Hal pertama yang harus diperhatikan pejalan ketika menerima ajakan berjalan adalah MINTA itinerary a.k.a rencana perjalanan! Itinerary HARUS disiapkan oleh penyelenggara kegiatan sebagai acuan berkegiatan. Di dalamnya ada jadwal perjalanan, tempat – tempat yang akan dituju (tempat makan, tempat bermain, penginapan dll), juga pengaturan waktu kegiatan dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan mempelajari itinerary, kamu dapat memutuskan layak tidaknya menerima ajakan berjalan itu.
Tentang penginapan, setiap orang pasti merindukan tempat beristirahat yang nyaman usai berkegiatan di luar ruang yang melelahkan selama seharian kan? Terlebih jika di sela – sela perjalanan ada tuntutan ini itu dari penyelenggara kegiatan yang harus dipenuhi (dan telah disepakati) ketika menerima ajakan berjalan tadi. Karena itu, ada baiknya setelah menerima itinerary, buatlah riset kecil – kecilan dengan mencari tahu bentuk kegiatan dan mengumpulkan informasi tempat – tempat yang disebutkan di rencana perjalanan termasuk urusan akan tidur dimana kita?
Di perjalanan ke Selangor beberapa waktu lalu; saya mendapatkan kamar di gedung baru, lantai 12, Dorsett Grand Subang. Kamar no 1268, Deluxe Room dengan sarapan tentu saja, dan setiap membuka tirai jendela kamar pemandangannya danau dan sepotong kota Subang. Di siang hari, cahaya dari luar menembus lewat jendela, memantulkan dirinya di antara kaca – kaca yang terdapat di dalam kamar. Tak perlu menyalakan lampu, hemat listrik.

Untuk diketahui, selain Deluxe Room, ada beberapa tipe kamar lain yang bisa jadi pilihan jika suatu waktu nanti ingin menginap di Dorsett Grand Subang: Dorsett Room, Club Room, Junior Suite, dan Executive Suite. Dari namanya dapat diperkirakan perbandingan luas dan tarif kamarnya semalam kan? Detail harga per kamarnya silakan dicek di laman online travel agent (OTA) langganan.
Ini kali kedua saya menginap di Dorsett. Pada perjalanan beberapa bulan sebelumnya, saya menikmati beristirahat di Dorsett Putrajaya. Jadi sudah ada bayangan pelayanannya akan seperti apa. Meski sama – sama berpredikat hotel bintang lima, di Dorsett Putrajaya tak ada sambutan Butterfly Pea Flower Tea yang segerrrr seperti di Dorsett Grand Subang #kode
Dorsett Grand Subang salah satu hotel yang dimiliki dan dikelola oleh Dorsett Hospitality International, grup hotel yang berbasis di Hongkong yang entah kenapa memilih Malaysia sebagai lahan yang subur untuk menjalankan bisnis hotelnya. Psst .. hotel milik Dorsett lebih banyak di Malaysia daripada Hongkong dan negara lain lho.


Menyalakan lampu, memindai, dan mengendus – endus isi kamar (terutama toilet) adalah kebiasaan yang acap dilakukan bila memasuki kamar di penginapan mana pun. Bila semua dirasa aman, barulah masuk lebih dalam. Saya masuk kamar pk 22.00. Saat hendak meletakkan koper pada tempatnya tampak benda berwarna putih di meja kecil di bawah TV. Seekor kelinci yang dibuat dari handuk kecil, berpita biru, berdiri di sebelah Chocolate Chips Cookies mengepit selembar kertas seperti di gambar berikut:
Sungguhlah perhatian kecil yang personal seperti di atas membuat lelah menguap. Terima kasih Dorsett Grand Subang.
Deluxe Room dilengkapi meja kerja dengan bangku ergonomis dan lampu meja yang cahayanya tak menusuk mata, sangat pas untuk pencahayaan di waktu malam. Jika ingin duduk – duduk membaca, sebuah sofa bertengger di pojokan, bisa diubah menjadi tempat tidur bila malas bergerak ke kasur. Kamar pastinya berpendingin dengan jaringan Wi-Fi dapat bersaing dengan pelari sprint. Kamar mandi dengan bathtub berikut perlengkapan mandi yang lengkap termasuk kimono tergantung rapi di lemari, siap untuk dicopot dan dikenakan.
Malam itu, usai mandi saya masih terjaga dan duduk di meja kerja menyelesaikan beberapa hal sembari menghangatkan perut dengan Cameron Gold Blend hingga dini hari.
Dampak dari tidur larut, paginya bermalas – malasan bangkit dari tempat tidur. Tapi begitu teringat ada ajakan pertemuan, buru – buru mandi dan turun ke lobi.

Dorsett Grand Subang memiliki 4 (empat) restoran: Piano Lounge, Cafe Aroma, dan Terazza Brasserie letaknya berdekatan di lobi; serta The Emperor Chinese Restaurant di level M. Oh, masih ada satu tempat duduk – duduk khusus untuk tamu yang menginap di Club Room dan Executive Suite menikmati coctail hours; Premier Lounge di lantai 16. Untuk menyeimbangkan energi yang masuk setelah bersantap, di hotel tersedia fasiltas kebugaran tubuh Clark Hatch Fitness Center dan kolam renang.

Sarapan untuk tamu hotel tersedia setiap pagi di Terazza Brasserie. Mengikuti pesan dari Christina Toh, Area General Manager Dorsett untuk Malaysia, saya berjalan ke Aroma Cafe. Saya datang sedikit terlambat dari waktu pertemuan. Di sana sudah menunggu Kattie Hoo, Director Marketing & Communication Dorsett Grand Subang dengan 2 (dua) orang dari bagian Sales & Marketing. Pelajaran penting JANGAN membiasakan diri begadang jika esoknya ada janji breakfast meeting! Lebih baik menunggu daripada ditungguin orang.

Menu sarapan di Aroma Cafe pagi itu perpaduan India dan Tiongkok. Untuk tahap awal saya HANYA mengambil Telur Setengah Matang, Kaya Toast, dan Dim Sum. Porsinya satu dua kali hap, habiss. Tapi karena lagi breakfast meeting, boleh – boleh saja menambah selama daya tampung lambung kuat. Melihat di Aroma Cafe tak tersedia buah segar, saya pun memesan Orange Juice Murni yang juga tak tampak di sana tapi diantarkan dengan cepat ke meja. Lalu sebagai penutup, pilihannya bercangkir – cangkir Teh Tarik Panas yang nikmatnya terekam dengan baik oleh indera perasa hingga saat menuliskan ini lidah merindukannya.
Ketika lambung sudah penuh, lidah diistirahatkan untuk menyimak demo membuat kue bulan dari Chan Chee Long, Dim Sum Chef serta bonus cara menyiapkan Roti Canai dari chef Azizi. Menarik, kue bulan dibuat 3 (tiga) warna: biru, ungu, dan oranye; mewakili warna brand hotel yang berada di bawah bendera Dorsett Hospitality International: Dorsett, Silka, dan d.collection.

Usai sarapan, saya mengikuti langkah panjang – panjang Amir yang mengajak melihat beberapa ruang pertemuan berkapasitas 20 – 1800 orang yang disewakan di Dorsett Grand Subang. Juga melongok tipe kamar lain yang ada sana.
Kabar baik bagi tamu Dorsett. Umumnya, di kebanyakan hotel waktu check out dibatasi hingga pk 12.00. Di Dorsett Grand Subang masa tinggalnya dihitung 26 JAM dari saat check in. Jadi misal hari ini tamunya check in pk 16.00, besoknya bisa check out pk 18.00 dan TAK dikenakan tarif perpanjangan kamar. Asik ya, jadi waktunya bisa dimaksimalkan untuk jalan – jalan #eeh.
Kesenangan di Dorsett membuahkan drama. Entah karena betah dengan suasana kamar yang nyaman, kunci koper yang diyakini sudah tersimpan rapi di kantung tempatnya biasa disimpan; tertinggal di meja. Tak sengaja menemukannya saat kembali ke kamar beristirahat dan mengecek barang – barang sebelum check out. Rasa – rasanya sih sudah dimasukkan (lagi) ke kantungnya sebelum rebahan sebentar di tempat tidur. Lhaaa … malamnya sesampai di penginapan di Kuala Lumpur (KL) – setelah seharian bermain di 1 Utama – dan bersiap mandi baru sadar, kunci koper TAK ADA! Semua barang yang berkantung diperiksa bolak – balik tak ketemu.

Dorsett Grand Subang
Jalan SS12/1, Bandar Sunway, Selangor, Malaysia, 47500
Telp +60 3-5031 6060
Email: info.subang@dorsetthotels.com
Yakin kuncinya gak hilang, minta tolong ke Gaya Travel, penyelenggara kegiatan untuk bantu cek ke hotel. Eh ternyata .. tuh kunci DITEMUKAN tertinggal di kamar 1268. Tadinya berharap pihak Dorsett akan berbaik hati mengirimkannya ke KL, tapi kemudian saya memutuskan untuk menjemputnya ke Subang. Demi bisa ganti baju dan mencoba LRT dan monorail Subang – KL malam – malam karena pintu stasiun monorail berhadapan – hadapan dengan pintu penginapan di KL. Jadilah, pk 23.28 saya turun sebagai penumpang monorail paling akhir di KL Sentral pakai drama pula nyaris loncat keluar stasiun.

Meski mata sudah ngantuk, kepala masih bisa berpikir cepat mengeluarkan perintah pada kaki untuk turun lewat tangga mencari petugas di pintu bawah. O,ya .. waktu itu niatnya mau motret sebentar di sekitar stasiun dan mengambil pintu keluar ke arah mal Nu Sentral. Apess .. koin sudah ditelan mesin, pintu gak terbuka wkwkw. Puji Tuhan di loket bawah ada mas – mas yang bersiap pulang sudah mematikan lampu melihat ada yang dadah – dadah dari dalam stasiun. Kalo gak loncat beneran, paling terekam cctv lalu muncul di berita 🙂
Btw kembali ke perkara itinerary. Saya termasuk orang paling resek untuk urusan itinerary, jika ada perubahan sedikit pasti ngulik: kenapa? ada apa? koq bisa? Karena semua perkara itu akan berdampak pada ulasan yang nantinya muncul selepas perjalanan. Penyelenggara kegiatan yang baik pasti akan memerhatikan dan mengurus keperluan peserta dengan baik. Meski perkara ketinggalan kunci itu masalah daya ingat yang buram, tetap dibantu tek-tokan dengan Dorsett.
Sayangnya, belum semua penyelenggara kegiatan perjalanan mau membuat itinerary. Mereka berpikir, nanti lihat di lapangan saja. Kalau berhadapan dengan yang seperti ini; siap tidak siap, harus siap dengan segala kemungkinan yang bisa saja muncul di perjalanan nanti terutama cara mengatasinya. Intinya, jangan pernah mengulas satu produk berbumbu jika itu hanya membohongi kata hatimu, saleum [oli3ve].
Mudah-mudahan kesampaian juga menginap di hotel bintang 5 seperti Dorsett ini. Selama ini belum pernah 🙂
Aku selalu suka teh tarik panas kalau di Malaysia. Rasanya bisa mengembalikan energi yang terkuras dan mengangkat suasana hati.
Itinerary memang penting, kak. Karena walaupun semua biaya ditanggung, tapi kalau agendanya berantakan dan malah membuat rusuh jiwa raga, ya jadi nggak enjoy.
bukannya tiap week end keknya keluar masuk hotel Gi? #eeh
Iya tapi nggak bintang 5 hahaha
hahaha .. yg penting disyukuri
Betol, bisa staycation gratis udah seneng banget