Inspirasi Pagi dari The ONE Legian


Waktu berencana untuk kembali ke Bali, aku berpikir untuk menghabiskan dua malam di Legian. Kawasan yang tak pernah diam meski pagi segera menjemput. Suasana yang sebenarnya jauh dari kesukaanku yang lebih senang menyepi daripada mengijinkan kuping dihentak hingar-bingar. Tapi di sinilah aku kini, berdiri menatap geliat bingarnya dari depan monumen Panca Benua. Di tempat yang pada 12 Oktober 2002 silam diguncang bom yang menyebabkan nyawa 202 orang yang sedang mengisi liburan di pulau Dewata … melayang.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta
Welcome drink

Entahlah apa yang dicari oleh mereka yang telah melakukan kekejian itu. Menyalurkan dendamkah, eksistensi dirikah atau apa? Tak ingin kuingat, terlebih mengenang perihnya. Aku hanya ingin hening sejenak, meski sekelilingku riuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Kurapalkan sebait doa bagi mereka yang telah pergi, yang namanya terpatri pada tembok peringatan di depanku agar beroleh ketenangan dalam keabadian roh.

Sesaat, kutinggalkan Ground Zero nama yang melekat pada monumen peringatan bom Bali satu ini, menyusuri Legian yang mulai berdandan dengan warna-warni lampu yang menyala satu-satu, siap berkelip di remang malam nanti. Kulirik senja yang mengendap-endap mengikut di belakang. Dia membuatku ingin segera menggapai The ONE Legian, tempat untuk beristirahat malam ini dan bersegera membasuh badan yang telah lekat dengan keringat setelah seharian berjalan.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta
Deluxe Room (dok. The ONE Legian)

Kewaspadaan tinggi menjadi salah satu alasan memilih The ONE Legian. Berada di kawasan yang tak tidur di malam hari, membuatnya terjaga dan mesti siaga setiap waktu. Untuk menuju lobi hotel, setiap tamu diharuskan untuk melewati pintu metal detector dan sedikit berolah raga, tangga berjalannya sedang beristirahat karena lelah bergerak setiap hari.

Tamu di The ONE Legian tak pernah surut. Aku mengantri di depan meja resepsionis bersamaan dengan serombongan wisatawan dari negeri Tirai Bambu yang mendengung dengan ramainya. Di saat mereka masih menanti kamar kosong, aku boleh bersorak girang dalam hati mendapatkan kunci Deluxe Room yang diserahkan oleh petugas resepsionis usai meneguk minuman selamat datang.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Sky Pool dan Romeo Pool

Setelah masuk kamar, berbasah-basah di bawah pancuran adalah hal pertama yang segera dikerjakan. Badan yang segar akan mengalirkan energi positif tak hanya bagi raga tapi juga bagi jiwa. Karenanya, saat kesegaran itu kembali kureguk, aku pun bergegas untuk mengejar matahari petang, beranjak ke Sky Pool menikmati senjakala.

Sky Pool, satu dari 3 (tiga) kolam renang yang dimiliki The ONE Legian. Dia berada di tempat paling tinggi, satu lantai di bawah pucuk gedung hotel menatap lekat ke langit. Di dalam airnya, kulihat beberapa orang wisatawan asing sedang bermain-main. Pikirku, senja itu bisa larut dalam Sky Pool Party meski hanya menikmatinya dari tepian kolam. Rupanya, hari itu tak ada pesta. Kolam renang yang lain berada di lantai dasar, Romeo namanya. Lalu, dimanakah Juliet? Juliet adalah kamu dan mereka yang memilih berenang-renang di dalam pelukan Romeo. Satu kolam lagi lebih banyak diam di belakang De Basilico Kitchen and Bar, penyejuk bagi ruang yang berlangit-langit tinggi itu.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Morning Spirit

Langit menggelap di Legian pertanda keriuhan akan semakin semarak. Jalanan ramai dengan antrian kendaraan, pedestrian dipenuhi pejalan yang berlalu-lalang dan sapaan dari penjaga gerai serta kafe/restoran yang bertebaran di sepanjang jalan itu sahut-sahutan dengan musik yang berdentam menawarkan untuk mampir. Aku memilih melangkah pelan-pelan mengikuti langkah mereka yang menuju pantai. Bersendiri di rembang malam adalah pilihan yang menyenangkan sembari berdiam mendengarkan derai ombak yang menggulung ke bibir pantai. Puas di pantai, aku melangkah kembali ke hotel untuk beristirahat. Rupanya, lelah seharian membuatku langsung lelap hingga fajar menjemput.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Sarapan itu penting

Pagi yang indah di The ONE Legian kala mentari mengintip lalu pelan-pelan datang dari timur. Masa yang tak ingin kulewatkan. Di depan pintu pura, kunikmati hadirnya sembari mengucap syukur pada Sang Hyang Widhi Wasa yang tak pernah lalai membangunkan mentari untuk menerangi persada. Agar nggak turun naik selepas bercengkerama dengan mentari pagi, aku memilih menambah energi dengan sarapan di Rooftop Dine & Music Lounge. Usai menikmati sarapan dan mandi pagi, aku keluar berkeliling mencuci mata di beberapa galeri yang tak jauh dari hotel. Antrian pekerjaan rumah yang harus dikerjakan membuatku cepat kembali ke kamar,  membereskannya satu per satu sebelum menjadi tumpukan tugas yang membuatku pusing sendiri.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Jalan-jalan untuk kerja ataukah kerja untuk jalan-jalan?

Makan siang pun kulakukan di hotel saja. Aku memilih turun ke De Basilico Kitchen and Bar, memesan Thai Beef Salad, The Seavory Crab Cake, Chicken Tamarillo, The One Sling, Havanas, Banana Milkshake dan Orange Juice. Ooohhhh maaaaak! Sebanyak itu pesananmu, Lip? hehe .. usah khawatir, aku hanya menghabiskan Sop Buntutnya yang empuk dan icip-icip menu yang lain koq. Namun, kehadiran Chef Picha yang baik hati di Basilico membuat rombongan pencuci mulut pun berlomba hadir di meja makan membuat lidahku susah untuk diminta berhenti meski perut sudah mulai ngap-ngapan.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Thai Beef Salad yang segar
the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Sop Buntut Goreng yang nyesss
the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party
Chicken Tamarillo yang enjess
the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party, basilico kitchen bar
Yang menyegarkan slurrrppp

Dengan perut penuh dan tulang pipi yang sedikit kram karena kebanyakan tertawa mendengar celotehan Chef Picha, aku kembali ke kamar untuk melanjutkan bekerja. Sebentar saja, karena mata tak kuat. Kekenyangan membuatnya terkantuk-kantuk dan lelap. Whuuupppzzzz, pk 16 aku terbangun, teringat telah membuat janji pagi tadi untuk menikmati pijatan tradisional Bali di The Spa. Maka, tidur pun berlanjut selama sejam badan dipijat dengan aroma pepermin yang segar.

the one legian, hotel di legian, review hotel di bali, hotel di dekat kuta, sky pool party, basilico kitchen bar
Siapa yang sanggup menolak ini? Masih ada yang lain, tapi nanti kamu kepengen 😉

The ONE Legian
Jl Legian No 117
Badung, Bali 80361 Indonesia

Satu hal yang mengesankan selama berada di sini, meski hari beranjak siang; senyum dan salam #MorningSpirit akan selalu menggema acap kali berpapasan dengan petugas hotel. Budaya yang melekat tanpa perlu menekan tombol pengingat membuatku penasaran, berapa lama mereka berlatih untuk membiasakan diri menyapa dengan hati? Ketulusan yang terpancar dari mata yang tersenyum dan bibir yang merekah saat sapa itu dilontarkan kepada setiap tamu dan rekan kerja yang mereka jumpai. Tak dibatasi jenjang, saleum [oli3ve].

6 thoughts on “Inspirasi Pagi dari The ONE Legian

  1. hotel kayak gitu sih kak.. memang bikin betah buat baca buku dan nulis2 hehehe

    dan itu hotel pake proposal juga kak? 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s