Belajar dan Bermain dengan Arca


Jaman sekarang masih banyak orang yang beranggapan berkunjung ke museum adalah bagian dari study tour semasa sekolah. Jadi ketika mengetahui ada orang yang senang berkunjung ke museum maka yang kemudian muncul dalam pikirannya adalah pasti makhluk langka.

236 museum nasional
Museum Nasional aka Museum Gadjah

Kenapa orang malas mengunjungi museum? Bisa jadi karena mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan ketika datang ke satu museum. Berbeda halnya ketika mereka pergi ke pusat perbelanjaan. Selain leluasa melihat-lihat, pengunjung pun bisa mencoba barang yang hendak dibeli. Hal yang bertolak belakang terjadi kala datang ke museum; ada banyak ikon-ikon larangan yang dipasang di dekat benda koleksi museum.

Alasan lain yang membuat orang malas berkunjung ke museum adalah harapan yang dibawa ketika hendak berkunjung ternyata tenggelam karena sesampai di tujuan mereka tak mendapatkan informasi apa-apa. Barang-barang koleksi yang dipajang tidak dilengkapi dengan informasi benda apakah itu? Darimana asalnya, apa kegunaannya? Kecewa semakin komplit karena didukung sikap masa bodoh petugas museum yang tak tahu menahu tentang barang-barang yang dipajang di museum tempat mereka bekerja.

museum nasional
Seorang pengunjung sedang menikmati koleksi Museum Nasional
museum nasional
Menyampaikan cerita di balik sebuah keris lewat dongeng yang dibawakan oleh Teater Koma di Museum Nasional

Museum Nasional adalah salah satu museum yang terdapat di Jakarta dengan koleksi yang lengkap. Karena banyaknya koleksi patung dari jaman dahulu yang tersimpan di sana, museum ini pun dikenal dengan sebutan Museum Arca. Nama lain yang cukup familiar adalah Museum Gadjah dikarenakan ada seekor gajah mungil yang setia berdiridi depan museum.

Bukan tanpa alasan gajah mungil berwarna hijau itu dipajang di depan museum. Gajah itu adalah hadiah dari Raja Rama V atau Raja Chulalankorn dari Siam (sekarang Thailand) kala datang melawat ke pulau Jawa dan mampir ke Batavia pada Maret 1871. Dalam lawatannya, Raja Chulalankorn menyempatkan berkunjung ke Batavian Society of Arts and Sciences (sekarang Museum Nasional Indonesia) dan memberikan kenang-kenangan berupa patung gajah yang terbuat dari perunggu.

museum nasional
Boneka kayu salah satu koleksi Museum Nasional

Museum Nasional berdiri pada 24 April 1778 atas prakarsa J.C.M Rademacher yang mendirikan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen di rumahnya di Kali Baru. Rademacher kala itu menyumbangkan koleksinya berupa benda-benda kuno serta buku-buku sebanyak 6 (enam) lemari. Koleksi benda-benda kuno itu lalu menjadi cikal bakal koleksi museum sedang buku-bukunya menjadi koleksi perpustakaan museum. Seiring bertambahnya koleksi museum dan perpustakaan, rumah tersebut lamba laun sudah tidak memadai sehingga museum dipindahkan ke Jl Harmoni No 3. Lalu pada 1868 museum berikut perpustakaannya dipindahkan ke tempat sekarang.

Mari kita kembali ke pertanyaan kenapa orang malas berkunjung ke museum? Beberapa orang malas karena merasa hanya akan melakukan kegiatan membosankan dengan melihat benda-benda mati yang dipajang di dalam lemari kaca. Hal utama yang memegang peranan untuk mendapatkan manfaat saat berkunjung ke museum adalah menumbuhkan minat, ketertarikan serta mendayagunakan imaji terhadap benda-benda mati tersebut. Caranya?

diponegoro
Kisah Pelana Kuda Pangeran Diponegoro

Pihak museum harus menyediakan informasi yang menarik dan mudah dicerna oleh pengunjung dari segala usia. Petugas yang ada di museum harus dibekali pengetahuan seputar sejarah singkat mengenai gedung maupun benda-benda koleksi museum. Kurator museumnya harus kreatif dalam menyajikan informasi untuk pengunjung. Contoh sederhana, bagaimana menggali rasa ingin tahu pengunjung ketika melihat sebuah pelana kuda tua berumur ratusan tahun dipajang di dalam lemari kaca? Apakah cukup dengan memberikan tulisan Ini adalah Pelana Kuda milik Pangeran Diponegoro?

Dongeng adalah salah satu cara bertutur yang telah dilakukan oleh para orang tua dari jaman dahulu untuk berbagi cerita kepada anak-anaknya. Lewat dongeng yang dibawakan dalam mini teater ternyata menarik minat pengunjung dari anak-anak hingga orang tua untuk berkunjung ke museum. Kegiatan AkhirPekan@MuseumNasional yang diadakan oleh @Museum bekerjasama dengan Museum Nasional dan Teater Koma berhasil memberikan sajian yang menyegarkan dalam pengenalan dan berbagi pengetahuan akan benda-benda bersejarah yang tersimpan di Museum Gadjah.

teater koma
Mendengar kisah arkeolog berbagi cerita seputar arca raksasa Bhairawa

Belajar sejarah lewat dongeng mulai digelar sejak September 2013 lalu. Penuturan dongengnya pun sengaja dilakukan di dekat benda koleksi museum yang dikisahkan di dalam Museum Nasional. Melalui kegiatan seperti ini diharapkan dapat membantu masyarakat utamanya generasi muda dalam menumbuhkan minat untuk belajar sejarah. Sehingga ada satu relasi yang terjalin dalam wujud pengetahuan mengenal kisah perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa yang tentunya bisa dipetik hikmahnya untuk menjejak di masa datang. Masih enggan datang ke museum? Salam sejarah [oli3ve].

Tulisan ini dibuat dalam rangka Lomba Blog Hari Ulang Tahun Museum Nasional Indonesia yang ke-236

munas

18 thoughts on “Belajar dan Bermain dengan Arca

  1. pameran2 dan pementasan yang berkaitan dengan koleksi museumjuga bisa jadi salah satu alasan orang datang berulang2 ke museum ya..

    1. Iya mbak Monda, selama dipajang dan dilengkapi info yg jelas pasti menarik minat pengunjung. Krn nggak semua pengunjung punya bekal info ttg apa yg dilihatnya

  2. saya 2 kali ke museum nasional pengunjung lokalnya cuma saya dan rombongan anak SD yg study tour, lainnya para bule 😦

    semoga kegiatan pementasan seperti itu lebih sering dan dipromosikan besar-besaran

    1. berkunjungnya di week end apa hari kerja? kalo week end ramai dgn wisnus koq.

      kegiatan ini akan berlangsung sampai akhir tahun, ceritanya ganti2. Ayo ke Museum Gajah 😉

      1. sabtu pagi dan yang kedua jumat pagi tapi sama-sama sepinya. atau jangan-jangan saya salah masuk ke kementerian pertahanan ya. hahahaha

  3. Udah jauh2, dapat guide yg kurang memuaskan. Kecewa mendalam pastinya ya, mba. Semoga tidak terjadi di museum nasional. 🙂

    Informatif itu memang penting! 😉

  4. IHS Indonesian Heritage Society memberi tour dalam berbagai bahasa internasional gratis di Museum Nasional. Aku sekarang mulai ikut training jadi guide, maunya sih membantu juga untuk pengunjung lokal. Sayangnya tidak boleh memberi tour dalam bahasa Indonesia, karena tour bahasa Indonesia seharusnya dipegang oleh pihak museum… cuma sampai sekarang tidak ada tour bahasa Indonesia setahu saya??

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s