Argo Dwipangga melambatkan lajunya seiring terdengarnya suara mendayu-dayu mas-mas memberitahu penumpang yang akan turun untuk bersiap. Lupakan niat untuk terlelap dalam mimpi! Lima jam perjalanan dihabiskan dengan berkelana menyusuri Padang Pasir Thar, ikut termehek-mehek di Ho Chi Minh, mengenang Opa dan Oma Gwan di le petit Chinois, menyelami keindahan Santorini hingga terbangun di Naumburg. Badan masih enggan untuk diajak bangkit, namun suara mas-mas itu semakin mendayu-dayu mengingatkan untuk bersiap turun. Saya menutup buku bersampul hijau pupus di tangan, menyelipkannya ke dalam saku Onye yang hari itu ikut menemani berjalan.
… apa yang kita kerjakan akan berhasil baik, jika dimulai dengan niat yang baik dan dilakukan dengan hati.

Dengan sisa kalimat dari Naumburg, Kota Cantik Penuh Sejarah yang Nyaris Ditinggalkan tersangkut di kepala, saya mengikuti langkah-langkah penumpang lain bergegas turun dari gerbong menuju pintu keluar. Tak tahu apa yang nantinya akan didapatkan dan dibawa pulang dari kota ini, tapi di sinilah kaki menjejak, Menghirup Dunia di stasiun kereta yang dibangun oleh Staatsspoorwegen pada 1917, Stasiun Purwokerto.
Setiap perjalanan memiliki ceritanya sendiri, pun setiap pejalan memiliki cita rasa dalam meramu kisahnya menjadi sebuah cerita perjalanan yang menarik untuk dinikmati. Menghirup Dunia adalah kumpulan cerita perjalanan aneka rasa 6 (enam) orang pejalan: Fabiola Lawalata, Agata Filiana, Fahmi Anhar, Mindy Jordan, Noni Khairani dan Taufan Gio.
Nyaris dua bulan Menghirup Dunia terjepit di antara tumpukan buku – buku yang dibawa pulang dari gerai buku yang dibiarkan tak tersentuh. Sudah dijadikan model di negeri seberang bahkan dikecup basah oleh salah seorang penulisnya, tapi tak juga dijamah. Maka, bolehlah dia berbangga ketika minggu lalu ia terpilih untuk mengawani di atas kereta sepanjang perjalanan Jakarta – Purwokerto – Jakarta.
Apa yang menarik dari kisah perjalanan yang dituangkan di dalam buku ini?
Karakter tulisan yang dihasilkan oleh setiap penulisnya menunjukkan ciri khas dari pejalan yang bersangkutan. Hal yang dengan mudah dikenali oleh pembaca yang sering mengikuti perjalanan serta berinteraksi dengan mereka lewat blog, atau pun media sosial.
Noni si Nyonya Sepatu misalnya, tulisannya selalu membuat pembaca betah hingga akhir cerita yang kadang mirip drama India. Saya menyebutnya demikian karena lebih sering kisah sedihnya tak membuat tangan bergerak menarik selembar tisu untuk mengusap air mata tapi membuat pembaca merenung lalu senyam-senyum ingat kelakuan sendiri karena dituliskan dengan bahasa yang ringan.

Dengan dua pejalan cowok yang berbagi kisah perjalanan di dalam buku ini, Fahmi Anhar dan Taufan Gio, kami sering berinteraksi di grup WhatsApp. Bagaimana membedakan tulisan mereka? Taufan Gio yang lebih akrab disapa Kk Badai, adalah penulis perjalanan yang melankolis sedang Fahmi berkawan dengan hiu. Bagian mana dari kumpulan kisah #MenghirupDunia yang ditulisnya? Baca dan nikmati dengan perlahan untuk menemukan jawabannya 😉
Semua kisah dalam buku ini menarik untuk dinikmati. Namun ada dua kisah yang menyenangkan dan membuat terkenang pada perjalanan sendiri. Ada rangkaian kisah dalam You Are My World and I Missed You yang mengingatkan pada perjalanan di akhir 2006 lalu. Perjalanan pulang yang harusnya menggairahkan, menjadi perjalanan paling melelahkan. Bukan karena panjangnya jarak dan lamanya waktu yang harus ditempuh, tapi rasa yang menemani sepanjang perjalanan yang memberatkan langkah. Febi menempuh 16 jam perjalanan Jakarta – Amsterdam dengan transit di Dubai, saya menempuh 16 jam perjalanan Jakarta – Toraja dan transit di Makassar tanpa semangat. Perjalanan yang tak akan diharapkan oleh siapa pun tapi harus dijalani, pulang untuk menjumpai orang terkasih terbujur kaku di depan mata.

Jelang stasiun Cirebon, dalam perjalanan pulang dengan Purwojaya; Malaikat Bercelana Pendek yang dijumpai Noni di Ho Chi Minh City membuat saya mengerti kenapa Menghirup Dunia menemani perjalanan kali ini. Di 30 menit sebelum meninggalkan Purwokerto, Tuhan memberikan kesempatan untuk menikmatinya bersama malaikat kecil yang setahun ini membuat jiwa bersemangat untuk menikmati hidup.
Menghirup Dunia tak sekadar cerita perjalanan yang menyajikan how to get there, how much it cost, dan where to stay yang dengan gampang bisa didapatkan dengan bertanya pada paman Gugel. Ia adalah sekumpulan kisah yang dijumpai, dialami, dirasakan dan dibagikan oleh penulisnya sebagai pelajaran dari sebuah perjalanan. Kata-kata yang terangkai melarutkan emosi pembaca untuk ikut dalam perjalanan rasa yang dituangkan penulisnya. Temukan perjalananmu, rangkai kisahmu dan hiruplah dunia dengan rasamu, saleum [oli3ve].
aku belum sempet beli buku ini 😐 segera mampir ke gramedia ah~
peaan sama yg nulis aja kk, bonus kecup hihi
Bukunya juga masih teronggok dirak buku menunggu dibaca.
Suka dengan kutipan ini kak “Temukan (teman) perjalananmu, rangkai kisahmu dan hiruplah dunia dengan rasamu,” hehehe
yuuk dihirup dalam2 kk 😄
Yep, setuju, buku itu memang menggetarkan rasa. Semua pejalan punya sudut pandang yang berbeda tentang sebuah tempat, bahkan mengenai tempat yang sama sekalipun :)). Menghirup Dunia ini buku yang bagus dan memadukan berbagai macam rasa perjalanan dalam satu tempat tentunya adalah hidangan yang sangat lezat dan bercita rasa tinggi. Yum! *malah lapar*.
pasti tadi siang blom puas makannya sampai lapar gitu 😆
Iya, saya salah pilih menu makanan *akhirnya ngaku*.
laparnya sama koq, ini lagi ngemil bakso hahaha
Hahaha toss
GARA MASIH LAPAR???
Waduh, hahahha…
jadi ngomongin makanan hihihi
Olive, huaaa….. Makasih banyak ya 😍. Haduh baca review ini ngobatin patah hati di HCMC deh haha.
Kecup dari Medan ya
Olive…… Makasih banyak ya. Review ini ngobatin patah hati di HCMC deh hahaha. Kecup dari Medan
HCMC udah ke laut yak 😆
Woohoo makasih banyak kak Olive review-nya! Sukak-sukak-sukak! 😀
maaf ya kk, jadi semacam curhat ihiik
Di situ serunya! 😀
serunya dikecup 😆
Dikecup lipen 500rb! 😀
berterima kasihlah pada yg minjemin ya kk
Ah, gak sempat-sempat mencari buku ini. *nasib anak site*
-Yuna-
pesan sama yg nulis aja Yun, sekalian minta kecupan 😃
Sudah pegang buku ini sejak awal-awal di-launch. Sudah baca, tapi belum sempat bikin reviewnya. Sudah diomelin sama salah satu penulisnya juga padahal hehehehe.
tunggu dikecup kali ya hahaha
Nunggu dibayar! #eeaaa
waa makasih kak #tukangkuburan untuk review #menghirupdunia nya! suka! tunggu kecupan dari kami hihi
kamu blom kecup lho kk
Mereka para penulis hebat, #MenghirupDunia masih menunggu slesai di baca, mudah2han bisa kasih review se cantik review ka Olive nanti:) dan tolong jangan dihadiahi kecup ya kakak, hihi
cepatlah dikecup eh dibaca bukunya kk Rico, biar dikecup kk Badai dan kk Hiu 😂
Hai Olive, terima kasih sudah terbangun di Naumburg dan menikmati rasa perjalanan kami berenam. Suka banget baca reviewnya. Danke ya… xo, Mindy
hai Mindy, aku membaca pesan ini saat terbangun di Banda Aceh
terima kasih sudah menyukai ulasannya, kalian luar biasa