Radiana Mahaga senja itu sibuk di dapur mungilnya dibantu beberapa anggota keluarganya melayani para tamu yang datang ke Gayobies, kedai kopi yang baru seminggu dibukanya di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Di senja yang sama, saya memilih duduk di depan dapur Gayobies setelah mengamati antrian mengular di depan ABCD. Pun lidah merindu nikmatnya kopi Gayo.

Duduk di kedai kopi ditawari kopi itu biasa, ditambah dengan camilan untuk menemani ngopi juga masih wajar. Tapi pernah nggak ke kedai kopi milik orang Aceh ditawari kopi dan BAKMOY?Ditawari makanan enak, tak akan menolak. Lalu, sejak kapan orang Aceh jualan daging bak (=babi)? Orang Takengon pula yang terkenal kuat menjalankan ajaran agamanya!
Paket menarik inilah yang menggoda saat duduk menyesap secangkir khupi itam di Gayobies. Lambung mendadak mengirimkan sinyal siap menerima kiriman logistik saat melihat semangkok Nasi Bakmoy diracik di dalam dapur kecil tepat di depan mata. Tak kuasa menahan godaan, saya pun memesan satu mangkok TANPA bak. Usah khawatir, tanpa menyebut itu pun yang akan terhidang di depan adalah semangkok bakmoy ayam koq 😉


Meski mangkok bakmoynya terlihat kecil, isinya padat. Rasanya tak pernah habis menciduk isinya sampai lambung terasa penuh. Dinikmati polos tanpa diberi tambahan sambal pun sudah sangat enak. Ahhhh, senja yang sempurna kala secangkir khupi itam memadu harmoni rasa dengan semangkok bakmoy melewati saluran cerna.
O,ya Gayo sebenarnya adalah nama etnis Aceh. Mereka yang mendiami dataran tinggi Takengon, Aceh Tengah; daerah yang terkenal sebagai salah satu penghasil kopi arabica terbaik dunia dan terbesar di Asia. Dari nama kedainya, sudah bisa ditebak pemilik Gayobies ini orang Gayo. Mereka punya perkebunan kopi sendiri di Takengon sana. Selain minum di tempat, Gayobies pun menyediakan 2 jenis kopi kemasan: Gayobies Nite (dark roast) dan Gayobies Sunset (medium roast).
Suka ‘ngopi? cobalah seruput kopi Gayo saat dingin menusuk kulit. Meski berulang sudah saya katakan, menikmati kopi Aceh ibarat menyelami lelaki Aceh; berjanjilah untuk tak menyalahkan imajimu bila tersedot ke dalam secangkir khupi itamnya.

Pula secangkir kopi Gayo dapat melambungkan asa untuk menyusuri jejak masa prasejarah di Loyang Mandale. Hendak bergegas menghirup segarnya udara Lut Tawar sembari menyesap secangkir kopi di bibir danau itu. Mana tahu berjumpa dengan generasi Rayhan yang membuat dokter Cut kepincut pada sosok dingin seorang anak pengusaha kopi terkaya dari Takengon. Saleum [oli3ve]
ini gag habis cerita tentang pasar santa ya kak..
kapan2 boleh dong kak ngopi bareng sambil saya diajarin ilmu bercerita :))
stok cerita Pasar Santanya masih banyak 😉
hayuk ngopi di santa
Tertarik pengen nyoba bakmoy ayamnya *mendadak lapar*
ahaaa, yuk diicip mbak Dian 🙂
nasi bakmoy itu kayak soto atau gimana ya..mirip hehe
selalu terselip sejarah disetiap tulisan,sukaaa ^^
nasi bakmoy itu, nasi yg dicampur dengan bakmoy; jadi semacam nasi sop gitu 😉
jadi bak itu artinya babi ya mbak? trus yg dijual di sana juga ada bakmoy aslinya atau cuma yg ayam aja?
iya, serupa dengan bakpao bakhut bakcang dkk. bakmoy kuliner tionghoa khas semarang (jawa tengah dsk), krn nggak semua org makan daging babi dibuatlah kreasi mengganti daging babi dengan daging ayam.
di Gayobies so pasti halal donk, pakai ayam mas Hendro
kalau nasinya di pisah boleh mbak? 🙂
kayaknya sih boleh2 aja, kayak kalo makan soto nasi pisah kan?
Oh kopi gayo … pertama baca gw mikir, oh tempat kumpul gay hahaha #Absurd
ealaaaaah
kok bisa kepikir ya, menyajikan bakmoy *yang aslinya makanan jawa timur, baru top rasanya kalau kuahnya dikasi sambel petis encer*.. kapan2 nyoba kesana ah..
sambel sama kecap ya, aku nggak bisa tuh 😉
Mbak kalau aku ke jakarta, bawa aku ke pasar santa ya 😀
yuuuk, dilist aja mau kemananya 😉
Asyiik..semoga awal taahun bisa ke sana mbak 😀
Janjian dong kalau ke Gayobies lagi. Radiana Mahaga yang akrab disapa Mbak Ipaq itu kawan dari 1N3B. Mbak Olive beli mug yaaaa 😀
Yuuuk, sekalian reuni #Terengganu boleh tuh
aah jadi kangen makan bakmoy 🙂 dulu ada yang jual di kantin sekolah saya hehe