Minggu lalu baca berita di ANTARA tentang rencana Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan paket wisata baru, Jalur Samudera Cheng Ho (JSC). Mengacu pada ANTARA, JSC yang menyasar wisatawan Tiongkok ini akan diluncurkan pada Jumat, 21 Februari 2015 di Batam.
Ngomong-ngomong tentang Cheng Ho, jadi teringat kunjungan ke Museum Bahari setahun yang lalu. Bagi yang sempat bertandang ke Museum Bahari dalam setahun ini pastinya sudah melihat satu ruang yang disulap menjadi ruang para penjelajah samudera, Legenda Navigator Dunia. Di pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh 7 (tujuh) orang yang namanya melegenda sebagai pengarung samudera. Coba perhatikan gambar berikut dengan seksama, semua tampak seperti laki-laki kan? Percayalah, satu di antara mereka adalah perempuan dan dia, laksamana perempuan pertama di dunia yang berasal dari Aceh, Laksamana Malahayati.

Jika berbicara mengenai jalur pelayaran, tentu saja Cheng Ho dan Aceh tak dapat dipisahkan. Sejarah mencatat dalam 7 (tujuh) kali pelayarannya, Aceh menjadi salah satu jalur persinggahan armada Cheng Ho. Sebagai tanda persahabatan, dalam satu kesempatan Cheng Ho membawa tanda mata untuk Kerajaan Pasai berupa lonceng raksasa yang terbuat dari perunggu dengan tinggi 1,25m dan lebar 8,75m. Pada 1524 lonceng ini dibawa ke Kerajaan Aceh dan menjadi salah satu penghuni Cakra Donya, kapal perang Sultan Iskandar Muda. Nama Cakra Donya pun kemudian melekat pada lonceng raksasa yang bisa dijumpai di depan Rumoh Aceh, tak jauh dari makam Sultan Iskandar Muda.

Pelayaran Cheng Ho telah memperkaya pengetahuan dalam bidang maritim, mendorong terjadinya pertukaran seni dan budaya serta perkembangan perniagaan dengan negara – negara yang disinggahinya. Selain Cakra Donya, jejak Cheng Ho dapat dijumpai di beberapa daerah yang pernah disinggahi dalam jalur pelayarannya.
Jalinan asmara pun tak luput melanda anak buah kapal Cheng Ho ketika mereka berlabuh di daratan. Salah satunya, kisah asmara yang terjalin antara Sampo Soei Soei juru masak kapal yang terkena panah asmara saat sedang menikmati lenggak lenggok gemulai Sitiwati penari ronggeng di Tanjung Mas, Ancol. Ketika rombongan bergerak meninggalkan Tanjung Mas, Sampo Soei Soei memutuskan untuk tetap tinggal dan meminang Sitiwati menjadi istrinya.

Masih banyak jejak Cheng Ho yang bertebaran di daerah lain seperti Semarang, Cirebon, Jakarta, Palembang, Bangka, Surabaya dan Bali yang juga ditawarkan dalam paket wisata JSC nanti. Melalui paket wisata baru ini Kemenpar berharap bisa menjaring pertambahan angka kunjungan wisata ke Indonesia.
Kenapa Batam yang dipilih sebagai titik awal JSC sedang sepanjang pelajaran sejarah tak pernah disinggung mengenai jejak Cheng Ho di sana? saleum [oli3ve].
Ikut berangkat ke Batam, mbak? Ditunggu cerita berikutnya ya. 🙂
di schedule published cerita berikutnya tentang jejak Multatuli Lim 😉
Batam dulunya pulau kosong kak mungkin hanya lewat saja
aku melihatnya seperti melihat bahtera Nuh di Jatim Park 2
Di semarang ada kan ya viharanya
Sam Po Kong 😉
sampai di semarang bakalan…. sam po kong
mendadak pengen lumpia gang lombok 😉
hahaha masih 10 reu per porsi.. merapat
Wah, jadi banyk tahu ttg laksmana Cheng HO nich…
artikelnya keren….
Ditunggu kisah2 yg lain….
ini baru selintas mas Darsono, blom seberapa 😉
thx sudah mampir
JSC adalah satu kesempatan untuk mengetahui cerita tentang Laksamana Cheng Ho secara menyeluruh ya Mbak. Semacam menjalin benang merah yang menghubungkan tonggak-tonggak keberadaannya di kota-kota Indonesia.
Great post, Mbak Olive 🙂
hmmm … begitulah kira-kira maksud dan tujuannya Gara
Ceirta ttng sitiwati ada di buku PLBJ SD, malah baru tau 🙂
oh ya? bagus donk, infonya bener ndak tuh bu Seno 😉
Bener koq Liv…
saya baru melihat jejak Cheng Ho di Semarang
mumpung imlek, jalan-jalan ke Museum Benteng Heritage di Pasar Lama Tangerang deh mbak Lidya, ada ruangannya tuh
aku musti balik lagi ke Museum Bahari deh.., terakhir ke sana udah 2 tahunan
baru pernah liat klenteng Ceng Ho yg di Cirebon …, pengen deh liat juga yg di Semarang
paket wisata napak tilas Ceng Ho sangat menarik, idenya bagus banget
trus kapan kita janjian ke taman prasasti mbak Mon? 😉
aku udah jalan ke sana sendirian Olive .., nggak seram samsek he..he..
waaah kereen, kemarin2 udah takut duluan aja sih hahaha
ikut dong kalau ada acara rame2 ke taman prasasti, atau ke kuburan belanda ancol… 🙂 penasaran pengen ke 2 tempat itu
laksamana malahayati nya kok seperti blonde mba?hehe…salam…
iya nih entah siapa yg melukisnya jadi aneh, dioramanya lebih parah rambutnya awut2an 🙂
Semoga ketemu jejak Cheng Ho di Batam ya, Cutkak. 😀
amiiiin