Beberapa bulan ini ulasan medical check up (MCU) di Gleneagles Penang yang dibagikan di blog setahun lalu banyak dilirik pelaku bisnis jasa perjalanan wisata medis ke Malaysia. Dari yang sopan bertanya boleh tidaknya merek dagangnya ditambahkan ke dalam ulasan (bayar berapa?), hingga yang terang – terangan meminta agar nama mereka boleh menggantikan nama yang tercantum di ulasan MCU karena memiliki layanan serupa.

Jawaban saya .. BIG NO! Tak segampang itu, Rudolfo!
Karena perkara lirik – lirikan ulasan medical tourism Penang ini, saya jadi teringat belum pernah mengulas penginapan di Penang. Jangan sampai ada yang mengira – ngira ulasan wisata medis Penang HANYA tulisan raba – raba karenanya merasa yakin menawarkan harga tak masuk akal agar namanya tercantum di sana #eehgimana?
Sudahi intermezzo-nya, Nona Missy! 🙂
Ehhmmm. Awal Desember lalu, ketika diajak Penang Centre of Medical Tourism (PMED) mengunjungi beberapa rumah sakit di Penang; saya mendapatkan 1 (satu) kamar Junior Suite untuk ditempati sendiri selama seminggu di The Northam All Suite Hotel, Georgetown, Penang.

Junior Suite yang saya tempati berada di lantai 30. Pemandangannya laut. Ruangnya terbagi 3 (tiga): foyer diisi dengan cermin yang menggantung di dinding dengan meja kecil di bawahnya serta ada toilet untuk tamu, living hall selain untuk ruang tamu juga berfungsi sebagai ruang TV dan ruang kerja, serta bedroom yang terbagi atas kamar tidur berisi twin bed dengan tambahan meja kecil untuk TV dan kamar mandi yang lega dilengkapi jacuzzi, toilet, dan ruang pancuran yang terpisah serta lemari pakaian tiga pintu. Kamar tidur dengan kamar mandi dibatasi oleh jendela besar yang tirainya dapat dibuka tutup.


Antara kamar tidur dengan living hall dihubungkan oleh pintu geser kayu. Selama di Northam, karena lebih sering pulang larut, begitu masuk kamar langsung masuk kamar tidur dan pintunya ditutup sampai pagi. Bila terdengar bunyi – bunyi atau suara lain dari ruang depan diam – diam saja di kamar tidur. Pura – pura tak mendengar 😉
Lantai kamar dari foyer hingga kamar tidur dari kayu. Karena hotelnya termasuk penginapan yang sudah lama eksis di Georgetown, kadang lantainya mengeluh kreeek ketika dipijak. Bunyi yang menimbulkan suasana berbeda terlebih karena lampu di dalam kamar sengaja disetel temaram, bahkan ada beberapa lampu yang mati seperti lampu di meja kerja dan di toilet. Meski sudah dikomplen ke pihak hotel, sampai sudah mau pulang itu lampu tetap saja tak berfungsi. Kalau siang hari sih terang benderang kamarnya, di malam hari? he .. he .. deh suasananya. Beruntung sudah terbiasa dengan suasana senyap, tenang – tenang saja di kamar.

Amenities dan toiletries tersedia di kamar mandi seperti handuk, sikat gigi berikut pastanya, sabun cair, sampo, sabun padat, dan lotion. Di kamar pun dilengkapi dengan sandal kamar, setrika, dan pengering rambut. Bagi yang rambutnya sedikit lebih panjang, harus bersabar karena pengering rambutnya sudah disetel berhenti mendadak setelah digunakan selama 2 (dua) menit dan harus menunggu dia adem 1 – 2 menit berikutnya untuk bisa digunakan kembali. Gemessss ya 😉
The Northam All Suite Hotel
55, Jalan Sultan Ahmad Shah
Pulau Tikus, 10050 George Town
Pulau Pinang, Malaysia
Telp.: +60 4-370 1111
Email: info@northam-hotel.com.my

Karena ada 1 (satu) hari penuh berkegiatan di ruang pertemuan, jadi sempat menikmati makan siang dan malam serta ngopi yang nikmat di sini. Setiap pagi di hotel tersedia ragam sarapan namun saya lebih senang menikmati oatmeal yang bolak – balik dituang ke mangkuk, aneka buah (sayangnya cepat habis dan tak ditambah lagi), salad, telur setengah matang, jus, dan kopi atau teh panas. Kenapa gak sarapan besar? Karena saat berjalan, di tempat – tempat perhentian terkadang disediakan camilan yang enak – enak sehingga perlu ruang penyimpanan haha.

The Northam All Suite Hotel berada di kawasan strategis. Pertama kali melihatnya di akhir Juli saat mencari makan malam ke Northam Beach usai MCU di Gleneagles. Letaknya yang hanya sepelemparan batu dari Gleneagles menjadikannya hotel paling dekat dan tepat bagi yang memiliki jadwal pertemuan serta harus mondar – mandir ke rumah sakit. Tak perlu tambahan biaya transportasi, cukup pakai sepatu olah raga dan berjalan kaki saja.
Jika ingin berolah raga di hotel, di lantai 9 tersedia ruang fitnes dan kolam renang. Kalau hanya ingin duduk – duduk menikmati angin di ketinggian sembari ngopi, di samping kolam renang ada kafe teras.

Di malam hari saat kembali ke hotel dan masih lapar, saya dan dua kawan dari Indonesia biasanya berjalan kaki ke Gurney Drive Hawker mencari camilan ringan dan berat. Pulangnya, kami mampir cuci mata – ada yang borong diskonan juga sih – di Gurney Paragon atau Gurney Plaza sebelum kembali ke hotel dengan menumpang taksi daring karena kaki tak kuat lagi diajak berjalan, tangan sibuk menenteng belanjaan, dan mata sudah kedip – kedip.

Selain hal di atas, dua pertimbangan lain yang bikin betah tidur di The Northam All Suite Hotel adalah tepat di seberang hotel ada rumah bergaya kolonial yang bikin penasaran sejak pertengahan tahun. Eh, tak tahunya rumah itu menjadi pemandangan yang menyenangkan untuk dinikmati tiap bangun pagi. Yang kedua, letaknya sejalan dengan tempat peristirahatan Opa Francis Light dkk. Jadiii, pagi terakhir sebelum beranjak ke Bayan Lepas, saya menyempatkan jalan pagi – pagi ke Protestan Cemetery, saleum [oli3ve].
Aku percaya setiap travel blogger (yang beneran travel blogger, bukan campur-campur atau catalogue travel blogger) pasti punya rejekinya masing-masing. Dan buat kak Olive, sepertinya sangat berjodoh dengan Malaysia dan khususnya dengan ulasan rumah sakit di Penang 🙂
Kak Oliiivvv kamu bikin iriii. Aku pengen juga sih bisa kerja remote seminggu di luar negeri dengan akomodasi yang nyaman seperti ini. Mana pemandangan dari ruang kerjanya bagus banget!
baru tahu ada istilah catalogue travel blogger, ini maksudnya ulasan blognya serupa katalog Gie?
Itu istilah buatanku sendiri kak, haha. Iya isinya sebagian besar endorse produk atau event.
Kaaakk, kok kamu gak takut sih dengan bunyi-bunyi di malam hari? Kalau aku sih pasti udah parno banget, apalagi tidurnya sendirian pula ><"
hari pertama rada takut juga, tapi dibawa santai .. besoknya pas sarapan ternyata teman di kamar lain juga mengalami hal yang sama. jadi dianggap “hiburan” aja hahaha
Hahaha. Gpp, jadi punya cerita “seru” yang bisa diobrolin berdua, ya 😀
ha ha haaaaa