Wangi tanah basah yang mendesah lamat-lamat lewat celah-celah pintu menggairahkan pagiku. Aaaahhh, aroma itu. Tak bisa kutampik hasrat tuk menghirup dan memenuhi rongga paru-paru dengan wanginya yang merindu. Ia mengajakku meninggalkan peraduan, bersegera membuka lebar daun pintu yang membatasi ruang petiduran dengan balkon.

Ooooh maaaaaaaak!
Takjub aku pada lukisan pagiMU, mengajak pagiku:
menyelami sapa rindu cengkerik pada semu merah mentari yang diselimuti kabut
menikmati senda gurau bangau yang beramai-ramai beranjak bekerja melintas di depan mata
dihibur celotehan sekelompok bebek yang berbaris di pematang sawah di bawah sana
dibuai pelukan bayu yang bergerak lembut mencumbu pori-pori
hingga, pagiku hanyalah senandung puja bersama Semesta, mensyukuri setiap irama pada jantung yang masih berdetak oleh anugerahMU
i pray we’ll find Your light
and hold it in our hearts
when stars go out each night
eternal light will shine
let this be our prayer
when shadows fill our day
lead us to a place, guide us with your grace
give us faith so we’ll be safe
Selamat pagi Nanggroe. Berikan pancaranmu untukku menikmati perjalanan masa menyusuri jejak yang pernah ditinggalkan di sini.

Meski kabut asap sepagian menyelubungi Nanggroe dan membuat punggung Seulawah hanya samar terlihat dari balkon kamar 3404, mata tetap betah memandanginya. Tanpa sadar, membandingkan hijaunya Bukit Barisan yang menyegarkan kemarin siang kala langit masih biru dan aku melaju ke Lamreh. Harapku, esok pagi kabut asap segera berlalu dari Nanggroe agar Seulawah dapat kunikmati sepuasnya di Lampeunerut.
The Padé, sesuai namanya, taklah mengherankan bila pot-pot kecil berisi benih padi nan hijau menghiasi tempat pertemuan yang ada di hotel. Benih hijau itu akan menyambut langkahmu saat menyapa meja resepsionis sebelum disuguhi welcome drink, yang akan kau jumpai pada meja-meja untuk bersantai di teras serta meja makan di restoran menunjukkan semangat untuk setiap harimu. Bahkan pilar di restoran pun dihiasi dengan seikat padi menguning penanda setiap jerih payah dan lelahmu akan menghasilkan buah yang siap dituai selama engkau mau berdaya upaya dan berserah padaNYA.

Kamarku di lantai tiga, menujunya dapat dengan meniti anak tangga atau lift, melewati selasar yang berangin. Salah satu kamar pilihan di The Padé, ia berada di tengah-tengah deretan kamar di lantai teratas dengan pemandangan gunung dan sawah yang tersaji di depan mata sejak pintunya dibuka.
Kamar berpendingin dengan dipan yang besar, ruangan yang lega. Sebuah sofa di sudutnya untuk bersantai dan meja panjang minimalis dilengkapi dengan sebuah tivi tipis yang menemani melihat berita dari luar sana. Bila dahaga memanggil di malam hari, teh dan khupi tersedia di dalam kamar siap diseduh.
Kurang greget? Bila perut masih kriuk-kriuk dan lidah ingin menyesap sajian Nanggroe, berjalanlah sedikit ke kanan; pergilah ke Rumah Makan Masam Keu-Eung atau ayun kakimu beberapa langkah ke kiri hotel untuk menikmati secangkir khupi di Kedai Kopi Solong. Tapi ingat, pulanglah sebelum pk 23.00 karena perempuan nggak boleh terlihat berlama-lama hingga larut di kedai kopi. Bisa kena razia kamu, Lip!
Satu lagi yang kusenangi di kamar ini adalah, kamar mandi dan toiletnya bersih. Perlengkapan mandinya lengkap membuatku betah berdiam di bawah pancuran air hangat setiap usai berkegiatan di luar dan pulang ke hotel di malam hari.

Pesona Seulawah dan sapaan Semesta menahanku berlama-lama di luar. Aku baru beranjak dari balkon jelang pk 07.00, bergegas mandi dan turun menikmati sarapan. Segelas jus pepaya, semangkok sereal, segulung telur dadar, sedikit nasi dengan ikan ditemani sayuran yang ditutup dengan secangkir khupi itam menjadi pilihan sarapan cepat. Pagi ini memenuhi sebuah janji pertemuan di tengah kota maka tergesa kutinggalkan hotel usai sarapan.
Untuk menggapai tengah kota, aku menumpang becak motor dari depan hotel yang mengantarkan ke tujuan sembari mengobrol banyak hal dengan abangnya. Jadi, tak perlu khawatir untuk bepergian.
Pagi keduaku, kuluangkan waktu untuk menikmati hotel bernuansa Timur Tengah yang berdiri di pinggir Leupung ini lebih lama. Setelah sarapan, aku turun ke pekarangan belakang mengikuti petunjuk yang tersemat di dinding taman: Jogging Track dan Swimming Pool.
Sempat meragu saat kujumpai jalan buntu dengan sebuah pintu besi yang tertutup rapat. Pikirku, tak mungkin mereka memberi petunjuk yang salah; maka kudorong saja perlahan pintu itu agar tak berderit.

Ooohhhh Maaaaaaakkkkk! Pematang sawah yang sedari kemarin melambai-lambai terhampar di depanku. Kuikuti gerakan segerombolan bebek yang berlenggak-lenggok di ujung pematang, tak lepas bercanda turun ke dalam sawah. Tak mau kalah dengan mereka, aku pun bersorak meneriakkan pintaku
we ask that life be kind
and watch us from above
we hope each soul will find
another soul to love
let this be our prayer
just like every child
need to find a place
guide us with your grace
give us faith so we’ll be safe

Puas bermain di tepi sawah, aku berharap satu hari nanti bisa kembali ke sini saat padi menguning dan para petani menuai hasil sawahnya. Saat itu, kan kudendangkan bait ini … potong padi ramai-ramai hai kawan, ani-ani dikerjakan semuaaaa. bila tiba waktunya, mari kita pulang ke rumah …
Aku berbalik melangkah pulang ke hotel, mendekati sebuah pintu besi lain yang sedikit terbuka, mengintip ke dalam dan menemukan sebuah kolam renang dengan airnya yang menggoda siap melumat lekuk tubuh yang telah lama tak berolah raga.

The Padé
Jl Soekarno Hatta No 1
Desa Daroy Kameu Lampeunerut
Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darusalam
Telp. 062-651-49999 Fax. 062-651-47999
Email: info@thepade.com

Memandangi kecibak-kecibuk air setiap kali tubuh yang direndamnya bergerak, mengingatkan pada kisah perjalanan yang juga tak lepas dari cibak-cibuk sekeliling. Saat merenungkan perjalanan ini, memoriku berputar pada semangat yang membawaku terus berjalan; teringat pesan sang pemberi pesan:
Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan – [Cut Nyak Dien]
Karena ingin mengulang dan menikmati perjalanan bersendiri awal 2013 lalu, aku bersendiri pulang ke Nanggroe untuk sebuah kontemplasi. Tak pupus syukurku karena mendapatkan tempat tinggal yang membuat lelahku sirna acap kali bertemu dengan petiduran di malam yang memekat. Percayalah, setiap langkahmu telah diaturNYA, tak ada yang terjadi secara kebetulan, saleum [oli3ve].
Keren..hijau royo2
apalagi kalo musim panen ya
Dari membaca deskripsi dan beberapa fotomu, kerasa banget kalau tinggal di The Pade ini nyaman banget. Dekat dengan alam pula.
Btw, di Aceh kalau renang harus pakai baju atasan ya kak? *nyoba nebak dari background gambar di kolam renang*
di kolam hotel dgn baju lengkap kk, tp di beberapa pantai boleh koq pakai baju renang apalagi kalo ke Sabang 😊
Makasih infonyaaa ,,, mending gak renang deh kalau pake baju atasan. Nunggu di Sabang aja. Hmmm ini nama kotanya Aceh Besar ya? *buta peta Aceh*
Iya wilayahnya Aceh Besar, ke kota Banda Aceh tinggal selonjoran naik becak 😊
Noted. Berarti kalau terbang ke Banda Aceh, nginep di sini bisa ya? Berapa lama dari Banda Aceh ke The Pade?
yup, kalo dari bandara ke kota ngeliwatin wilayah ini kk. The Pade ke kota 10 menit naik becak.
Btw, dekat sini ada Siron mass grave, salah satu pemakaman massal korban tsunami
Duh jadi makin gak sabar pengen main ke Aceh trus sambung diving di Sabang.
Rumah Cut Nyak Dien juga di daerah Aceh Besar, trus banyak destinasi lain yg jarang dilirik orang ☺
Ok aku catat, harus nanya kak Olive lebih detail: destinasi lain yg jarang dilirik orang 😊
kuburan hahahahahahaa
Well, I don’t mind actually hahaha *mulai merinding*
Kamu pasti suka ke sini kak, Lubok Sukon, salah satu tempat kesukaanku untuk makan, ngobrol dan ngopi 😊
Dirimu ini benar-benar orang Toraja pecinta Aceh ya kak? Hehe
saya org Indonesia kk, kadang jadi navigator juga buat kawan di Aceh 😉
terakhir kemarin kawan yg nganterin ke benteng bilang gini: Live, tolong lihatin jalannya, aku memang orang Aceh tapi yg tahu jalan kamu *dan ngakaklah kita di mobil*
Hahahaha tapi kadang emang gitu sih, orang luar lebih paham daripada orang lokal 😁😁
Terus bersyukur yaaa kak di tiap waktu
The Pade emang nyaman kali kak. Aku juga suka sama pemandangan di belakangnya. Jogging tracknya juga keren itu.
iyaaa, sayang pas di sana kabut asap jadi seulawahnya samar
Saya pernah sekali nginap disana Kak, memang sangat comfortable dengan panorama gunung-persawahan di belakangnya. 😀