Tak ada yang terjadi secara kebetulan di dalam hidup ini, jika DIA berkehendak maka jadilah seturut kehendakNYA. Maka, bukan sebuah kebetulan jika Minggu pagi dapat memenuhi ajakan #ZomatoMeetUp untuk bertemu dan berkenalan dengan para pengulas rasa, Food Bloggers kerennya Indonesia. Termasuk bersua dan baru tahu kalau di belakang EATSJakarta itu duo Pinoy, Mark & Bianca. Bukan pula kebetulan jika di tempat pertemuan pagi itu berkeliaran unta yang selama seminggu sebelumnya sempat terbayang-bayang gegara teringat kisah seseorang yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah.

Tak juga kebetulan bila di antara para pengulas rasa itu, menyempil 4 (empat) orang pejalan yang turut hanyut menyesap aneka paduan rasa yang tersaji di depan mata. Yang pasti, tak perlu ke Timur Tengah untuk mencari untanya, cukup mengayun langkah ke Fiddleheads.
Di atas meja panjang di depan bar yang sudah ditata sebagai tempat pertemuan, selembar menu yang akan keluar pagi itu disematkan berdampingan dengan segelas es teh manis dan air mineral. Di sana tertera berurutan makanan yang akan disajikan, dibuka dengan Grilled Chicken Salad, disusul 2 (dua) menu utama Mie Aceh dan Nasi Seafood Jimbaran lalu ditutup dengan Banoffee. Tahu apa yang selanjutnya terjadi?

Runtunan menu itu satu per satu disajikan di atas meja kayu panjang di depan pintu masuk resto. Satu per satu persatu pengulas rasa bersiap dengan senjata andalan masing-masing ketika mendadak pula piring-piring sajian itu menghilang dari atas meja. Mereka berpindah ke meja di ruang belakang demi mendapatkan cahaya lewat pantulan matahari yang memendar dari kisi-kisi jendela.
Masa yang dinanti datang menjelang usainya semua ritual pengambilan gambar makanan dengan ragam gaya, MAKAN. Sesuai urutan menu, lidah mulai berkenalan dengan Grilled Chicken Salad. Dari namanya sudah terbayang apa saja yang tersaji di dalam piring; dedaunan yang diberi potongan tomat cherry dan irisan daging ayam bakar yang atasnya disiram saus salad. Sebagian mengatakan sausnya sedikit asam, tapi di lidah terasa masih wajar; bisa jadi karena yang disantap tak banyak lelehan sausnya ;).

Mie Aceh yang menyusul kemudian, kekentalan rempahnya sangat terasa. Meski tak disebutkan di menu sajian rebusan atau goreng, secara penampakan saya menyebutnya Mie Tumis Aceh. Bagi lidah Aceh saya, tingkat kepedasannya terlalu berlebihan sehingga kurang bisa dinikmati karena makannya sembari diselingi minum es teh manis untuk menghalau pedas. Keunggulannya, meski ditumis, mienya tak terlampau benyek, disajikan dengan emping pilihan yang renyah serta udang goreng tepung. Menurut sang koki, potongan udang turut dilumatkan dalam kuahnya berpadu dengan rempah.

Di saat lidah mengecap kepedasan, sepiring Nasi Seafood Jimbaran hadir sebagai selingan rasa. Menu yang satu ini juara dan wajib dicoba di Fiddleheads! Berbeda dengan pedasnya Mie Aceh, pedas yang dihadirkan oleh siraman Sambal Matah di atas potongan ikan dori, udang dan cumi di bibir piring adalah rasa pedas asli dari cabe. Meski pedas, rasanya masih ditolerir dan dapat diredam oleh pengecap manis di ujung lidah. Suka pedas dan aroma rempahnya!
Kejutan manis datang kala tengah menikmati sajian menu utama. Mas Heru Singgih, salah satu owner Fiddleheads memberikan tambahan menu untuk dicicipi: Nasi Kebuli Kambing dan Seafood Soondubu Jjigae. Kali kedua di bulan ini menikmati sajian daging kambing yang enak setelah Kencan di Awan dua minggu lalu.


Nasi Kebulinya cocok di lidah, daging kambing yang menyempil di bawah nasi sangat empuk dan bumbunya yang tak terlalu medok masih membayang di lidah. Butiran kismis pilihan yang terselip di antara butiran nasi, rasanya membaur dengan rempah Nasi Kebuli membuat sajian ini menyatu dengan baik saat menyentuh lidah.
Tom Yam ala Korea, Seafood Soondubu Jjigae yang disajikan berbarengan dengan Nasi Kebuli tak terlalu cocok dengan pengecap rasa. Manis, asamnya terlalu legit. Bisa jadi karena bukan penggemar K-Pop, sajian Korea pun tak gampang bersosialisasi dengan lidah yang terbiasa dengan sajian nusantara ;). Jadilah hanya potongan tofu yang tenggelam di dasar mangkok yang dihabiskan, sedang kuahnya tak banyak disentuh.


Menu terakhir yang wajib dicicipi adalah Banoffee! Dia tersaji setelah semua makanan pembuka dan makanan utama ludes di meja. Butuh kesabaran untuk menghasilkan sajian penutup yang nikmat ini. Lapisan luar sebagai wadah dibuat dari olahan remah biskuit yang disiram dengan karamel dari susu kental manis yang pembuatannya diproses selama 10 jam untuk mendapatkan cita rasa, tekstur dan warna yang pas. Atasnya ditumpuk potongan pisang yang tingkat kematangan dan manisnya juara, dilapisi dengan whipped cream lalu ditaburi tepung coklat. Hmmmm, Banoffee-nya wuenak tenan!

Fiddleheads
GF #9-10 Street Gallery
Pondok Indah Mall
Jl Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan 12310
Telp 021-295-29733

Lagi bingung mencari tempat untuk reuni dengan sajian ala Timur Tengah? Atau arisan dengan menu Indonesia, Asia atau sekadar kumpul keluarga sembari mencoba memuaskan selera K-Pop? Mampirlah ke Fiddleheads, saleum [oli3ve].
Dirimu pintar banget mengemasnga Mbak. Sampai penasaran pengen coba.
Hehehe, kalo kejadian jgn lupa cobain Banoffee ya 😉
ikut kak oliveee hehheheh
hayuuuk
beneran nih kak?
beneran, masa boongan? 😉
Mau nasi kebuli nya, jadi kangen yg di belakang RS mitra jatinegara.
Pondok indah itu jauh banget, ngak ada cabang lainyg mendekati jakarta pusat kah ??? hehehe
nggak ada kk, kalo dari Sarinah kan sekali naik aptb 😉