Jelang setahun semarak dengan perubahan dari sebuah pasar tradisional yang hanya menjual kebutuhan rumah tangga menjadi pasar modern yang disasar oleh kaum urban, sudahkah kamu ke Pasar Santa? Pasar yang awalnya hanya dikunjungi oleh asisten rumah tangga untuk membeli sayur mayur dan kawan-kawannya, kini menjadi tempat berkumpul warga Jakarta (mau pun luar Jakarta) yang katanya wajib disambangi para hipster. Kini tak hanya sayur mayur yang dijual di sana, aneka camilan dari penganan tradisional hingga jajanan manca negara pun ditawarkan.

Banyak yang bertanya ada apa sebenarnya dengan Santa sehingga dijadikan topik bahasan ketika mengulas tempat pertemuan dan kuliner? Bagi yang belum sempat berkunjung, ada baiknya sebelum berkunjung pahami dulu 5 (lima) langkah kreatif untuk menikmati suasana di Pasar Santa ini.
01. Baca Buku dan Berkreasi di POST
Apaaaa? ke pasar baca buku? Ada yang salah?
POST adalah sebuah kedai kreatif yang berada di tengah Pasar Santa. Jika ingin sekadar mencari bacaan yang berbobot, POST menyediakan ragam buku indie yang tak dijumpai di gerai-gerai buku di mall. POST yang didirikan oleh The Dusty Sneakers (Teddy & Maesy ) dan Steve, terkadang juga menjadi tempat kumpul-kumpul orang-orang kreatif berbagi pengalaman.

Siapa pun dapat bertandang atau meminjam tempat ini untuk menggelar kegiatan semisal berbagi inspirasi, berdiskusi dan kegiatan kreatif lainnya. Jangan seperti orang kebanyakan, ke pasar hanya untuk icip-icip lalu pulang. Cari sesuatu bermanfaat yang dapat dibawa pulang dan menjadi pendorong untuk berkreasi. Jadi, tak ada yang salah kan membaca buku di pasar?
02. Bertualang Rasa
Jajanan adalah magnet yang memiliki kekuatan daya pikat dari satu destinasi wisata. Tak bisa ditampik bila target utama para pengunjung Pasar Santa saat ini adalah kuliner. Karenanya, pengelola pasar menyasar dan menarik pengunjung meramaikan pasar dengan menyediakan tempat yang menyajikan aneka sajian rasa.

Jangan kaget bila mendapati antrian mengular di sebuah kedai sosis bakar kala langkah menapaki anak tangga menuju pusat jajanan di lantai satu. Entah dimana daya pikat sosis itu, karena saya tak pernah dibuat penasaran untuk mencicipinya hanya karena melihat antrian panjang. Dari sekitar seratus kedai yang menyajikan makanan, mata saya lebih terpikat pada jajanan lucu-lucu yang ada di Banana, Sepotong Kue, Cendol Duren atau pisang goreng di Gayobies. Yang agak berat dikit, cobain Mie Chino di depan POST.
03. Nongkrong di Kedai Kopi
Semaraknya Pasar Santa sekarang berawal dari sebuah kedai kopi untuk tempat berbagi dan belajar. Ide kreatif mengalir dari pemiliknya untuk mengajak mereka yang tertarik mendalami dunia barista dengan membuka kelas di A Bunch of Caffeine Dealer (ABCD) di lantai satu pada pertengahan 2013. Jauh sebelum ABCD hadir di Santa, pada Mei 2011 Dapoer Kopi, satu kedai kopi kecil terlebih dahulu telah memulai langkahnya di lantai dasar.

Selain ABCD dan Dapoer Kopi, tempat lain yang asik untuk ‘ngopi dan bercengkerama adalah Gayobies serta Bear & Co. Sekarang di Pasar Santa kedai kopi mulai menjamur, semua kembali pada pilihan mau nongkrong dimana untuk menikmati secangkir kopi yang sesuai selera.
04. Nyalon di Pasar
Ada gitu orang khusus ke pasar demi mempercantik penampilan? Bisa saja saat sedang belanja di pasar mendadak rambut kamu bertambah panjang 10 cm sehingga membuat kepalamu berat. Atau bulu-bulu di sekujur tubuhmu membuatmu risih setelah berjumpa seseorang yang menarik perhatian saat sedang nongkrong di kedai kopi hingga membuatmu terinspirasi untuk menghilangkannya. Tapi kamu sedang di pasaaaaar?!

Tenang, tak perlu terburu napsu mencari mall yang berpendingin. Sebelum lanjut icip-icip sembari menurunkan makanan; buat lelaki yang menggondrong bisa duduk manis sembari cukuran di Rock Salon. Sedang perempuannya sila bersantai menghilangkan bulu di WaxTime-nya kak Titiw Akmar. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui kan?
05. Nyate di Ajo Ramon
Ingin benar-benar merasakan sensasi kuliner di Santa? Kamu harus mencicipi pelopor kuliner Pasar Santa yang telah berdiri sejak tahun 80an, Sate Padang Ajo Ramon. Dan bagi kamu yang mengaku penggemar sate padang camkan ini: jangan mengaku penggemar sate padang bila belum menikmati sajian Sate Padang Ajo Ramon! Entah dimana saya membaca slogan tersebut. Namun karenanya, sebagai penggemar sate padang, di tahun – tahun pertama menjejak dan menyusuri rasa di Jakarta; Ajo Ramon adalah tempat yang disambangi selepas jam kerja.

Setelah membaca 5 (lima) langkah di atas kamu masih bingung, nggak punya waktu juga untuk berkunjung ke Pasar Santa karena rumahmu jauh, hujan, becek dan nggak ada oujeeek tapi tak ingin dianggap kurang gaul?
Lempar jauh-jauh segala khawatir itu! Masih ada 1(satu) langkah super kreatif yang dapat membawamu menikmati kuliner pasar gaul, GO-FOOD! Coba tengok baik – baik gambar di bawah ini:

Para lelaki berjaket hijau dengan tulisan Go-Jek di punggungnya yang ada di gambar itu siap membantu kamu untuk menikmati sajian rasa di Pasar Santa. Mereka adalah tukang ojek yang tergabung di PT Gojek Indonesia (GoJek). Bagaimana caranya? Jika tak malas untuk membaca, silakan dibuka dan baca ulasan yang ada di SINI. Mau disebut orang kreatif? Cari kegiatan yang anti mainstream donk! saleum [oli3ve].
Ah sudah sering baca tentang Pasar Santa, sudah lama pengen ke sana belum kesampaian sampai sekarang. Artikelnya tambah bikin pengen mba. *menggiurkan*
ayooo ayooo jgn sampai ngeces 😉
Pasar kreatif..bagus klo jg dibikin di daerah blora. Pasar blora apa kabarnya..lokasi yg sangat bagus di kawasan sudirman thamrin..
Agak sayang membaca cerita tentang pedagang yang lamanya Mbak.
udah baca Mengulas Sisi Kemanusiaan Santa? tulisan tahun lalu nih
Pengen nyobain semua, khususnya yang POST 😀
Mbak olivvvvvv……kenapa pasar santa terussss,bikin aku makin pengen kesana. penasaran pgn nyemil cantik gitu hehe
Aku cuma lewat aja mbak ke Pasar Santa tapi belum pernah mampir
saya harus janji pada diri saya tuk ke dateng ke pasar santa nanti kalo ke jakarta….
Ruamenya kakkkk tapi makannya enak2 sihhhh. Sama pengen les Barista di ABCD coffee..
iya…aku belum pernah ke pasar Santa..he..he…malu deh sama Olive
Semoga ada kesempatan ke Pasar Santaaaa.. Aku pengen banget wisata kuliner di sana 😀
Saya dua kali ke Pasar Santa dengan teman, dan dua-duanya pasti nongkrong di Gayobies. Entah, kedai itu punya nuansa tersendiri, yang kaya banget, dari makanan, suasana, dan buku-bukunya! Tak sabar untuk kembali ke tempat itu, sembari tentu mencoba lokasi yang direkomendasikan di sini :hehe.
Ini Jakarta sebelah mana mbak? Kalau ke Jakarta lagi kudu ke sini! 🙂
blm sempet ksini tiap ke Jakarta, venue wajib dieksplorasi nih kayaknya….
wuhuuu dulu padahal yang terkenal di santa cuma ajo ramonnya aja, sekarang banyak makanan enak keren2 ya haha