Masih terlalu sore untuk memulai santap malam. Sayangnya, bagi kami tak ada istilah makan terlalu cepat dari jadwal umum orang makan malam. Jadi sah-sah saja bila hari itu pk 17.00 kami sudah duduk manis mengelilingi sebuah meja panjang di RM Sari Rasa, Kudus; menanti pesanan yang konon katanya bisa bikin lidah bergoyang. Ketika pandangan diedarkan ternyata bukan hanya meja kami yang penuh, tapi di beberapa meja lain juga tampak ada penghuninya. Artinya, kami tak sendiri makan sore.
Menu favorit rumah makan ini adalah Garang Asam. Sudah garang, asam pula! Jangan membayangkan yang keluar adalah mas-mas dengan gaya beringas dan bermuka masam. Karena yang kemudian tersaji di depan mata adalah bungkusan daun pisang yang masih terasa panas. Begitu dibuka, hmmmm …. ngebul dan aromanya menyebar kemana-mana.

Jika belum pernah merasakan nikmatnya Garang Asam, mungkin anda akan bertanya jenis makanan apa gerangan yang telah membawa kami jauh-jauh sampai ke Kudus, Jawa Tengah untuk mencicipinya. Sebenarnya tanpa disengaja juga, karena kami melewati kota santri ini dalam perjalanan pulang ke Semarang setelah ‘nyandu di orong candu, Lasem. Habis nyandu menjadi garang dan asem? Sakauwwww ????

Tentu TIDAK!! Garang Asam adalah salah satu masakan khas Purwodadi, namun saat ini menjadi terkenal sebagai kuliner Kudus. Potongan ayam kampung kecil-kecil ditimbun dengan irisan tomat hijau, belimbing, cabai hijau, bawang putih dan aneka bumbu, dibungkus daun pisang lalu dimasak dengan cara dikukus selama beberapa jam. Hasilnya? Daging ayam yang empuk dengan kuah yang nyangkut di lidah dengan campuran nano-nano menggemaskan. Asam, pedas dan segar!


Bila bertandang ke Sari Rasa, pilihannya ada tiga : ayam, jeroan dan cakar ayam; silakan dipesan sesuai selera. Untuk teman makan di sekitar meja tersedia aneka kerupuk dan juga tersedia menu lainnya yang bisa dipesan jika perut masih meronta.

Total kerusakan per orang hanya berkisar Rp 20,000an sudah membuat hati riang siap berdendang. Ujung-ujungnya aneka buah tangan yang berserakan di atas meja pajangan pun berpindah ke dalam kantong-kantong belanja. Meski hanya duduk sejam, perut puas hati senang. Belum ke Kudus bila tak mencicipi Garang Asam dan membawa pulang Jenang Kudus. Selamat makan Indonesia, saleum [oli3ve].
Wah, deket kantor bapakku itu mbak… tapi sebenernya ada yang lebih nyakar lho garang asemnya yang di deket rumah. btw kalau masih ingat kudus, ini sekarang lagi dilanda banjir di 26 desa… pray for us, semoga korban dan relawan tetap kuat..
Yaaaa, nggak bilang2 kalo ada yg lebi nyamnyam. Next visit deh mampir. Let’s #pray4Indonesia
Manyooss,
apa itu nda terlalu asin, ?
ternyata ada juga cakar ayamnya.
salam kenal
http://www.indonesianholic.com
Nggak mas, di lidah saya yg penggemar rasa sedang asinnya pas 😉
baca namanya “garang asem” jadi pengen coba, e terus baca bahan dasarnya “irisan tomat hijau, belimbing, cabai hijau” kok kayaknya pedes dan asem nya 😐 pedesnya sih suka kak, tapi asemnya itu -,- gak tahan
hi Fahmi, namanya sih garang dan asem tapi cobain deh rasanya bersahabat koq
nggak terlalu asem dan nggak terlalu garang aka pedes. karena aku sendiri bukan penikmat pedes maupun asem 😉
kalo yg jual di seputar Jakarta rasanya manis2 asem, tapi pernah makan pk 01 pagi di Nagreg itu wueenaaaaak banget, entah karena lapar atau karena memang mas yg jualan bikinnya pinter hehe
hooo, nanti dicoba kk :3 aku doyan pedesnya 😀
Enak tapi pedes….
dijamin masih bersahabat dengan perutmu mas Dhave
haaha.. kusus nasi putihnya
garang asem pedes juga ya Mba? #penasaran
salam kenal ^__^
pedes dan asemnya pas di lidah koq Deb, cobain aja tuh di atas LOL
makasih sudah mampir
hai mak kayaknya aku baru main nih 😀
selamat datang, mari makan hehehe
Helooow Mak Olyvia, aiiih kenapa ga bilang2 mau mampir ke RM Sari Rasa.. hehehehe, ya udah ikutan hepi tau mak suka sama menu Garang Asam. Btw selamat melaju ke final ya Mak. #50FinalisSB2014
Salam dari Kudus….
curiga nih saya, jangan-jangan … jangan -jangan … hahaha
mari melaju bersama mak, apa pun hasilnya #50FinalisSB2014 tetap bersatu #merdeka hehehe