Aroma rempah India menyambut langkah kami sejak dari pintu Signatures Restaurant yang menempati salah satu sisi lobi Hotel Indonesia Kempinski (sebelumnya Hotel Indonesia). Di kanan pintu masuk, sang Merah Putih bersanding dengan Tiranga, mengapit sebuah penanda jejak perancang restoran serta memorabilia Soekarno. Bertiga dengan Firsta dan Indri, kami duduk berseberangan meja dengan Bung Karno yang terlihat asik mengobrol dengan John F. Kennedy, dan sesekali menanggapi canda Marilyn Monroe.

Ada yang istimewa hari ini. Menyambut Festival Diwali, Signatures menyajikan Colours of India dengan sajian kuliner aneka cita rasa India pada 2 – 17 Oktober 2014.Diwali (beberapa menyebutnya Dipawali, Divali, Deepavali) adalah hari raya besar agama Hindu, perayaan kemenangan melawan kejahatan yang disimbolkan dengan penyalaan lampu-lampu sehingga sering pula disebut Festival Cahaya.

Karena sudah lapar, yang disasar pertama kali adalah makanan utama. Sedikit menyalahi aturan makan tapi rasanya tak masalah selama perut siap menampung. Sesendok Nasi Biryani dengan potongan udang yang besar-besar, sepotong Masala Chop (daging kambing goreng tepung), sepotong kecil Murgh Korma (ayam kari) dan tomat panggang pun ditata ke dalam pinggan.

Masakan berlemak dan berempah tajam sering kali tak bisa berkompromi dengan lidah yang terbiasa menikmati olahan makanan tak banyak bumbu. Namun, jika berbicara soal rempah yang menjadi ciri khas masakan India, maka pilihan makanan utama yang dijadikan makanan pembuka di atas, aroma rempahnya ternyata dapat beradaptasi dengan lidah.


Saat sedang menikmati makanan di meja, Ashwani Kumar Singh datang menawarkan semangkok Ayam Kari. Ashwani menyendokkan potongan ayam kari ke piring kami yang terlihat pasrah mendapat layanan istimewa dari sang Koki Istimewa yang khusus didatangkan dari Kempinski Ambience Hotel Delhi selama bulan promosi kuliner India.

Usai menyantap hidangan berat, saya bersiap untuk mencari kudapan ketika Nathalia Atmaja, Public Relations Executive, Hotel Indonesia Kempinski; menghampiri meja kami. Setelah berbincang sejenak dan bertukar kartu nama, Nathalia pamit dan mempersilakan kami untuk berpuas diri menikmati sajian di Signatures.
Karena tak ada interupsi dari lambung, maka saya menganggap lidah dan lambung telah bersosialisasi dengan baik dengan rempah India. Sasaran berikutnya adalah camilan pencuci mulut untuk mengisi rongga lambung yang masih sedikit kosong.

Selagi menimbang-nimbang untuk mengambil selembar Poori (roti yang terbuat dari tepung beras), Ashwani mendadak muncul di hadapan saya. Sang Koki lalu masuk ke dalam dapur, meminta saya untuk menunggu sejenak karena dia akan membuatkan yang baru. Satu kebetulan, bisa menyaksikan aksinya di depan mata. Memilin-milin adonan tepung lalu menggorengnya dengan minyak panas. Selembar roti puri, enak dinikmati dengan Badmi Aloo Bhaji (kari kentang), mango chutney untuk cocolan roti dan jika suka pedas seujung sendok acar cabai dapat menggugah selera makan.

Lambung mulai terisi penuh, namun tawaran dari Firsta untuk mencicipi Nariyal and Kajoor Ka Gujja (semacam pastel berisi serutan kelapa dan kurma), Kacche Aam Ki Kheer (puding mangga) dan Croquttes (kroket sayuran) yang rasanya lucu tak dapat ditampik.
Signatures Restaurant
Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Jl MH Thamrin No 1, Jakarta 10310
Telp (021) 2358 3898 Fax (021)2358 3808

Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony – [Mahatma Gandhi]
Kenyang dan puas, pk 14 kami meninggalkan tempat dimana sejarah pernah ditorehkan. Alangkah indahnya hidup ketika kita dapat mensyukuri setiap detik yang dianugerahkan olehNya. Bersyukur diberi kesempatan menikmati sajian istimewa, bersama yang istimewa, di tempat istimewa pada hari istimewa. Namaste! saleum [oli3ve].
*****
ps. tulisan ini diikutkan dalam Indian Food Writing Competition yang diselenggarakan oleh Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
ooo dengan kak indri, ih pada kompakan tampil etnic (lirik asesories kak indri
sama kk Firsta juga, kostumnya sesuai request kk Badai; sayang hari itu kk Badai sakit jadi nggak bisa join
Mbak Olive, hari itu menyenangkan sekali. Terima kasih ya. 🙂
Baru tau kalau kamu ternyata memikirkan interupsi dari lambung.
Sama2, senang lihat ekspresimu di kub* eh musium itu kk Firsta 😊
Lambungku sensitif, doyannya sayur bening jadi kalau makan masakan berempah tajam mesti siap2 diprotes 😉
festival makanannya akan berubah2 ya kak Olive? gak India terus gitu?
Makanan India itu memang terkenal dengan rempah2nya ya 🙂 hampir sama dgn makanan Indonesia.
Aku juga sempat merasakan colours of india bulan lalu.
Ceritaku disini mak.
http://catatanoline.blogspot.com/2014/11/feels-diwali-festival-with-colours-of-india-at-signatures-restaurant-jakarta.html
Ditunggu kunjungannya ya ^^
Udah sempat baca ulasanmu mbak, tapi ndak ninggalin jejak di sana. Nanti ya tak samperin lagi 😉