Memuaskan Lidah dengan Kuliner Thailand


Lima menit beranjak dari Don Mueang siang itu ketika Imron, pemandu yang menemani berjalan, menawarkan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Hua Hin. Tawaran yang menarik. Sejak pagi perut saya belum diisi makanan yang sesuai kapasitas lambung gegara bangun kesiangan dan tergesa – gesa ke bandara Soekarno Hatta. Mandi pun tak sempat. Setangkup roti dan sebiji pisang yang dihabiskan di ruang keberangkatan tak cukup kuat meredam teriakan dari kampung tengah. Tak lama, kami berhenti di Al Hilal Restaurant, sebuah rumah makan dengan pekarangan yang asik di pinggir jalan raya Bangkok yang sajian makanannya dijamin halal.

sarapan ala thailand, thai culinary journey, kuliner di hua hin
Aneka sarapan di Stasiun Hua Hin

Sajian yang jadi rebutan dan cepat tandas dari meja siang itu adalah Sup Tom Yam, Ikan Saus Mangga dan … telur dadar! Sedang kawan – kawannya seperti cap cay dan ayam goreng akhirnya digado belakangan sebelum nanas dan semangka sebagai pencuci mulut dihidangkan. Tom Yam Al Hilal tampilannya berbeda dengan sup Thailand lainnya. Kuah supnya bening, rasanya enjesss, melekat dan terbayang – bayang di ujung lidah saat menuliskannya di sini. Di dalam kuah asam pedas yang menguar itu, berenang – renang udang, potongan ikan, cumi, dan jamur merang. Hijaunya daun ketumbar dan daun jeruk yang mengambang di atasnya menambah segar aroma Tom Yam Seafood Bening istimewa dari rumah makan yang banyak dimampiri orang Indonesia itu.

Kuliner adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah perjalanan yang tak boleh dilewatkan terlebih mencicipi makanan khas di destinasi yang dikunjungi. Saya beruntung memiliki lidah yang tak terlalu manja saat perut kelaparan, dia mau saja mencicipi makanan yang ada dengan satu syarat tak kepedasan. Bila syarat itu dilanggar, maka saya harus siap mondar – mandir ke kamar kecil. Sementara sudah menjadi rahasia umum masakan Thailand diracik dengan bumbu – bumbu yang menghasilkan cita rasa pedas, asam dan manis! Untuk itu, harus pintar – pintar mengontrol keinginan lidah mencicipi aneka rasa yang berlebihan.

bbq ala thailand, kuliner thailand, thai culinary journey, sosis bakar thailand
Sosis (babi) bakar Thailand

Selain wisata sejarahnya yang menyenangkan, bertualang dengan lidah di Thailand memiliki sensasinya sendiri. Ingin memuaskan lidah dengan kuliner Thailand? Nikmati dulu rekomendasi lidah yang harus kamu cicipi ini:

Sup Tom Yam
Tom Yam bening terenak pertama kali saya cicipi sewaktu sore – sore duduk di beranda Naklua Kitchen. Sally Suen mengajak kami mampir ke restoran itu usai berkeliling Sanctuary of Truth, Pattaya. Mr. Khun Nun, Manager Naklua Kitchen yang menuangkan sendiri sup yang dalam bahasa setempat disebut Po Taek ke mangkuk – mangkuk kecil untuk kami cicipi selagi panas. Kerinduan lidah pada sup Tom Yam bening terpenuhi saat ia kembali menemukan rasa yang sepadan di Al Hilal beberapa siang lalu di Bangkok.

sup tom yam seafood, tom yam bening enak, kuliner thailand, thai culinary journey
Po Taek di Naklua Kitchen, Pattaya

Setiap rumah makan di Thailand memiliki cita rasa Tom Yam-nya sendiri, ada yang bumbunya medok hingga kuahnya pekat berminyak, begitu pula pedas dan asamnya bergulat satu sama lain di dalam mangkuk. Isinya, tergantung pilihan dan selera. Tapi tak jauh – jauh dari kawanan seafood seperti potongan cumi, ikan kakap, kerang, dan udang dengan tambahan jamur merang atau kancing, bahkan ada juga yang menambah variasi bakso ikan. Bila kamu alergi seafod, kamu bisa mencicipi Tom Yum Gai (Tom Yam Ayam).

Omelet Thailand
Apa bedanya omelet Thailand dengan telur dadar yang bisa dibuat sendiri di dapur atau dipesan sebagai menu sarapan yang dijumpai setiap pagi di hotel? Paling beda di cara penyajian dan campuran bumbu yang dipakai untuk menggoreng telur yang dikocok – kocok itu hingga yang tersaji tak sekadar telur dadar biasa tapi menjadi sebentuk Puyonghai, bukan?

Eh ternyata, telur dadar Thailand memang beda rasanya. Meski hanya didadar biasa tanpa bumbu yang aneh – aneh, rasanya ‘ngangenin. Mungkin pakan ayamnya yang berbeda saat si telur masih di dalam perut ayam sehingga keluarlah telur rasa spesial.

telur dadar thailand, kuliner thailand, thai culinary journey
Oa Suan Grob, Naklua Kitchen, Pattaya

Oa Suan Grob adalah telur dadar tak biasa yang pernah saya cicipi di Thailand. Menu racikan Mr. Khun Nun di Pattaya yang menghadirkan telur dadar berbumbu yang berisi campuran tiram, tauge dan semacam daun kucai. Paling enak dimakan selagi panas dengan nasi yang hangat.

Poo Nim Pad Pong Karee
Selain Tom Yam dan telur dadar yang menjadi hidangan yang  tak akan pernah absen hadir di meja – meja makan rumah makan di Thailand (kecuali bila kamu menolak kehadirannya), janganlah terlupa untuk mencicipi juga Poo Nim Pad Pong Karee.

Poo Nim Pad Pong Karee adalah masakan yang berbahan utama kepiting soka a.k.a kepiting cangkang lunak (soft shell crab) dan telur. Jangan tanya bumbunya apa saja. Saya hanya penikmat yang sangat suka dengan menu ini hingga potongan – potongan paprikanya yang berbumbu pun nikmat dicecap lidah.

Poo Nim Pad Pong Karee, kepiting soka ala thailand, soft shell crab, kuliner thailand
Poo Nim Pad Pong Karee

Bagaimana bila perjalananmu sangat berhitung dengan dana makan sehingga sebisa mungkin menghindari duduk manis di rumah – rumah makan yang terlampau besar untuk disinggahi? Cicipilah street food yang ramai di pinggir – pinggir jalan di pusat keriaan Thailand, di lorong – lorong dalam pasar, atau di bibir jalan raya yang dilintasi oleh pekerja setiap pagi. Ada beragam pilihan makanan yang ditawarkan dengan tampilan yang menggiurkan dan menggugah rasa serta harga yang bersahabat. Cukup dengan mengeluarkan 10 – 40 baht, namun berhati – hatilah bila lidahmu sensitif dengan lemak babi.

kuliner bangkok, kuliner thailand, jajanan di pratunam market, thai culinary jouerney, makan murah di bangkok
Antri beli sarapan di Pasar Pratunam, Bangkok

Mu Wan
Dari segi penampilan Babi Kecap Thailand ini sangat menggoda bukan? Slurrrppp … lidah saya pun melompat – lompat saat melihatnya di salah satu trotoar tak jauh dari Dermaga Pratunam. Mu Wan adalah salah satu lauk yang dijajakan di pinggir jalan untuk bekal makan siang. Selain Mu Wan, beberapa makanan untuk sarapan juga ditawarkan di pinggir – pinggir jalan tanpa menguras dompet.

Mu Wan, babi kecap thailand, thailand sweet port, kuliner thailand, thai culinary journey
Babi Kecap yang Menggoda

Bila perut mendadak lapar dan hanya ingin sekadar memuaskan lidah dan mengisi kekosongan lambung saat sedang berjalan – jalan, beberapa jajanan pinggir jalan berikut dapat menjadi pilihan.

Mango Sticky Rice
Seorang kawan yang sangat ingin menikmati rasa mangga Thailand yang dimakan dengan ketan langsung dari Negeri Gajah Putih ini pernah donk titip dibawakan camilan Mango Sticky Rice sebagai oleh – oleh. Tempat paling asik menikmati camilan ini ya duduk manis sembari dalam perahu menyusuri Damnoen Saduak Floating Market.

mango sticky rice, kuliner thailand, thai culinary journey, Damnoen Saduak
Mango Sticky Rice

Aneka BBQ dan  Gorengan
Jajanan goreng – gorengan dan bakar – bakaran bertebaran dan gampang dijumpai di ruas – ruas jalan Bangkok, Pattaya atau pun Hua Hin, tiga kota yang pernah saya sambangi di Thailand. Dalam perjalanan ke Hua Hin, saat mampir di rest area, saya tertarik dengan sosis bakar yang dijual disalah satu booth makanan. Dari potongannya saja sudah menggiurkan dan wujudnya membuat teman seperjalanan hampir tergoda untuk mencicipi kalau saja tak saya mengingatkan dirinya makanan ini harus dihindarinya  😉

thai culinary journey, kuliner thailand, bbq thailand, sosis bakar thailand
Seafood bakar di tepi jalan Pattaya

Kluay Ping dan Kluay Khaek
Camilan pengusir lapar ini paling enak didampingi secangkir teh atau kopi panas. Kalau bahasa Indonesianya pisang yang dibakar (Kluay Ping) dan pisang goreng (Kluay Khaek). Banyak dijumpai di pinggir jalan, dijajakan dengan gerobak dorong (biasanya) oleh ibu – ibu yang sepuh. Pisang gorengnya serupa dengan pisang sale, sedang pisang bakarnya semacam pisang epek tapi nggak dipipihkan jadi dibakar bulat – bulat saja dan dimakan dengan saus gula. Kalau saya lebih suka makan tanpa saus gula karena Pisang Masnya sudah manis.

Damnoen Saduak Floating Market, pisang bakar thailand, kuliner thailand, thai culinary journey
Penjaja pisang bakar di Damnoen Saduak Floating Market
Knorr Cup Jok Pork, kuliner thailand, thai culinary journey, sosis bakar thailand, bubur thailand
Knorr Cup Jok Pork
jus jeruk pattaya, kuliner thailand, street food thailand, thai culinary journey
Jus jeruk yang segar

Kala haus, selain minum air mineral yang diisi ulang bila sarapan sebelum meninggalkan hotel, saya suka mampir ke kedai 7-11 membeli Ice Thai Tea atau Ice Coffee dan Knorr Cup Jok Pork buat persediaan di kamar bila mendadak lapar di malam hari. Selamat bertualang dalam imaji rasa, saleum [oli3ve].

Advertisement

7 thoughts on “Memuaskan Lidah dengan Kuliner Thailand

  1. Thai food never fails me. Citarasanya yang segar, asam, pedas, berbumbu kuat, cocok di lidah. Puji Tuhan, aku tidak punya kelemahan atau ketidaksukaan dengan rasa-rasa tertentu, kecuali pahit 😀
    Juga tidak ada larangan dengan komoditi makanan tertentu (baca: babi). So, yes, I will enjoy every culinary adventure!

    Aku setuju banget bahwa kuliner merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari sebuah perjalanan. Meski tak mengincar brand tertentu, tapi aku pastikan akan menyantap makanan lokal. Makanya, aku nelangsa saat traveling bersama teman yang makannya cuma di 711 dan gerai makan cepat saji. Atau dengan rombongan ibu-ibu Jogja yang cuma cocok sama makanan Indonesia. Huft..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s