Turun dari Ung Lang, saya mengajak Thu duduk sebentar di kedai minuman di samping tempat parkir motor. Saya memesan secangkir besar Nuoc Chanh Leo dengan sedikit es – jus markisa yang dituang dengan biji – bijinya – dan sebotol air mineral untuk mengisi tumbler yang sudah kosong. Thu memilih Nuoc Mia – air tebu. Hari sudah semakin siang. Jantung saya mulai berderap – derap lebih cepat mengingat waktu bermain di Hue yang semakin pendek. Jika ingin ke Khiem Lang, tempat peristirahatan Tu Duc; korbankan kunjungan ke Kota Terlarang! Thu menatap saya lekat – lekat karena masih ngotot ingin mampir ke Imperial City sebelum ke Khiem Lang.
Kami hanya punya waktu empat jam sebelum semua tempat wisata yang menerapkan batasan jam berkunjung, TUTUP! Kali ini saya menyerah dan mengikuti Thu, duduk di sadel motornya. Khiem Lang – sering pula disebut Mausoleum Tu Duc – berjarak 10 – 15 menit naik motor dari Ung Lang.
***

Keputusan Thieu Tri mengubah aturan urutan penerus pemimpin dinasti Nguyen yang akan naik tahta setelah dirinya tak ada, sudah bulat. Thieu Tri memilih Pangeran Nguyen Phuc Hong Nham-lah yang akan menggantikannya BUKAN Putera Makhota, Pangeran Nguyen Phuc Hong Bao. Keputusan yang tentu saja membuat hati Hong Bao dongkol. Ia melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan pemerintahan yang baru bersama pengikutnya ketika adiknya dinobatkan menjadi Kaisar Keempat Viet Nam dengan gelar Kaisar Tu Duc. Aksinya berhasil diredam! Walau telah melawan kaisar, Tu Duc masih berbaik hati tak menghabisi Hong Bao. Ia menuruti nasihat Ibu Suri Tu Du, ibunya, untuk tetap berbelas kasih pada kakaknya. Tapi Hong Bao memilih mengakhiri hidupnya sendiri di penjara tak lama setelah dirinya ditangkap.
Hong Nham lahir ketika kakeknya sedang pusing memikirkan bagaimana melandaikan angka korban pagebluk yang disebabkan oleh variola. Usaha pencegahan virus dan pengobatan telah dilakukan dengan bermacam ramuan tradisional yang diadopsi dari negara tetangganya, Tiongkok; tak menunjukkan perkembangan yang baik. Variola – virus penyebab sakit cacar/smallpox – memang telah lama merajalela di Viet Nam, bahkan semenjak kakeknya masih kanak – kanak. Virus itu datang ke Viet Nam menguntit para pedagang yang turun naik dari kapal yang bersandar di kota – kota pelabuhan.

Cacar banyak diderita oleh anak – anak yang menjadi sangat rentan pada usia akil balik. Hong Nham dan beberapa anak di lingkungan istana pun tak luput dari sakit cacar. Ada yang selamat, tak sedikit yang lewat. Karenanya Minh Mang, kakek Hong Nham – Kaisar Kedua Viet Nam dari dinasti Nguyen yang berkuasa di masa itu – merasa Viet Nam perlu mengambil langkah untuk mengikuti dunia barat – Prancis kala itu yang berpengaruh di Viet Nam – dalam memerangi pagebluk dengan vaksin! Setelah berembuk, pemerintahnya memutuskan untuk mengirimkan seorang dokter untuk mempelajari baik – baik perihal vaksin cacar ini ke Macau agar sesegera mungkin hasilnya bisa dibawa pulang ke Hue untuk menyelamatkan banyak nyawa terutama generasi penerus klan Nguyen.
Dua puluh tahun kemudian saat Hong Nham naik tahta menjadi Kaisar Tu Duc, urusan dengan variola belum selesai. Bahkan dampak dari cacar yang dideritanya semasa kecil, terus dibawanya hingga ke liang kubur.

Kami tiba di Khiem Lang tepat saat matahari menyengat puncak kepala. Panasnya keterlaluan! membuat dua lelaki muda Prancis yang berjalan bersama kami dari gerbang Vu Khiem ke depan kuil Chi Khiem, buru – buru membaluri kulit mereka dengan krim tabir surya agar tak terbakar matahari yang sedang marah – marah.
Lanskap Khiem Lang dirancang sendiri oleh Tu Duc. Konsepnya menyerupai istana utama di Hue dengan taman rekreasi yang luas di tengah hutan pinus. Taman itu dibelah oleh sebuah kali yang bermuara ke danau. Bangunan – bangunan yang ada di Khiem Lang pun ditata dengan baik sehingga tak bersesakan di satu tempat. Khiem Lang dibangun selama 3 (tiga) tahun pada 1864 – 1867 di lahan seluas 20 hektar yang dikelilingi tembok yang tinggi. Tu Duc sengaja memilih lokasi yang tenang di kampung Duong Xuan Thuong, Thuong Ba sekitar 8 km dari pusat kota Hue untuk tempat peristirahatan abadinya.

Karena Tu Duc masih hidup setelah Khiem Lang selesai, ia jadi lebih sering menenangkan diri dengan permaisuri – dan istri-istri serta selirnya – di sini ketika suntuk di Hue. Kesenangannya, duduk berlama – lama membaca atau menulis di Xung Khiem, paviliun yang dibangun menjorok ke tengah Danau Luu Khiem; danau buatan di tengah – tengah Khiem Lang. Bila sedang bosan, Tu Duc kadang cuma berputar – putar dengan perahu di danau atau pergi berburu ke Tinh Khiem; pulau kecil di tengah danau itu.

Kami mulai menyusuri Khiem Lang dari Kuil Chi Khiem dengan meja – mejanya yang berwarna merah berderet memanjang di balik pintu – pintu kayu yang dibiarkan terbuka; ruang yang diperuntukkan sebagai tempat pemujaan arwah para istri Tu Duc. Di samping Permaisuri Le Thien Ahn, Tu Duc memiliki 100 istri dengan banyak selir. Para selir ini tinggal di Paviliun Tri Khiem and Paviliun Y Khiem – bangunan yang rusak kena bom Amerika di masa perang kedua dan dibiarkan tak direstorasi sebagai bukti tinggalan sejarah – yang berdiri di belakang Kuil Chi Khiem. Sedang permaisuri dan para istri, tinggal bersama Tu Duc di istana dalam yang dapat diakses dari gerbang Khiem Cung. Agar tak berputar – putar, kami memilih untuk masuk ke istana dalam lewat tangga yang biasa dilalui para selir dan orang – orang dil lingkungan istana ketika masuk ke sana.


Khiem Lang (Mausoleum Emperor Tu Duc)
Thon Thuong Ba, Thanh Pho Hue
Thua Thien Hue, Vietnam
Buka setiap hari pk 08.00 – 17.00
HTM: VND 100.000
Ada dua bangunan utama di istana dalam. Hoa Khiem Palace, tempat kerja resmi Tu Duc dan Luong Khiem Palace, tempat tinggal Tu Duc. Bangunan lain yang terdapat di sana adalah Phap Khiem House dan Le Khiem House, tempat tinggal para hulubalang serta On Khiem, gudang kerajaan dan Minh Khiem Theatre, satu – satunya ruang teater yang dibangun di komplek makam kaisar Viet Nam. Setelah berlalunya era Tu Duc, sebagian bangunan di sini pun beralih fungsi. Hoa Khiem Palace menjadi tempat pemujaan Tu Duc dan Le Thien Ahn serta ruang pajang barang – barang koleksi istana. Luong Khiem Palace jadi tempat pemujaan bagi Ibu Suri Tu Du.

Minh Khiem Theatre, sudah lama sepi, tak lagi menjadi tempat para istri dan selir Tu Duc mementaskan pertunjukan opera. Ruang ini sekarang menjadi ruang pajang kursi singgasana. Pengunjung boleh duduk dan berpose di situ asal mengenakan kostum kebesaran yang bisa disewa dari petugas yang berjaga di sana.
Kami meninggalkan istana dalam lewat gerbang Khiem Cung yang menghadap ke Danau Luu Khiem. Melihat Paviliun Xung Khiem sedang ramai oleh pejalan lokal, saya mengajak Thu berjalan ke makam Tu Duc dan Le Thien Ahn sebelum pulang.

Patung hulubalang yang berdiri di luar gerbang makam, prasasti yang mencatat riwayat hidup pemilik makam, dan dua tugu yang biasanya berdiri tak jauh dari prasasti yang melambangkan kekuatan kekuasaan di era kaisar tersebut; ciri khas makam – makam kaisar Viet Nam di era dinasti Nguyen. Prasasti ini harusnya ditulis oleh putera mahkota. Karena tak memiliki anak – cacar telah membuatnya mandul! – Tu Duc menjadi satu – satunya kaisar Viet Nam yang menuliskan sendiri riwayat hidupnya sebelum dia meninggal.


Tu Duc adalah kaisar dari dinasti Nguyen yang paling lama berkuasa di Viet Nam. Ia naik tahta pada awal 1848 dan meninggal karena sakit pada 1883. Ia digantikan oleh anak angkatnya, Pangeran Nguyen Phuc Ung Dang a.k.a Kaisar Kien Phuc. Karena tubuhnya lemah dan sering jatuh sakit, Kien Phuc menyusul kepergian Tu Duc 8 bulan setelah dinobatkan sebagai Kaisar Kelima Dinasti Nguyen. Ia pun dimakamkan di Khiem Lang, di seberang makam ayah angkatnya. Pada 1902 ketika Permaisuri Le Thien An meninggal, ia menjadi satu – satunya istri kaisar Tu Duc yang dimakamkan di Khiem Lang.

Setelah berpeluh berkeliling, saya pun paham kenapa Thu memaksakan kehendaknya agar kami langsung berjalan ke makam Tu Duc siang itu. Khiem Lang ini serupa taman rekreasi yang luas. Dibutuhkan waktu minimal dua jam agar bisa puas berkeliling – itupun kami hanya mampir sekelebat di peristirahatan Kien Phuc yang dilewati saat berjalan ke gerbang Thuong Khiem.

Satu hal yang tak boleh dilupakan bila bermain ke sini adalah bawa topi dan bekal air minum yang banyak! Meski di dalam ada dua warung yang menjual air minum, ketok harganya kemahalan. Saya jadi terpikir piknik dan mengusulkan ke Thu, lain kali jika berkunjung ke sini baiknya kita bawa bekal makan siang untuk dinikmati sembari selonjoran di pinggir kali di dekat peristirahatan Le Thien An hahaha. Sebelum meninggalkan Khiem Lang, kami duduk memesan Es Kelapa Muda di warung tempat memarkir motor sambari menumpang menikmati tiupan angin dari kipas anginnya yang sengaja diminta untuk disetel pada kecepatan paling tinggi. Saleum [oli3ve].