Muncak pada Musim Penghujan di Titik Tertinggi di Indocina, Fansipan Mountain


Saya mendapati kabar Fansipan sewaktu mulai memikirkan rencana perjalanan ke Vietnam tempo hari di laman pengelola perjalanan lokal. Dari menggali informasi di sana sini, muncak di Fansipan Mountain jadi salah satu alasan memasukkan Sapa ke itinerary agar tak pulang membawa sesal. Alasan lainnya tentu saja menjajal sleeper train Hanoi – Lao Cai dan trekking ke perkampungan etnis minoritas yang mendiami lembah Muong Hoa.

The roof of Indochina, nama lain yang disematkan pada puncak Fansipan (3.143 mdpl), titik tertinggi di Indocina – sebutan untuk 3 (tiga) negara federasi yang dibentuk Perancis pada 1887: Kamboja, Laos, dan Vietnam – adalah rangkaian kaki pegunungan Himalaya di kawasan Taman Nasional Hoang Lien Son. Dulu, orang – orang harus berjalan kaki naik ke puncak Fansipan selama 2 – 3 hari. Meski sampai sekarang para pendaki gunung masih senang berjalan kaki, bagi pejalan yang kakinya enggan diajak trekking jauh – jauh apalagi naik – naik ke puncak gunung; dapat memilih cara yang praktis dengan Fansipan Legend Cable Car!

fansipan legend cable car, fansipan mountain, harga tiket fansipan cable car
Dok. befreetour

Fansipan Legend Cable Car menghubungkan Stasiun Hoang Lien dengan Stasiun Fansipan. Dibangun SunGroup pada November 2013 dan mulai beroperasi di Februari 2016. Oleh Guinnes World  Records dicatat sebagai the world’s longest 3-line cable car system (6292.5m long) and cable car system has the highest altitude difference in the world (1410m). The system consists of 33 cabins with the capacity to transport up to 2,000 passengers per hour. Each cabin is like a small bus, carrying from 30 to 35 guests.

Dengan cable car, – selanjutnya disebut kereta gantung saja ya – perjalanan mendaki gunung Fansipan hingga ke puncak ditempuh dalam 20 menit saja! Horeeee!! Tentu, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak pejalan yang tak menyukai tersengal – sengal mendaki dan penasaran untuk menjajal kereta gantung terpanjang di dunia itu. Terlebih di akhir 2018, SunGroup semakin memanjakan pejalan dengan selesainya jalur trem sepanjang 2 km yang menghubungkan Stasiun Sapa dengan Stasiun Muong Hoa.

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car

Hari terakhir di Sapa, saya memutuskan untuk beranjak ke Puncak Fansipan meski hujan deras yang semalam – malaman turun, masih menyisakan rinainya. Mac, resepsionis baik hati yang senang berbincang di Lustig Hostel, tempat menginap selama di Sapa; tak yakin saya bisa menikmati perjalanan berkabut ke Fansipan. Digiringnya saya ke teras dan ditunjukkan puncak Fansipan yang tampak jelas dari penginapan masih diselimuti awan tebal. Tapi karena penasaran saya mulai meninggi, pk 09.00 saya menerabas hujan ke pusat kota. Pada Mac saya bilang, jika cuaca baik, saya pasti lanjut ke Fansipan. Jika tidak, saya tetap akan mencobanya hahaa.

Tak sampai 10 menit berjalan santai, saya sudah berada di depan Sun Plaza, bangunan bergaya kolonial Perancis abad 19 yang dirancang oleh arsitek Amerika yang tinggal di Bali, Bill Bensley. Stasiun Sapa berada di dalam Sun Plaza, mal yang juga terhubung dengan The Hotel de la Coupole – MGallery by Sofitel, hotel bintang lima pertama di Sapa.

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car

Saya mendekati satu – satunya petugas lelaki di loket pagi itu – biasanya, petugas lelaki sejati lebih sabar menghadapi runtunan pertanyaan – untuk bertanya beberapa hal sebelum mengeluarkan sejumlah dong membeli tiket. Menurutnya, sejak konter penjualan tiket dibuka pk 07.30 sudah ada beberapa rombongan yang naik ke Fansipan. Namun ia tak menjamin pengunjung akan menjumpai cuaca cerah di puncak karena matahari belum juga menampakkan batang hidungnya. Mata saya mengikuti dagunya yang menunjuk ke luar jendela, hujan masih turun satu – satu. Just wait and check the weather in an hour, sarannya dengan bijak.

Tak sabar, setelah 30 menit berkeliling di dalam Sun Plaza yang sepi, saya kembali ke depan loket dan membeli tiket kereta gantung pergi pulang ke Stasiun Fansipan VND750.000. Awalnya terpikir untuk langsung membeli juga tiket furnicular (semacam trem) dari Stasiun Do Quyen namun mas di loket lagi – lagi menyarankan untuk memantau cuaca sesampai di Stasiun Fansipan. Jika tak terlalu berkabut, kan bisa irit ongkos dengan naik – naik 600 anak tangga ke puncak, katanya sembari senyum – senyum.

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Trem dari Stasiun Sapa – Stasiun Muang Hoa

Trem dari Stasiun Sapa tak terlalu ramai. Mungkin karena cuaca mendung, tapi sesampai di Stasiun Hoang Lien; terlihat antrian mulai mengular, pun cepat mengurai karena langsung terangkut dengan kereta gantung yang turun satu – satu dari puncak. Saya menaiki kereta gantung ketiga bersama orang – orang lokal yang berjalan beramai – ramai dengan keluarga besar. Karena masa itu anak – anak sekolah sedang libur panjang, Sapa pun ramai dengan pengunjung dari kota – kota sekitarnya. Suara mereka serupa lebah beterbangan memenuhi kabin kereta gantung. Terlihat norak karena sebentar – sebentar ada saja yang dikomentari dan bersambut dengan komentar yang lain. Untunglah kami segera sampai di Stasiun Fansipan sehingga kuping tak berlama – lama pening dibuatnya.

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Kabin No 25

fansipan cable car_summit_13

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Kantung muntah tersedia di pojokan kabin jika kamu jekpot

Setengah perjalanan dari Stasiun Hoang Lien masih bisa menikmati pemandangan lembah Muang Hoa dari ketinggian. Semakin ke atas, kabut makin tebal. Pun hujan mulai mengetuk – ngetuk kaca kereta gantung hingga yang tampak di luar hingga sisa perjalanan warna putih saja. Pikiran mulai sedikit tak tenang, bagaimana kalau .. yang langsung ditepis jauh – jauh. Rasanya itu seperti … cobalah bayangkan naik tinggi – tinggi mendekati awan di dalam kereta yang bergelantungan dan kamu hanya bisa merasakan jarak yang semakin jauh dari bumi bahkan kabel tempat kereta bergantung saja tak terlihat! Sesampai di Stasiun Fansipan, angin bertiup kencang sekali. Sebagian besar pengunjung bergerombol di sekitar pintu keluar, tak berani untuk menerabas angin. Sebagian lagi terlihat duduk – duduk di dalam kedai makan. Di dekat tangga keluar stasiun, petugas kesehatan berjaga – jaga memberi peringatan kepada pengunjung yang hubungannya kurang harmonis dengan debaran jantungnya di ketinggian, agar tak memaksakan diri untuk mendaki.

fansipan cable car_summit_06

Panduan menjajal Fansipan Cable Car:

  • Tiket: Belilah tiket pergi pulang Stasiun Hoang Lien – Stasiun Fansipan VND 750.000 (harga tersebut untuk satu orang dewasa pemilik paspor asing, sudah termasuk tiket trem Stasiun Sapa – Stasiun Muang Hoa pergi pulang VND 50.000). Jika kakimu tak kuat untuk menanjak, sesampai di Stasiun Do Quyen belilah tiket furnicular VND 70.000 (harga sekali jalan untuk perjalanan naik, harga tiket turun lebih mahal VND 80.000). Semua tiket tersebut bisa dibeli on the spot
  • Muang Hoa Valley: Trem akan sampai di Stasiun Muang Hoa dalam sekejap. Jika memiliki waktu luang yang banyak, mampirlah ke taman di Stasiun Muang Hoa sebelum berjalan ke Stasiun Hoang Lien, tempat untuk mengantre naik kereta gantung. Tamannya di luar gedung, ikuti saja petunjuk di dalam plaza. Biasanya pejalan berkelompok – dan yang tak mau melewatkan setiap spot – akan diajak pemandunya untuk bergambar bersama di depan tulisan Fansipan Legend.
  • Cafe: Perjalanan ke Stasiun Fansipan tidak lama, 15 – 20 menit saja. Bila ingin menghangatkan badan dengan secangkir kopi sebelum muncak, di Stasiun Fansipan tersedia konter jajanan, kedai kopi, juga restoran sedang di Stasiun Truc May terdapat kedai kopi kecil. Loket penjualan tiket furnicular turun dari puncak Fansipan menyatu dengan kedai kopi Stasiun Truc May.
  • Baju Hangat: Jika badanmu tipis, tak tahan dingin dan angin, kenakanlah baju hangat (bila dirasa perlu bawalah selalu jas hujan di dalam tas).
  • Waktu Berkunjung: Pertengahan Maret – Mei atau Oktober – November adalah saat yang baik untuk bertandang ke Fansipan, di waktu itu cuaca sedang cerah. Hindari untuk berkunjung pada musim penghujan di Juni – September karena di bulan itu, kamu hanya akan menjumpai pemandangan putiiiiih saja. Bila ingin menikmati salju turun di Fansipan, aturlah waktumu untuk datang di Desember – Januari.
fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Puncak Fansipan saat cuaca cerah (dok. befreetour)
fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Jarak pandang saat kabut turun

Melihat orang ramai menggunakan jas hujan plastik dan tak ada larangan untuk mendaki, saya pun bergegas mengeluarkan ponco plastik yang memang sudah disiapkan dari Jakarta. Gemas juga sih melihat pengunjung yang turun, melepas dan meninggalkan begitu saja ponco plastiknya yang basah berserakan di dekat tempat sampah di dalam stasiun. Bahkan saat di puncak, ponco – ponco plastik yang habis dipakai, ditinggalkan pengunjung berserakan di pelataran Fansipan. Kenapa sih tidak mau belajar untuk menggulung dan membawa pulang sampah sendiri? Walau ada petugas yang mondar – mandir mengumpulkan, mengikat, dan membawa turun sampah bekas jas hujan pengunjung; tugas mereka bukan melulu membersihkan sampah! Mereka naik/turun tidak menggunakan funicular lho! Lewat tangga!

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Sebagian sampah jas hujan yang diangkut dari puncak Fansipan

Meski seperti kata Mac, puncak Fansipan diselimuti kabut; saya menikmati badan yang didorong – dorong angin dan muka yang ditampar – tampar gerimis sejak mulai melangkah keluar dari Stasiun Fansipan. Kapan lagi ya kan? Di awal melangkah, saya harus belajar menyeimbangkan badan agar tak limbung saat disenggol angin, maklum badan tipis sementara di puncak angin sangat kencang. Juga mengatur napas yang mendadak tersendat karena harus beradaptasi dengan perubahan temperatur dan ketinggian serta membiasakan mata melihat di tengah kabut dan melangkah mengikuti orang – orang yang berjalan di depan, yang bayangannya tertangkap lewat warna – warni jas hujan yang mereka kenakan.

Saya terus saja melangkah hingga mendapati anak tangga menuju gerbang Thanh Van Dac Lo lalu turun ke Stasiun Do Quyen. Melihat semua orang “menyerah” melihat yang tampak hanya warna putiiiiiih dan mulai mengantre membeli tiket furnicular, saya pun memilih untuk membeli tiket sekali jalan ke Stasiun Truc May. Untuk turunnya, nanti lihat cuaca lagi he .. he.. Karena furnicular-nya hanya satu, mau tak mau harus bersabar menunggu giliran diangkut.  Sewaktu turun, saya pun menumpang furnicular lagi karena cuaca semakin tak bersahabat dan ada peringatan harus bergegas turun.

fansipan cable car, fansipan mountain, trekking to fansipan mountain, ticket fansipan cable car, summit di fansipan mountain

fansipan legend cable car, harga tiket fansipan cable car, ticket fansipan cable car
Summit dengan tampang serupa tikus kerendam di got, kuyup tapi bahagia 🙂

Di puncak Fansipan terdapat banyak landmark yang akan dijumpai sedari keluar Stasiun Fansipan yang berkaitan dengan budaya dan kepercayaan mayoritas setempat, Budha. Sayangnya, tempat – tempat tersebut hanya bisa dinikmati ketika cuaca sedang cerah. Beruntunglah masih bisa bergambar meski susah payah mengatur agar kamera tetap berdiri di tengah angin dan kabut serta bersaing dengan pengunjung lainnya di spot sejuta umat Tugu Fansipan 3.143m sebelum kabut semakin tebal. Akhirnya, bisa muncak di Fansipan! saleum [oli3ve].

13 thoughts on “Muncak pada Musim Penghujan di Titik Tertinggi di Indocina, Fansipan Mountain

  1. Waktu ke Fansipan, saya turun dari puncak ke stasiun kereta gantung agak sore, menjelang matahari terbenam. Kebetulan juga waktu itu lonceng kuil sedang dipukul. Syahdu sekali suaranya. 😀

      1. Hari-hari pertama Desember waktu itu, Mbak. Sebagian orang yang saya tanya bilang itu akhir musim gugur, tapi sebagian lain bilang awal musim dingin. Berkabut juga, sih, dan angin di puncak lumayan kencang. Cuma sekali-sekali saja pemandangan terbuka.

  2. Wuih ikutan megap2 menikmati kabut dan foto di puncak ah…. terima kasih mbak Olive telah menuliskan petualangan indah ini.
    Salam sehat

  3. keren-keren amaaat ya kalian, mainnya sudah pada jauh-jauh sekali. Memantapi diriiiiii :’

    itu tapi pas cuaca ga bersahabat dan ada peringatan biar pada turun, paniknya gimana ya wgwgw atau tetap santuy 😀 hahahak ya ampon, pengen ih ah, semoga pankapan semoga.

    1. santuy koq turunnya, tetap antre menunggu diangkut furnicular, ada yang mampir ngopi dulu di kedai kopi, eh wisatawan lokalnya malah cuek haha.

    1. Waktu itu sengaja masuk dari utara dengan penerbangan transit di Thailand. Ha Noi – Sa Pa – Ha Noi – Hue – Da Nang (transit) – Hoi An – Da Nang – Sai Gon – Phnom Penh – Siem Reap

      selama di Vietnam tranportasinya gabungan bus dan kereta, sedang di Kamboja dengan bus

Leave a reply to Olive B Cancel reply