Aku tiba di Klang, the Royal Town, julukan bagi kota yang pernah menjadi ibukota Selangor dan tempat kediaman Sultan Selangor pagi tadi. Kota yang pernah kuceritakan sangat ingin kudatangi beberapa tahun lalu ketika kita masih bisa bercanda tanpa ada rasa saling curiga.

Seperti yang ada di benakku selama ini, kotanya tertata rapi. Di pinggir – pinggir jalan yang kulewati seharian tadi, rumah – rumah berdiri dengan tertib. Dan dari ketinggian, di depan jendela kamar tidurku yang berada di lantai 10, deretan atap rumah yang apik itu tampak indah terpapar sinar matahari senja yang pelan – pelan beranjak ke barat. Tak bisa dipungkiri keapikan Klang salah satu yang diwariskan Opa Frank Swettenham. Hasil jerih lelah dan sabarnya menata kota – kota di bawah pengawasannya ketika menjadi Residen Jenderal Federasi Melayu dan dipercaya sebagai warga penasihat Selangor.

Bersyukurlah negeri ini, meski pernah di-kekeupin Inggris, jejak tinggalannya terpelihara dengan baik. Aku pun bersyukur, inginku menjejak di Klang mewujud. Sebagai awal perkenalan, selama 2 (dua) hari di sini aku tinggal di Premiere Hotel, mendapatkan kamar tipe Superior bernomor 1011 berjendela kaca yang lebar. Kamar yang nyaman dan bersih, langsung membuatku jatuh hati dan betah berlama – lama di dalamnya.
Serupa dengan rumah, untuk mengetahui tingkat kebersihan dan seberapa peduli pengelola sebuah penginapan terhadap kebersihan; paling gampang lihatlah toiletnya. Hiruplah udaranya. Jika sirkulasi udara di dalamnya baik, aromanya tak akan membuat perut mules. Premiere Hotel terbilang penginapan yang sudah lama di Klang (meski tak lama – lama sangat), namun terpelihara dengan baik. Teringat tahun lalu saat menginap di sebuah hotel di Jakarta, aroma dari ruang belakangnya semerbak sampai minta ganti kamar 3 (tiga) kali! Terakhir kamar di-upgrade dengan kondisi tak lebih baik dari 2 (dua) kamar sebelumnya. Masakan kamar non smoking bau rokok?!
Aku pun teringat senandika di Bukit Jugra siang itu, ketika angin sepoi – sepoi menepuk – nepuk pipiku, dan tutur katamu perlahan – lahan menyembul dari lembah kenangan .. Kesabaran diuji lewat perkara – perkara yang kau jumpai dalam setiap perjalanan, yang kan mengasah pikirmu dan sikapmu menjadi dewasa atau bahkan menjadi kerdil dalam pandangan. Semua itu tergantung bagaimana dirimu menyerap berita yang terhembus, menelaah bacaan yang ditawarkan pada mata dan menyaring kata lewat pendengaran. Belajarlah bersyukur atas setiap perkara yang kau jumpai dan rintangan yang harus dilalui kakimu – [Senandika dari Bukit Jugra]
Hari beranjak gelap. Aku menutup tirai kamar. Berapa banyak sabar lagi harus ditabung agar bisa memeluk dan mengurai rindu yang setiap hari bertambah berat? Jika matahari yang garang di siang hari mau memberi kesempatan malam untuk memeluknya, bagaimana dengan kita?
Di kamar 1011, tersedia fasilitas yang tak jauh berbeda dengan kamar setipenya di hotel bintang 4 (empat) seperti: ketel listrik untuk menjerang air panas, kopi/teh dan gula, air mineral, dan perlengkapan mandi. Meski rambut di kepala tak panjang – panjang amat, menemukan pengering rambut elektrik di dalam lemari pakaian itu hadirkan kesenangan tersendiri.
Untuk sarana hiburan tersedia saluran tv kabel dan jaringan Wi-Fi yang berlari cepat. Sedang untuk kebugaran tubuh, di lantai bawah tersedia kolam renang dan Gym. Sayangnya selama menginap di Premiere Hotel Klang, kolam renang ditutup sementara dikarenakan gangguan air sedang terjadi di seantero Klang. Syukurlah di kamar mandi air masih mengalir meski pada jam tertentu air panas tak mengucur dari pancuran. Untuk keadaan ini pun pihak hotel telah mengirimkan pemberitahuan ke setiap kamar.
Sebelum masuk kamar, aku pun sempat berkeliling ke beberapa lantai melihat kamar – kamar lain yang ditawarkan di Premiere Hotel Klang. Selain tipe Superior, ada Deluxe dan Executive. Juga ruang – ruang pertemuan besar yang bisa disewa untuk rapat, pernikahan, dan kegiatan – kegiatan lain. Hal pokok yang membedakan setiap kamar tersebut adalah luas dan isi kamarnya yang tentu saja menentukan besaran tarif kamar semalam. Perbedaan lain, adanya ruang temu khusus untuk kamar – kamar Executive di lantai 18.
Saat pagi datang, sarapan disiapkan di The Buzz dengan label kandungan kalori diletakkan di depan setiap makanan/minuman yang tersaji di meja. Kembali kunikmati kesenangan ketika menemukan sarapan kesukaanku tersaji di pojok ruangan, oatmeal! Ini hotel kedua yang kutandai menyediakan bubur gandum di menu sarapannya setelah The Northam All Suites di Georgetown, Penang.
Yang membedakan, di Premiere Hotel Klang bubur gandum disajikan dalam 2 (dua) mangkuk besar. Pagi pertama Cheese Oat (bubur gandum yang dimasak dengan susu dan keju) dan Muesli Oat (bubur gandum dengan campuran buah kering). Sedang di pagi berikutnya Oat (bubur gandum yang dimasak dengan susu, sarapan sehari – hariku empat bulan ini) dan Muesli Oat. Kamu pasti sudah bisa menebak bubur gandum mana yang membuatku mondar – mandir menyendoknya ke mangkuk makanku. Yup, Muesli Oat!


Tentu saja aku tak melulu menyantap bubur gandum itu. Ada kawan – kawan lainnya yang ikut turun ke dalam perut setiap pagi. Terlebih di pagi kedua, Chef Rosnan memasakkan 2 (dua) menu favorit di The Buzz; Ikan Bakar Tepian Tebrau dan Carbonara Chicken Spring Roll di depan mata. Jadilah dua makanan itu dijadikan camilan penutup.

Premiere Hotel Klang
Bandar Bukit Tinggi 1/KS6,
Jalan Langat 41200 Klang,
Selangor Darul Ehsan, Malaysia
Tel: +6 03-3325 6868
Email: enquiry@premiere-hotels.wct.my
Hari itu, kutinggalkan hotel dengan hati senang menenteng tas berisi buku bergambar Klang! In and around the Royal Town tentang Klang dalam gambar disertai catatan sejarahnya dan kartu pos Klang bergambar ikon – ikon Klang. Pengalaman pertama menginap di sebuah hotel, pulang dioleh – olehi buku hard cover sejarah kotanya. Terima kasih Premiere Hotel!
Lagi satu hal mengesankan yang kuingat baik – baik sejak memasuki Premiere Hotel Klang adalah keramahan para pekerjanya. Dari penjaga keamanan hingga jejeran manajernya melayani dengan selalu tersenyum. Senyum yang tak dibuat – buat membuat tamu senang disambut dengan ramah, sehingga ingin rasanya tinggal berlama – lama di sana, saleum [oli3ve].
Aku jadi penasaran sama Bubur Gandumnya. Tapi kayaknya aku tetep bakal ambil omelet karena ini sarapan yang paling enggak bisa aku lewatkan kalau sedang menginap. 😀
buburnya bisa dibuat sendiri di rumah sih, beli bubur oat lalu bikin kreasi sendiri. sekarang kan ada varian buahnya, bahkan rasa soto pun ada. tapi kalo saya lebih sering beli yang original tinggal ditambahkan buah segar 😉
Bagus banget ih hotelnya, jadi pengen kesana 😄
iya mas, dan bersih .. pengennya juga gitu kalo ke sana lagi pasti akan memilih tinggal di sini
Itulah yang aku suka dari menjelajah kota-kota Malaysia (dan Thailand). Rapiii. Unik ya ada informasi kalori dari setiap menu yang disajikan, biar nggak pada kalap mata 😀
A really nice post, kak.
Meski begitu tetap ada koq yang kalap karena sebagian besar orang kan malas membaca wkwkw.