Dentum nada terus menggema kala malam semakin pekat. Di antara deru musik, mata Ko Markus tak henti berbinar. Kakinya sebentar melangkah ke kiri, sebentar ke kanan; berputar di antara meja – meja yang dikelilingi tamu yang meramaikan kedai kopinya malam itu. Tangannya tiada lelah terangkat, menarikan smartphone dalam genggamannya. Mengabadikan keriaan yang meggoyang kedainya.

Bibirnya memancarkan senyum, sesekali dihampirinya meja di pojok kanan. Berbincang dengan Ibu yang setia menemaninya malam itu; menghitung dan menerima hasil penjualan bercangkir-cangkir kopi. Pada seorang perempuan yang melintas di depannya, diberinya tugas untuk memastikan tak ada pesanan yang terlewat dihantarkan ke meja-meja tamunya.
Warung Kopi Millenium, nama kedai kopi yang dimulai dari sebuah kedai kecil tanpa nama belasan tahun silam. Usaha keluarga yang pengelolaannya diteruskan oleh Ko Markus, kini menjadi salah satu kedai kopi besar di Kota 1001 Warung Kopi, Manggar, Belitung Timur.

Millenium makin semarak dengan suara-suara parau yang masih setia melantunkan dendang puja meski badan mulai letih. Energi dari secangkir kopi hitam memberi semangat pada kaki turut melangkah di antara lingkaran rasa yang semakin kuat mengikat asa.
Manggar mengingatkanku pada Ikal, anak pelangi dari Gantung yang tak pernah lelah mengayuh sepeda kumbang demi menjemput sekotak kapur. Bocah yang tak pernah putus asa menanti waktu pertemuan dengan A Ling, putri khayangan pemilik jemari lentik di salah satu sudut kota ini. Di Manggar, rasaku luruh dalam secangkir kopi hitam bersama asa yang kian melambungkan rindu pada sebentuk hadirmu.
Kulirik cangkir kopiku yang tinggal seperempat ketika sepiring pisang goreng panas kembali tersaji di atas meja. Pisang kepok yang digoreng dengan tepung beras sehingga kulitnya garing saat bersentuhan dengan ujung gigi. Manis terasa hingga potongan terakhir lenyap di balik liang mulut.

Ibunda yang kusayangi yang kuhormati
aku mohon diri
sahabat laskar pelangi
yang aku kasihi
janganlah berhenti bermimpi
doaku menyertai, simpan aku dalam hati
bila Tuhan kehendaki, kita akan berjumpa lagi …
(Salam Perpisahan – OST. Musikal Laskar Pelangi)
Warung Kopi Millenium
Jl Bioskop Mega No 106
Lipat Kajang 2 Manggar, Belitung Timur
HP 0819-7770-7000, 0813-0828-2288
Hidup terus berputar. Pada sebentuk hati yang seharian bergulat dengan rasa, aku bertutur. Pada secangkir kopi hitam dan sepiring pisang goreng panas, hati bercermin. Setiap perjalanan punya kisahnya sendiri. Makna yang kan kau tangkap bila ijinkan hati berdiam sesaat dan jernihkan pikir dari emosi yang menggebu. Andai saja kau ada di sana, menikmati mata berbinar, senyum ceria dan gegap tawa tiada henti itu dari balik secangkir kopi hitam yang kuijinkan mendekap rindu padamu.
Manggar, 23 September 2014 pk 23.45
Saleum [oli3ve].
bila ke Beltim, jangan lupa mampir ke:
Warung Kopi Millenium
Jl Bioskop Mega No 106
Lipat Kajang 2 Manggar, Belitung Timur
HP 0819-7770-7000, 0813-0828-2288
Kata-kata di tulisan ini puitis banget…. Like it 😀
Ngopi yuk Lim 😉
Aih secangkir kopi Manggar begitu indah dalam olahan pikir Mb Olip 🙂
Haijaaaah mbak Evi, apa kabar?
aku gak suka kopi mbak, terus gimana dong? hehehehe
Ada pilihan lain koq, kopi susu eh coklat es, teh, susu coklat, yg bersoda juga ada.tinggal mau meresapi yg mana 😉
sekarang lagi nyobain Luw** yang saset wkwkwkwk, soalnya suka pusing kalo nyobain kopi asli, kalo kebanyakan malah jantung suka berdebar …
jgn yg sachetan deh banyak campurannya Is, cobain yg asli pelan2. aku juga bukan penikmat kopi, minum sesekali aja 😉
oke deh kapan2 mbak 😀
berasa jadi romantis banget suasana warkopnya gara2 tulisan ini deh..,
mbak Monda bisa aja
Kopi memang membuat rasa, dan kenangan hadir kembali bagi pencintanya… 😀