Beberapa hari yang lalu saat membuka linimasa media sosial, saya dikejutkan oleh gambar nisan dengan tulisan RIP BLOG yang tersaji di depan mata. Tautan yang dibagikan di sana menuai komentar para penggiat daring dengan beragam minat. Penulis tautan tersebut mengklaim bahwa, dunia blog akan segera habis masanya. Itu sebabnya, dia melengkapi ulasannya dengan menambahkan gambar nisan.

Benarkah masa kejayaan blog akan usai? Saya menekuni dunia blog semenjak awal 2000, kala geocities masih ada, ketika tripod sempat berjaya hingga multiply yang booming dan menarik minat banyak pejalan memanfaatkan media gambar yang tersedia di sana untuk berbagi dokumentasi perjalanan. Pada 2012, secara mengejutkan multiply mengubah konsep dan tidak bersahabat lagi dengan para pejalan; banyak blog kemudian mati suri lalu hilang. Mereka yang tetap bertahan mengikuti passion berbagi di daring, pontang-panting mencari lahan baru untuk memindahkan hartanya dari rumah lama dan menatanya kembali. Mereka yang survive inilah yang tidak terima jika ada yang mengatakan blog akan berakhir.
Agoda.com, bagian dari Priceline Group, situs pemesanan hotel terdepan di Asia melakukan Travel Smart Survey terhadap lebih dari 5.500 responden yang juga pelanggan Agoda.com dari seluruh dunia. Salah satu pertanyaan survey yang dilakukan pada April – Mei 2015 ini untuk mengetahui sumber mana yang dijadikan panduan terpercaya saat para responden hendak melakukan perjalanan. Dari press release yang dikeluarkan Agoda.com (Kamis, 27 Mei 2015); sebanyak 34% responden masih mengandalkan forum daring serta 28% responden memilih blog dan situs perjalanan pribadi sebagai panduan wisata. Jika sumber informasi yang di dalamnya mencakup forum daring, blog, aplikasi (mobile apps) digabungkan, maka 71% responden memilih sumber informasi daring sebagai panduan perjalanan mereka.
Menanggapi hasil survey tersebut, John Brown, Chief of Operation Agoda.com tidak heran apabila para pelaku perjalanan sekarang lebih banyak menggunakan panduan wisata daring. Disaat mereka mengeksplorasi internet dan mendapatkan beragam seumber informasi, mereka bisa mencari informasi apa pun yang diperlukan dan belajar dari pengalaman para pejalan lain yang dibagian di sana dalam waktu cepat.
Lalu, bagaimana para pejalan ini berbagi pengalaman wisatanya dengan publik? 79% responden menyatakan mereka mempublikasikan ulasan lewat daring, memberikan komentar di blog atau pun media sosial untuk berbagi cerita dan pengalaman perjalanannya kepada para pengikut dan pembaca situs-situs perjalan ataupun blog pribadi.
Hasil survey Agoda.com ini, bisa menjadi pertimbangan bagi para pejalan yang baru mulai membangun blog untuk mengambil langkah terus berbagi ataukah berhenti. Pilihan ada di tanganmu kawan! Semangat berjalan, teruslah berbagi inspirasi, saleum [oli3ve].
Sebelumnya dipublikasikan & headline di Kompasiana, Jumat, 29 Mei 2015
Selama internet masih ada di dunia, blog pasti jalan terus kok 🙂 Karena blog kan new media 🙂
ya saya juga baca artikel tersebut. Dan, saya gak yakin kalau blog akan mati. Apalagi untuk tulisan pariwisata, justru blog selalu jaid salah satu referensi utama saya kalau mau jalan-jalan 🙂
Yang jelas pejalan pada pake mbah gugel untuk mencari informasi 🙂 dan tergantung hasil pencarian yang biasanya banyak meliputi blog2 pejalan
aku juga sempet dagtar di geociies waktu baru lulus kuliah mbak, trus mulai ngeblog di MP