Ketika tahu saya hendak ke Hanoi, seorang kawan pejalan menyarankan,”Kamu penikmat sejarah, JANGAN lewatkan Hoan Kiem Lake! Dengan duduk – duduk saja di tepian danau, kamu akan mendapati banyak (tinggalan) kisah lalu yang akan membawa imajinasimu melanglang ke sana kemari.” Hoan Kiem menyimpan banyak cerita perjalanan sejarah dan peradaban Viet Nam, khususnya di bagian utara (dan sedikit ke tengah). Tempat yang baik untuk berkontemplasi.
Hoan Kiem Lake is the spiritual heart of Hanoi! Frasa yang sering dijumpai ketika membolak – balik ulasan tentang Danau Hoan Kiem. Sebagian besar orang akan bertutur kisah tentang pertempuran di abad ke-15 ketika Kaisar Le Loi (Le Thai To) memimpin pasukannya dengan pedang ajaib memukul mundur Tiongkok. Pedang ajaib itu diberikan oleh kura – kura raksasa yang dijumpainya ketika pergi memancing di Danau Luc Thuy (sekarang Hoan Kiem).
Pagi terakhir di Hanoi sebelum sorenya beranjak ke Hue, saya bermain ke Danau Hoam Kiem. Hari itu tengah minggu, di masa liburan anak sekolah. Meski cuaca tak terlalu baik dan hujan sempat turun, ketika pagi beranjak menuju siang, kawasan Danau Hoan Kiem makin ramai.
Ada 5 (lima) ikon tinggalan masa – selain Danau Hoan Kiem dan Kuil Ngoc Son – yang bisa saja abai dilirik namun menarik untuk disusuri kisahnya saat duduk – duduk di tepi Hoan Kiem sembari menyesap secangkir Nuoc Chanh Leo yang didapatkan dari ibu penjual minuman segar di gerbang Kuil Ngoc Son.
1 – Tháp Hoa Phong a.k.a Hoa Pong Tower
Penampakannya serupa bongkahan bangunan yang ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan. Saya sempat berpikir ia adalah sepotong gerbang di pekarangan belakang Thang Long yang mungkin saja terseret arus Sungai Merah ketika meluap. Tapi koq terdamparnya kejauhan dan berdirinya kokoh.
Ternyata bukan! Hoa Pong Tower adalah gerbang Kuil Bao An yang berdiri sejak 1842 di depan Hoan Kiem. Pada 1882, Bao An dihancurkan Prancis untuk membangun Kantor Pos Hanoi. Tak ada yang bisa ditanyai, kenapa hanya sepotong gerbang itu yang disisakan? Andai saja gerbangnya bisa berbicara, akan banyak orang yang mengantre untuk mendengarkannya berbagi banyak kisah yang disaksikannya selama hampir dua abad berdiri di situ.
2 – Tháp Ruá a.k.a Turtle Tower
Salah satu daya tarik yang membuat pejalan datang ke Hoan Kiem adalah Turtle Tower. Warga setempat mengakrabinya dengan sebutan thap ruá.
Sebelum namanya berubah menjadi Hoan Kiem, orang – orang dulu mengenalnya sebagai Danau Luc Thuy. Satu hari, Kaisar Le Loi pergi bersantai ke danau. Selagi duduk di atas perahu, tetiba kura – kura raksasa yang dulu muncul memberinya pedang, muncul lagi dan mengambil pedang dari tangan Le Loi, lalu menghilang ke dalam air. Saat itu, Le Loi tersadar bahwa pedang tersebut dipinjamkan untuk memukul kalah musuh. Setelah kemenangan di tangan, pedang itu harus dikembalikan ke pemiliknya. Sejak hari itu, nama Luc Thuy berubah menjadi Hoan Kiem yang berarti danau tempat mengembalikan pedang.
Jauh setelah masa Le Loi, beberapa orang sering melihat kura – kura raksasa muncul dan berjemur di daratan kecil yang kemudian diberi nama Pulau Kura – Kura di tengah Danau Hoan Kiem. Pada 1886, sebuah monumen dibangun di sana sebagai pengingat pada kisah Le Loi dan kura – kura yang telah meminjamkan pedang ajaibnya untuk perjuangan Vietnam.
3 – The Huc Bridge
Warna merahnya tak akan terlewat dari pandangan setiap pengunjung Danau Hoan Kiem. Orang Vietnam menyebutnya the huc yang secara harfiah berarti tempat cahaya fajar menjatuhkan dirinya. Jembatan kayu bercat merah yang terentang di atas Danau Hoan Kiem yang menghubungkan daratan ke Pulau Giok tempat berdirinya Kuil Ngoc Son.
The Huc dibangun pada 1865 oleh Nguyen Van Sieu ketika merenovasi Kuil Ngoc Son. Dicat merah yang dalam budaya Vietnam melambangkan matahari, kehidupan, harapan, keberuntungan, dan kebahagiaan.
Jembatan yang ada saat ini adalah hasil renovasi pada 1952 setelah jembatan yang lama roboh karena kelebihan beban. Agar kuat dan tahan lama, tiang kayu yang menyanggah jembatan akhirnya diganti dengan beton dengan tetap mengikuti bentuk awal dibangun.
4 – Tháp But a.k.a The Pen Tower
Jika kurang awas, menara ini bisa saja tak tampak karena terhalang daun – daun pohon. Saya melihatnya karena kebetulan pagi itu berjalan ke Ngoc Son dari arah Hoa Pong. Yang tampak adalah puncaknya yang menyerupai ujung pena/pensil karenanya disebut thap but artinya tugu pena.
Serupa dengan The Huc Bridge, Thap But dibangun Nguyen Van Sieu pada 1864. Di bagian tengahnya terdapat tiga kata dalam aksara Cina ta thanh thien yang secara literal berarti menulis di langit biru.
Dari menguping penjelasan pemandu rombongan bule yang sengaja saya kintil’in dengan berpura – pura memotret di gerbang Ngoc Son pagi itu, thap but berdiri di atas gunung batu yang dibentuk serupa setengah potong buah persik. Gunung itu adalah simbol bumi yang kokoh tempat berdirinya tugu yang melambangkan literasi sebagai simbol orang – orang (Vietnam) berpengetahuan yang menuliskan harapannya setinggi langit dan perjuangan untuk mencapainya.
Beruntunglah ada si pemandu itu, kalau tidak, kepala saya masih berpikir obelisk itu penanda sebuah peristirahatan 😉
5 – Ly Thai To Statue
Ly Thai To, kaisar pertama dari dinasti Ly. Pada masanya, di 1010, wilayah Hanoi yang kala itu disebut Thang Long menjadi ibukota Vietnam; pusat perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan di seluruh daerah utara meski di masa dinasti Nguyen, pusat pemerintahan sempat dipindahkan ke Hue.
Pada 2004, pemerintah Vietnam membuat sebuah patung diri untuknya di seberang Hoan Kiem sebagai bentuk penghormatan pada the founder father Hanoi di jelang 1000 tahun Thang Long – Hanoi. Ly Thai To meninggal pada 1028 di usia 55 tahun.
6 – Monumen Le Thai To
Le Thai To dan Ly Thai To, dua orang kaisar yang berbeda dari dua dinasti dan masa yang berbeda pula. Le Thai To dari dinasti Le. Namanya diakrabi karena legenda pedang ajaib yang dipinjamkan kura – kura dari Hoan Kiem.
Tempat ini tak sempat saya datangi karena hujan lebat datang tiba – tiba dan saya berada di seberang danau di dekat Ly Thai To berdiri. Dicatat dulu sebagai pengingat jika nanti kembali ke Hanoi.
Hoan Kiem Lake, salah satu tempat janji temu yang sering didatangi warga lokal maupun pejalan yang sedang bertandang ke Hanoi. Sekadar kongkow dengan kawan lama, jalan pagi/sore, baca koran/buku, duduk – duduk mengamati orang yang lalu lalang, senam bersama, atau .. jajan! Di akhir pekan atau pada hari libur, akan sulit menemukan bangku taman yang kosong untuk diduduki sendiri. Bila ingin duduk, harus siap berbagi dengan orang yang sebelumnya telah duduk di sana.
Berbaur dengan warga lokal dan mengakrabi kesehariannya, cara terbaik untuk memahami kehidupan bermasyarakat di satu tempat. Ketika kekariban sudah terjalin, orang akan lebih terbuka berbagi kisah diri dan lingkungannya, saleum [oli3ve].
“Berbaur dengan warga lokal dan mengakrabi kesehariannya, cara terbaik untuk memahami kehidupan bermasyarakat di satu tempat.” – Ini yang aku suka saat melakukan perjalanan. Walau kadang nggak ada interaksi, namun dengan mengamati aku tetap menikmati.
Kalau cuma ada waktu satu hari di Hanoi dan cuma bisa ke satu lokasi, aku akan ke sini dan menjelajah seharian.
Anw, aku juga pernah ngintiin rombongan wisatawan dengan guide, hahaha. Nggak direncanakan sebetulnya, tapi pas ketemu ya dimanfaatkan. Kayaknya banyak backpacker melakukan ini 😀
Hoan Kiem Lake itu daerah turis, dekat pula ke Old Quarter. Banyak yg bisa disusuri di sana. Aku malah iseng ikut senam aerobik dengan oma – oma di taman dan itu menyenangkan. Selama di Vietnam tiap bertemu orang lokal, mereka ngajak ngobrol dengan bahasa mereka. Dipikir akamsi hahaha