George Town, salah satu destinasi impian yang telah lama diidam-idamkan untuk dikunjungi. Bersyukur di penghujung 2013 lalu, kaki akhirnya dijejakkan di kota yang didirikan oleh Opa Francis Light pada 11 Agustus 1786 ini. Tak salah bila George Town yang dipaketkan dengan Malaka mendapat pengakuan UNESCO pada 7 Juli 2008 sebagai World Heritage City. Bagi pecinta sejarah, arsitektur, kuliner, seni dan budaya; George Town adalah surga.



Hasrat awal bila menjejak di George Town adalah sesegera mungkin menjumpai Opa Francis. Sayangnya di hari kedatangan, kaki ini baru menjejak di Kota Padang Lama 30 menit jelang gerbang Fort Cornwallis ditutup. Jadilah senja itu hanya bisa menikmati dinding benteng dari kejauhan sembari berpusing-pusing sejenak di kawasan German Heritage Trail yang dipenuhi warga.
Hari kedua di Penang hasrat diperteguh untuk menemukan Jalan Aceh. Sejak melangkah dari Eastin tak henti berharap punya kesempatan untuk melongok kawasan yang menyimpan banyak jejak Aceh itu. Hati pun girang tak terkatakan ketika siang itu kami kembali ke George Town untuk makan siang. Begitu turun dari bus, pandangan terbentur pada penanda jalan yang terpancang di depan pintu Armenian Street Heritage Hotel, LEBUH ACHEH. Oooohhhh maaaaaak! Apalah maksud semua ini?


Kami menyeberang ke arah Jl Armenian menuju Jawi Cafe untuk makan siang. Di persimpangan Jl Armenian dan Jl Aceh, kembali mata ini terpikat pada sebuah bangunan di pojok kiri jalan. Ketika ditengok secara saksama pada penanda yang terpampang di gerbang, terbaca tulisan bahwa rumah tersebut adalah rumah seorang bangsawan Islam pada awal abad 19, Syed Mohd Alatas seorang warga Aceh keturunan Arab; Ketua Masyarakat Masjid Aceh semasa meletusnya kekacauan di Penang pada 1876. Rumah ini sekarang difungsikan sebagai Muzium Islam Pulau Pinang.


Hari terakhir di Penang, hanya punya waktu 30 menit untuk menemui Opa Francis. Saat yang lain pergi menikmati minuman dingin di Kota Padang Lama, kaki ini melangkah ke dalam gerbang Fort Cornwallis ditemani Edgar dan Gael, duo blogger kondang dari Filipina. Dari gerbang kami berpencar, langkah ini terus mengikuti hasratnya menyusuri Cornwallis.
Di puncak Fort Cornwallis sekejap pejamkan mata, kuhirup aroma garam yang dihembuskan angin dari Selat Malaka. Ooooh maaaaaak, aroma yang sama yang penuhi rongga dada ketika berdiri di utara benteng IBU baru saja melesak ke dalam paru-paru kala teriakan dan lambaian dari luar benteng menghentak alam sadar, “Olyviaaaaaaaaa!”


Aaaarrgggghhhh, 30 menit berlari bagai 30 detik! Belumlah puas langkah ini menyusuri ujung-ujung benteng dan menghitung jejak-jejak yang tertinggal di sana.Belumlah tuntas rindu ini tersampaikan. Masih ada sisa waktu 1 menit sebelum berlari ke bus. Kuhampiri Sri Rambai, lembut kuusap tulisan Arab Melayu yang terpatri di punggungnya sembari membisikkan rindu dari Nanggroe,”hei Rambai, takkah kau rindu pada bumi Keumala?”

Waktu jua yang harus mengakhiri jumpa kita. Pada Sri Rambai aku pamit dan berlari kecil ke bus yang menanti tak jauh dari Queen Victoria Memorial Tower, simbol kejayaan jutawan Cheah Chen Eok yang dibangun pada 1897 – 1902 untuk Ratu Victoria.

Sebelum melangkah dari gerbang Cornwallis; sekali lagi mata ini memandang sosok Opa Francis yang tegak berdiri di sisi kanan gerbang. Mendadak teringat obrolan dengan ketua Penang Tourist Guides Association dalam jamuan makan malam di hotel semalam. “You have to stay at least a week to explore Penang, just let me know when will you visit Penang again. Saya nak pertemukan kamu dengan orang-orang yang akan mengantarmu melihat setiap sudut yang ingin kamu jelajahi. Its all free for you! Opa Francis, aku pasti kembali ke kotamu, ke Pulau Mutiara. Saleum [oli3ve].
aku belum kesini, kalau kota yang udah tua selalu identik dengat meriam tua ya
nggak juga Win, tergantung dulunya kota apa 😉
atau krena aku kebetulan aja kli ya.. mis kota tua, melaca, onrust, cipir ada meriam tua skrg george town jga ada yah
coba perhatiin kesamaan tempat tsb, itu adalah kawasan yg dikelilingi benteng pertahanan. tarik lurus deh kenapa ada meriam 😉
iya juga sih ahhahaha
itulah menariknya sejarah
kapan2 aku ceritain kisah Sri Rambai, kalo si Jagur udah tahu donk ya 😉
mau dong Olive
sip, cerita Rambai-nya bakal tayang di #PerempuanKeumala. semua yg berhubungan dgn Aceh dikumpulin di sana
pengen ke melaka dan GT sebelum mati ….
kalo aku pengen keliling Afrika Selatan seblom mati
tapi tetap bakal balik ke Melaka u/ menyusuri jejak Opa Jan van Riebeeck & ke peristirahatan Opa Francis di George Town 😉
aminnnnn 😀
Nice perspective, Olive!
Love it!
thank Ed,sorry to make u all waiting on the bus 😉
30 minutes wasn’t enough to explore Cornwallis fort, harus balik
Penang sama Aceh memang erat ya hubungannya dari dulu. Sekarang pun banyak tuh orang Aceh yang ke Penang untuk berobat. Hehehe..
Nice mbak. Penasaran sama Sri Rambai deh aku. Pas ke Georgetown dulu belum tahu soal meriam itu..
Aku justru baru kenalan sama Sri Rambai pas mau turun dari Cornwallis. Ada energi yg menyeret langkah mendekat padanya 😉
Kalo berobat orang dari Medan juga ramai ke sana, lebih murah n meyakinkan
iiihhhh, pingin lah ke penang…. btw rambai itu siapa kak?
Liza yg sama bang Tunis kmrn cuma sampai KL ya? Rambai itu nama meriam idola di Fort Cornwallis, dia pernah tinggal di Aceh jaman Sultan Muda. #penasaran? 😉
Insya Allah juni nanti ke sana mbak…Jadi pengen kenal sama ketua Penang Tourist Guides Association…biar bisa dipertemukan dengan orang2 lokal yang bisa mengantar untuk mengenal penang lebih dekat mbak 🙂
di sana paket2 jalan di dalam kotanya banyak yg gratis koq, bisnya pun gratis! #asoy deh
aku renc balik lagi Agustus, pas festival George Town 😉
Ahh baiklah, duh kenapa festivalnya Agustus…tapi gak papa lah mbak..yang penting ke sana dulu 🙂
Sepanjang tahun ini banyak kegiatan koq di sana, Juni itu ada festival musik or apa gitu. Aku lupa, bisa cek web pariwisatamya Penang
siap mbak oliveee 🙂
Penang kota favoritku…. Tenang, sepi tapi bernyawa.
Duhh jadi kepingin cepet balik ke sana karena dulu belum katham telusur bangunan-bangunan bersejarahnya hehe… Juni ada mbak Yusmei, trus Agustus ada mbak Olive ya di sana… Hmm, cek tiket dulu ahh 😀
aku bacanya udah katam jadi pengen berguru wkwkwk
Nunggu di ajak kesana,…. hehehe
iktan donk om dhave kalo dapet gratisan
nanti kalo dpt aku juga diajak ya kk Danan 😉
setuju kalo penang = melaka. Penang tunggu aku ^^. Review hotel armeniannya di buat postingan nggak mbak ? Salam kenal mb
Iya, yg armenian hotel menyusul ya.
woh tak kira aceh beneran tuh,,
btw meriamnya serem,,hihiii
salam kenal 😀
#blogwalking