Singapura yang Kurindukan


Pertemuan tak sengaja dengan Opa Archie di perkebunan teh BOH Sungai Cheeding, Kuala Langat bulan lalu bangkitkan inginku untuk pergi ke Singapura setelah lebih 5 (lima) tahun tak pernah bertandang ke kota itu. Kubuka – buka lagi catatan yang pinggiran kertasnya mulai menguning karena dibiarkan tertelungkup cukup lama dalam map yang berdebu, lama tak disentuh. Catatan – catatan yang selalu menarik untuk dibaca berulang.

fort siloso, singapore, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura
Fort Siloso

Bila dipikir – pikir, sudah terlalu lama kuurungkan niat untuk kembali ke Battle Box. Meredam keinginan tuk hening sesaat di Fort Siloso yang gerbangnya telah tertutup rapat petang itu saat langkah tergesaku berhenti di depannya. Sedikit kecewa tentu saja. Tapi aku harus banyak belajar mengendalikan inginku agar tak mendahului inginMU. Menakar hasratku agar tak lekat pada egoku semata.

Aku percaya DIA telah mengatur rejeki setiap pejalan untuk mengikuti panggilan jiwanya, menikmati perjalanannya dan dengan caranya sendiri – sendiri berbagi cerita perjalanannya. Meski tetap saja, harus bisa menenangkan hati agar tak menyimpan iri kala melihat gambar dan cerita perjalanan mereka lalu lalang setiap hari di linimasa. Aku bertekun pada rinduku akan Singapura. Jika kemudian ia merebak ke permukaan bukan karena ingin bermain – main di taman bermainnya yang membuat banyak hasrat ingin pergi ke sana. Bukan pula untuk berbelanja di gerai – gerai yang menawarkan banyak potongan harga. Sekadar cuci mata tak mengapa, tapi untuk membuka dompet aku enggan terkecuali di gerai buku; aku sering jatuh.

fort siloso, singapore, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura
Seberapa berat bebanmu?

Lama sebelum bersua Opa Archie; Oma Maria Dyer sudah mengingatkanku saat kami berjumpa di George Town agar segera merencanakan perjalanan ke Singapura. Oma Maria ingin sekolahnya ditengok. Tapi aku masih saja menundanya hingga siang itu Opa Archie menyindirku sebagai pejalan yang terlalu banyak pertimbangan. Sekarang, tidak lagi. Kuputuskan destinasi perjalanan kontemplasi ketigaku kali ini sedikit menjauh dari rumah, Singapura.

Tiga tahun ini, setiap usiaku bertambah pendek setahun, aku menghadiahi diri sendiri sebuah perjalan kontemplasi dengan menepi di satu tempat agar lebih lekat padaNYA. Tak harus pergi jauh – jauh karena yang utama adalah menyiapkan hati untuk dibersihkan olehNYA. Aku pun harus bijak mengambil tawaran perjalanan yang dilakukan di jelang Desember saat jadwal bermain dengan nada di rumahNYA memadat. Mesti pintar – pintar berbagi waktu. Sudah beberapa kali aku dibuatNYA jatuh bangun ketika mencoba mangkir. Tapi dengan sabar diajarNYA aku tuk selalu mendahulukan kehendakNYA dan mengesampingkan kesenangan hatiku. Aku tak ingin kena jewer terus – terusan. Pilihanku belajar bersetia meski tak mudah untuk menahan goda, akhir pekanku kudedikasikan untukNYA. Sesekali DIA memberi lampu hijau untukku bisa berjalan – jalan di akhir pekan, tentu saja dengan konsekuensi yang harus kupertanggungjawabkan. Karenanya, bagiku lebih baik melakukan perjalan di tengah minggu saat sebagian besar pejalan disibukkan pekerjaan di kantor.

Sebelum timbang – menimbang membuatku bimbang, kuputuskan untuk segera mencari tiket pesawat murah pergi pulang Jakarta – Singapura lewat Tiket2.com. Aku cukup sering membuka laman itu untuk mencari tiket murah. Jika keberuntungan sedang berpihak padamu, tak mustahil akan mendapatkan tiket dengan harga yang sesuai bujet dan jadwal perjalananmu. Harus pintar – pintar pula untuk mencari waktu di mana tak banyak orang bepergian, sehingga kesempatan untuk mendapatkan bangku promo lebih besar.

tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah

tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah

Dari hasil mencari dan mencocokkan tanggal perjalanan, aku memilih mengambil tiket penerbangan sesuai dengan jadwal di atas. Untuk sekali jalan harganya 309 ribu. Selain harganya masuk akal, aku masih memiliki voucher tiket pesawat sejumlah 750 ribu yang bisa digunakan untuk membayar tiket pesawat promo tersebut. Murah bukan? malah masih bersisa vouchernya.

battle box singapore, battle box, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah
Morning Briefing di Battle Box

Karena tiket sudah di tangan, mau tak mau agenda perjalanan pun wajib disiapkan dari sekarang walau kadang saat berjalan agendanya tak dilirik karena langkah kaki mengikuti keinginan hati saja. Battle Box dan Fort Siloso tentu saja akan menjadi tujuan untuk digapai, pun rasa penasaran akan Chieko Tanaka, dan keinginan ke Kranji War Cemetery, serta beberapa destinasi lain yang jejaknya ingin kususuri. Namun, karena ini perjalanan kontemplasi, aku hanya ingin menikmati perjalananku sendiri tanpa kamu perlu tahu di mana dan ke mana aku berjalan serta dengan siapa aku akan bertemu. Yang pasti akan kucoba mengatur waktu pertemuan dengan Dr Lim Su Min, mana tahu aku beroleh kesempatan berbagi cerita dengan beliau di Bukit Brown. Mungkin dirimu akan bertanya, siapa pula lelaki ini? Kamu harus belajar sedikit bersabar. Ijinkan aku melepas rinduku pada Singapura, nanti akan kuceritakan tentangnya sepulang berkontemplasi, saleum [oli3ve].

Advertisement

16 thoughts on “Singapura yang Kurindukan

  1. Wew, 19 Oktober. Weekdays.

    Baru balik dari sono nih. Bener sih, aku juga gak main2 di wahana2 permaian itu, apalagi di gerai baju. Mihil bingit soalnya. Kemarin sempet nyesel gak ambil buku ttg lari di Changi. Kirain di Kino ada. Begitu diubek2, di Kino gak nemu. Hiks 😥

      1. Halaah, wong cuma jalan2 biasa aja kok. Biasaa lah, long weekend. Pengen leyeh2 yg bener leyeh2. Gak kemana2, cuma ke mesjid, ke warung, lalu gegoleran aja di kasur 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s