On this journey of life, we’re all travelers looking to make that great trip with someone – #MHjourneys
“See you there mbak Olive .. :))” sebuah pesan singkat yang dititipkan di Jemputan dari Terengganu akhir Maret 2014 lalu kala hati masih menggalau apakah bisa ikut keriaan di Terengganu atau tidak bangkitkan semangat untuk … berangkat!! Setelah saling berbalas kicauan dengan penitip pesan jelang hari keberangkatan, Jumat (11/04/14) malam kami bertemu di bandar udara Kuala Terengganu, Darul Iman, Malaysia. Lucu aja sih, tinggal di satu kota, rumahnya pun tetanggaan dengan tempat sehari-hari mencangkul; bertemunya malah di negeri seberang.

Yudasmoro Minasiani, awal mengenalnya lewat buku Travel Writer yang teraih dari pajangannya di sebuah gerai buku dua tahun lalu, buku yang menjadi salah satu panduan untuk menulis cerita perjalanan dengan lebih tertata. Suka iseng menyusuri tulisan-tulisan di laman pribadinya a simply travel writer dan mengiri tiap kali menemukan ulasannya tentang perhelatan seni budaya yang tak bisa didatangi.

Travel Writer adalah salah satu buku wajib baca bagi yang tertarik dan lagi senang menggauli seni menulis cerita perjalanan. Tak berbelit-belit, tak berkesan menggurui, ulasannya ringkas dan penyajiannya dalam bahasa yang mudah dipahami sehingga tak memaksa otak bekerja keras mencerna isinya. Satu dari sedikit buku tentang travel writer yang menyempil diantara serbuan buku perjalanan yang bertebaran di pajangan gerai-gerai buku dua tahun belakangan ini.
Menulis adalah cerminan cara berpikir kita. Menulis adalah membangun landmark diri kamu pada sebuah media yang berbeda. Kalau menara Petronas adalah landmark Malaysia dan Monas adalah landmark Jakarta, tulisanmu adalah landmark yang kamu bangun tentang diri kamu sendiri – [Yudasmoro, Travel Writer].
Senang bisa dipertemukan dengannya dalam sebuah perjalanan, satu bukti para pejalan itu bertemunya di destinasi-destinasi kemana langkah terayun. Bertemu tak sekedar berbagi kisah, saat menanti waktu kepulangan di KLIA malah diminta testimoni untuk launching travel magz barunya, Get Lost. Tolong ya, rekaman yang bahasanya amburadul itu diedit hehehe.

Setiap ayunan langkah menyusuri perjalanan hidup ini selalu memiliki kisahnya sendiri. Hari ini, tiga tahun lalu tepat di hari Jumat Agung; syukur tak terkira ketika tangan memeluk erat sebuah karya inspiratif Perempuan Keumala yang telah membawa langkah menyusuri jejak IBU hingga ke negeri seberang. Lalu tahun lalu menjadi anugerah terindah ketika seijinNya dipertemukan dengan penulis idola, sang penulis Perempuan Keumala, bersamanya menikmati indahnya paskah hingga menyusuri rekam jejak perjalanan ke Nanggroe. Tahun ini, seminggu jelang Jumat Agung, Tuhan kasih kejutan lagi dipertemukan dengan salah seorang travel writer yang bukunya menginspirasi untuk mengikuti jejaknya menulis buku #kapanyaaa. Siapa yang banyak menginspirasimu dalam berbagi perjalanan? Salam pejalan [oli3ve].
Lama gak berkunjung ke blog mbak olive nih aku. Kapan ya aku bisa ketemu juga sama Mas Yudasmoro? Kapan kita ketemu lagi mbak Olive? Udah deket nih kita.. Hehehe
waaah udah jadi orang Jakarta ya?
yuk nanti kalo ada acara aku info2 deh … lagi ribet sama kantor 😉
Pernah ketemu om Yudas akhir tahun lalu tapi lupa foto bareng haha… trus kapan ya aku bisa ketemu mbak Olive 😀
hayooo sini ketemu saya 😉
sayang kita nggak satu bus ya mbakyu hehehe
sepesawat pun aku misah kursi sendiri ya 😉
Ketemu Om Yudasmoro pertama kali ya 2014 lalu di Lombok. Yang kelupaan saat itu, ndak sempat-sempat beli bukunya dan dibawa buat ditandatangani pas di Lombok 😀