan dengan kaki terpasung, juga tampak sangat nyata. Bahkan ditunjukkan bagaimana sistem pengawasan sel-sel itu dikontrol dari langit-langit penjara.

tiger cage, con dao prison, war remnants museum, museum di ho chi minh city

War Remnants Museum
28 Vo Van Tan, District 3
Ho Chi Minh, Vietnam
Buka setiap hari pk 07.30 – 16.00
HTM Dewasa VND 40.000

Panduan Berkunjung ke War Remnants Museum

Ini salah satu museum terbaik di Vietnam, juga menjadi destinasi favorit pejalan asing di Sai Gon (Ho Chi Minh City). Pengelolanya benar-benar memperhatikan penataan alur pengunjungnya dengan menempatkan petunjuk arah yang jelas. Jangan khawatir tak akan memahami isinya karena setiap koleksi baik itu gambar atau barang, dilengkapi dengan informasi yang dituliskan dalam 3 bahasa: Prancis, Vietnam, dan Inggris. (Kadang, ada juga yang cuma dua bahasa saja Vietnam dan Inggris). Yang perlu diperhatikan sebelum berkunjung adalah:

  • Sebelum ke War Remnants Museum, pastikan hatimu dipenuhi damai sejahtera dan ketenangan. Ini modal yang sangat penting untuk dapat memahami perjalanan kelam dengan imbang. Belajar dari dua sisi pelaku sejarahnya.
  • Cek isi ransel, pastikan tersedia stok tisu yang cukup. Jika perlu bawa saja lenso atau handuk muka kecil, akan sangat berguna untuk mengusap muka yang berair.
  • Untuk dapat menikmati setiap cerita sesuai dengan runtutan eranya, ikuti petunjuk di museum dengan melewati dulu lantai dasar. Naiklah lebih dulu ke lantai dua dan tiga, cari pintu dengan stiker angka 1 tertempel di pintu kacanya. Lanjutkan ke ruang 2, 3, dan seterusnya hingga selesai ruang 10. Terakhir, barulah turun ke lantai dasar.
  • Jika setelah masuk dan hatimu tak kuat, kamu bisa menenangkan diri dengan memesan Es Kelapa Muda di Cyclo Cafe atau secangkir Ca Phe Sua Da di Highlands Coffee, dekat tangga museum.

war remnants museum_con dao prison

war remnants museum, museum must visit in ho chi minh city, museum di vietnam

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Sejarah sering hanya diulas dari sisi mereka yang merasa menang saja. Padahal, pertikaian, perseteruan, perang, atau apapun itu yang menimbulkan perpecahan dan menghalau ketenangan dari tengah kehidupan; selalu menyisakan luka dan ketidaknyamanan pada kedua pihak yang bertikai.

Perang Vietnam memang telah berakhir, namun kelamnya masih terus melekat di kehidupan mereka yang tinggal di selatan. Kekhawatiran akan lahirnya generasi yang cacat masih menghantui karena tanah tempat mereka bertani dan tumbuh, telah terkontaminasi zat kimia. Kesalahan fatal dan dampak yang tak dipikirkan oleh Amerika kala itu.

war remnants museum, museum sejarah vietnam, must visit in ho chi minh

Kepahitan yang ditinggalkan oleh peristiwa kelam itu, membuat tak banyak warga lokal yang mau berkunjung ke War Remnant Museum. Mereka tidak siap jika lukanya berdarah lagi. Selalu ada pelajaran penting yang dapat dipetik dari perjalanan kelam di masa lalu. Saleum [oli3ve].

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s