Pk 05.30 ketika mata mulai terbangun pagi itu. Pagi pertama di hari kedua bermalam di dalam tenda yang didirikan di pinggir Sungai Kenaboi yang membelah Taman Negeri Kenaboi. Hari masihlah gelap. Selain karena penerangan yang sangat minim, di barat, matahari selalu datang sedikit terlambat. Tak tampak kegiatan selain suara bisik ā bisik penghuni tenda di kiri kanan, yang juga baru bangun. Ingatan pada dua ekor udang balado yang semalam disorongkan Zandra dari piringnya, mendorong saya bergegas mengangkat badan dari velbed dan bersiap mengantre di kamar mandi. Target utama pagi ini, tak boleh kehabisan jatah sarapan!Ā š

Kemarin siang, kami menggapai Taman Negeri Kenaboi setelah menempuh kurang lebih 3 (tiga) jam perjalanan dengan mobil van dari Kuala Lumpur, melalui jalan bebas hambatan yang mulus hingga mata saya terantuk pada papan bertuliskan Dusun Kubur, Kampung Esok sebelum kendaraan berbelok masuk ke kawasan hutan yang jalannya bergelombang dan menyempit. Satu hal yang saya senangi bepergian di Malaysia meski jauh ā jauh berkendara keluar kota, infrastrukturnya sudah baik hingga ke pelosok sekalipun.
Pada 2006, Taman Negeri Kenaboi yang berada di kawasan hutan cadangan Kenaboi, Jelebu, Negeri Sembilan mulai dikembangkan pemerintah Kerajaan Negeri Sembilan sebagai destinasi ekowisata dan pengelolaannya diserahkan kepada Jabatan Perhutanan Negeri Sembilan. Untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung, baik yang ingin staycation di hutan maupun yang hanya berjalan ā jalan saja, dibangun pula beberapa fasilitas publik seperti penginapan, camping ground, ruang pertemuan, kantin, mushola, dan toilet. Bagi pengunjung yang ingin berkemah, tenda dan velbed sudah disediakan oleh pengelola. Namun perlengkapan tidur lainnya seperti kantung tidur atau selimut serta peralatan mandi jangan lupa dibawa sendiri.
Ini perjalanan keempat ke Negeri Sembilan. Kecintaan saya pada negeri ini mulai tumbuh sejak menjejak di Bukit Lukut 6 (enam) tahun lalu, ditambah pula dengan Uji Nyali di Terowongan Komunis Muzium Tentera Darat, Port Dickson dan Jelajah Negeri Sembilan Susuri Jejak Pagaruyung pada awal Mei 2019. Jika pada perjalanan sebelumnya lebih sering menyusuri jejak sejarah dengan bermain di museum dan ke daerah pesisir, kali ini fokus menikmati keseharian berbaur dengan alam; staycation 3D/2N di pinggir hutan Kenaboi.
Sekarang, mari kita bahas 5 (lima) kegiatan alam yang dapat dinikmati selama berada di Taman Negeri Kenaboi:
01 ā Kemping di Tepi Sungai Kenaboi
Dalam mengelola Taman Negeri Kenaboi sebagai kawasan berkelanjutan, pengelola membagi kawasan ke dalam 3 (tiga) zona: zona A disebut juga sebagai zona administratif tempat berdirinya berbagai fasilitas yang mendukung operasional seperti kantor pengelola, ruang pertemuan, dan penginapan, zona B dikhususkan untuk camping ground berikut fasilitas pendukungnya seperti toilet dan kantin, dan zona C untuk wilayah yang dikategorikan sebagai hutan liar; kawasan yang masih alami, belum tersentuh pembangunan. Dari zona A ke zona B, pun zone A,B ke zona C dipisahkan oleh sungai.
Tenda dan velbed disediakan oleh pengelola, bahkan sudah berdiri saat kami datang. Tinggal ditempati saja. Saya menempati tenda No 3 ā Instant Up Coleman berkapasitas 4 (empat) orang yang dilengkapi dengan 3 (tiga) unit velbed ā berdua dengan Dy. Tenda kami diapit tenda Megumi dan Yuffie di kanan, serta tenda Ayu dan Zandra di sebelah kiri.
Di malam hari, daerah sekitar tenda gelap. Penerangan hanya disediakan di toilet dan ruang khusus untuk mengisi daya yang juga difungsikan sebagai ruang sholat. Beruntunglah membekali diri dengan senter kecil sehingga tak harus meraba ā raba di kegelapan saat mencari sesuatu di dalam tenda. Meski tak menggunakan krim anti nyamuk dan tidur hanya menggunakan jaket tipis, kulit tak pernah disentuh oleh nyamuk ataupun serangga hutan.
02 ā Trekking ke Air Terjun Lata Kijang
Dengan tinggi 80 meter, Lata Kijang disebut ā sebut sebagai air terjun tertinggi di Negeri Sembilan. Mencapainya harus menggunakan kendaraan 4WD a.k.a four wheel drive, sekitar 30 menit berkendara dari zona A, menyusuri hutan bambu hingga ke tempat perhentian kendaraan lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki 10 menit hingga ke kaki Lata Kijang. Turunnya asik, hanya harus berhati ā hati karena jalanan licin, baliknya ngos ā ngosan menanjak he .. he ..
Jangan lupa, kalau ke Lata Kijang haruslah membawa bekal piknik minimal rujak dengan sambal yang sedikit pedas untuk dinikmati sembari duduk ā duduk di kaki Lata Kijang dan merendam kaki di aliran airnya yang sejuk.
03 ā Jungle & River Tekking Jeram Berungut
Jeram Berungut terletak di bagian hulu Sungai Kenaboi. Namanya diambil dari kata berungut ā kalau di bahasa Indonesia maknanya serupa bersungut ā artinya berkata tak menentu atau menggerutu. Jadi Jeram Berungut = riak air sungai yang menggerutu šĀ Kenapa dinamai begitu? Abang bomba (petugas pemadam kebakaran) yang saya tanya dengan santai menjawab, lihat saja nanti kamu jalan di air macam mana sepanjang jeram ni.

Kami sampai di Jeram Berungut setelah menerabas zona C. Meski sudah tersedia jalur trekking di tepian hutan, tetap disarankan menggunakan perlengkapan pengamanan: helm, life jacket, dan sepatu karet untuk melindungi dari celaka seperti kepala terkena patahan kayu yang jatuh tanpa dikomando, kaki terbentur potongan bambu atau tergores sesuatu di dalam air, dan berjaga ā jaga bila tak sengaja tergelincir di air karena pijakan licin meski di beberapa bagian jeramnya dangkal.
Di tengah perjalanan, kami menyempatkan berhenti sebentar untuk melepas bibit ā bibit Ikan Kelah (Cyprinidae) ā saudara sepupu Ikan Mas ā di tempat mereka diharapkan berkembang biak dengan baik. Tuan Haji Saleh bin Awaludin, Kepala Perhutanan Negeri Sembilan dan En. Halimi bin Abu Hanip, Kepala Perikanan Negeri Sembilan yang menyertai perjalanan susur Jeram Berungut saat melepas bibit Kelah mengatakan, salah satu program konservasi yang digalakkan di Taman Negeri Kenaboi adalah menjadikan Sungai Kenaboi sebagai tempat penangkaran Ikan Kelah untuk menyelamatkan spesis ini dari kepunahan. Harapannya Kenaboi dapat menjadi seperti Sanctuary Kelah di Terengganu.

Bermain di air tentulah menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Kami menyusuri Jeram Berungut dengan berjalan melawan arus! Di awal trekking masih senang ā senang menenteng kamera, lama ā lama kamera masuk ke dalam kantung kedap air karena jalur trekking mulai melewati bagian sungai yang lebih dalam bahkan dasarnya tak tersentuh. Di sini, life jacket, tali tambang, dan tangan abang bomba jadi penolong buat orang yang tak bisa berenang seperti saya šĀ Bersiaplah untuk basah kuyup, banyak bersabar, dan jangan berungut ā rungut bila harus berhenti sebentar untuk mencari jalur yang aman buat pijakan. Nikmati setiap langkah kaki di dalam air, nanti, di ujung perjalanan usahamu akan terbayar oleh pemandangan yang menakjubkan.
04 ā Raja(h) Brooke dan Vegetasi Hutan
Saat menyusuri Jeram Berungut, kami bertemu dengan beragam vegetasi yang tumbuh di hutan Kenaboi juga binatang ā binatang kecil yang berkeliaran di air dan di antara tumbuhan. Senang sekali ketika sedang membersihkan sepatu dari kerikil, Rajah Brooke mampir menyapa saya di tepi jeram. Adooiii cantiknya!
Lho, kok cantik? Rajah Brooke adalah sapaan lain untuk Trogonoptera brookiana a.k.a Kupu-kupu Trogon, spesis kupu ā kupu langka yang berukuran besar yang banyak terdapat di Semenanjung Malaysia. Di beberapa tempat di Indonesia juga ada seperti Sumatera dan Kalimantan. Warna sayapnya didominasi hitam dan hijau. Ā Namanya diberikan oleh Alfred L. Wallace, diambil dari nama Raja Putih Serawak, James Brooke pada 1855.
Kupu ā kupu akan banyak berkeliaran di tepi Jeram Berungut pada musim pancaroba, saat pergeseran dari musim kemarau ke musim hujan. Saat itu adalah masanya telur menetas menjadi kupu ā kupu.
05 ā Survival Camp
Usai menyusuri Jeram Berungut siang itu, kami mampir sebentar ke Survival Camp, sebuah kamp yang dibangun sebagai tempat untuk mengenalkan cara ā cara bertahan hidup di dalam hutan. Di tempat ini ditunjukkan bagaimana membuat api, memilih kayu yang baik sebagai bahan bakar, memilih buah hutan yang bisa dimakan, juga cara memasak dengan perkakas sederhana meski tak membawa peralatan memasak.
Tentu saja yang ditunggu ā tunggu adalah waktu untuk menyantap hidangan makanan yang tersaji di kamp karena perut sudah sangat lapar. Siapa yang tak tergoda melihat Ayam Pansuh, Magi Kari, Singkong/Ketela/Jagung Rebus, dan kawan ā kawannya menguarkan aroma yang menggugah selera?
06 ā River Tubing
Gegara kaki lecet dan perih bila kena air, saya memutuskan hanya melihat ā lihat teman ā teman yang riuh menenteng ban ā ban karet mobil berukuran besar untuk dipakai meluncur di aliran Sungai Kenaboi saat river tubing. Mungkin pula karena masih trauma kelelep saat river tubing di Sungai Kreo beberapa tahun lalu.
Walau debit air Sungai Kenaboi tak terlalu tinggi, arusnya yang cukup deras memungkinkan kegiatan meluncur dengan ban di atasnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mereka yang memang senang bermain di air. Lebih lagi airnya jerniiiiiih dan sejuk.
Seru kaaaan? Gimana gak makin dalamlah cinta ini pada Negeri Sembilan #eaaa.
Pejabat Hutan Daerah Negeri Sembilan Utara
76100, Kuala Klawang Jelebu
Negeri Sembilan
Tel/Fax: 06-6136500
Nina +60-13-346-7967
Ranger +60-13-614-8044 (Tom)
Jam Operational: pk 08.00 – 17.00
HTM: RM5/orang
Kemping: RM5/orang
Dorm RM15/orang (kapasitas maks 20 orang RM300)
Sebelum bermain ā main ke hutan, perlu pulalah membekali diri dan memahami sedikit Tips Bertahan Hidup di Taman Negeri Kenaboi:
Bersiap untuk menyepi. Di kawasan ini komunikasi dalam jaringan hanya bisa dilakukan jika gawai tersambung dengan jaringan Celcom. Jadi, sebelum masuk hutan, aktifkan terlebih dahulu aplikasinya bila kamu tetap ingin bisa berjejaring dengan kawanmu di dunia maya. Meski malam itu berempat dengan Andrew, Ayu, dan Hilmi kami mengendap ā endap dari camping ground menyeberang ke zona A karena diprovokasi Hilmi ada jaringan kuat di sekitar ruang pertemuan, hingga pagi menjelang;Ā usaha untuk bisa mengunduh aplikasi Celcom berjam ā jam berujung pada keputusan pulang tidur dengan mata payah ke tenda.
Bawa aqua shoes (sepatu air) untuk menjaga kaki tergores batu dan tertusuk benda ā benda tajam di air pun di perjalanan saat trekking di hutan. Meski pengelola Taman Negeri Kenaboi menyediakan sepatu karet, ukurannya terbatas. Saya termasuk beruntung mendapatkan ukuran kecil setelah mengubek ā ubek tempat penyimpanan sepatu. Tapi sekembali dari Jeram Berungut, kaki kiri lecet kena karet sepatu dan kegesek batu ā batu kali kecil yang senang menyelinap ke dalam sepatu. Puji Tuhan, sekembali ke camping ground dapat 2 (dua) plester hansaplast dari Zandra untuk menutupi luka agar tak makin koyak.
Gunakan pakaian yang nyaman saat berkegiatan di alam terbuka. Sebisa mungkin pakailah yang bahannya tipis dan tak berat saat turun ke air dan basah. Hidup sudah berat, jangan tambahkan lagi bebanmu dengan pakaian yang berat karena basah dan diajak berjalan jauh š
Bawa bekal air minum sendiri dan camilan untuk mengusir dahaga dan lapar yang mendadak menyerang karena melakukan kegiatan di luar ruang ditambah pula bermain di dalam air yang memudahkan perut berteriak minta diisi.
Mengingat pandemi Corona yang sedang merebak, mari mendukung program pemerintah untuk membatasi gerak Covid-19 dengan menerapkan social distance, rehat sejenak melakukan perjalanan dan tak berkumpul di keramaian untuk menjaga kesehatan bersama. Siapkan saja dulu rencana berkemah di Taman Negeri Kenaboi, nanti bila waktunya sudah nyaman untuk bepergian, tinggal dieksekusi, saleum [oli3ve].
Kartu Celcom ini malah ga kepake sama sekali, jadi sia-sia deh.
Semoga ini bisa jadi pembelajaran untuk kedepannya kalau mau ke sini harus unduh aplikasi Celcome dulu.
Lagian kok daftar internet doang bisa ribet begitu ya haha.
hehe .. kurang sosialisasi