Seorang kawan pernah bertanya begini,”sudah berapa banyak kuburan yang dikunjungi dan kuburan mana yang paling menarik?” Hmmm … pertanyaan yang menarik! Soal jumlah, selama ini nggak pernah dihitung dan lagi nggak pernah menargetkan berapa banyak makam yang akan dikunjungi karena lebih sering kunjungannya iseng ketika pengen jalan. Berbeda ketika ingin menyusuri jejak seseorang biasanya sudah ada persiapan. Contoh untuk menyusuri jejak Laksamana Keumalahayati nyaris 2 (dua) tahun mengumpulkan informasi dari sana-sini memastikan makamnya memang ada, memantapkan hati dan memastikan jalinan connecting spirit (meminjam istilah penulis idola) hehehe.
Kalau berbicara mana yang menarik, setiap destinasi wisata memiliki daya tariknya masing-masing; menikmatinya pun tergantung pada siapa dan untuk tujuan apa datang ke sana. Ada orang yang mengatakan satu tempat menarik namun bagi yang lain dianggap biasa saja. Hal yang sama berlaku pada kuburan. Tidak semua orang akan merasa nyaman ketika berkunjung ke tempat ini, tak jarang yang menghindarinya bahkan ketika hendak mengantar keluarga ke tempat peristirahatan terakhir. Jadi menarik atau tidaknya tergantung pada minat, bagaimana dan dengan siapa kita menikmatinya.
Bagi saya, semuanya spesial dan punya kesan sendiri-sendiri. Nah, kali ini kisah petualangan bersama My Prince Red nyasar di TPU Petemburan ;). Eh, ngomong-ngomong kuburan sudah masuk daftar destinasi wisata belum ya? hihihi.

Seringkali ketika berkunjung ke satu tempat, saya akan mendapatkan paket kejutan sebagai compliment. Kejadian lagi deh saat berkunjung ke tempat Opa Khouw beberapa waktu yang lalu. Pertemuan dengan Pak Mamat berbuah kunjungan ke makam Yahudi, rumah abu Jepang dan beberapa makam lain yang menjadi bonus pagi itu. Kalau ngomongin Yahudi biasanya orang langsung mengarah ke freemasonry hingga zionis Yahudi. Eittzzz, di sini tidak akan membahas topik itu.


Menurut catatan sejarah, orang Yahudi sudah menjejak di Indonesia sejak 1290. Konon yang pertama menjejak di barat daya Sumatera itu adalah seorang saudagar dari Fustat, Mesir. Jumlah mereka pun bertambah dengan terbukanya jalur rempah-rempah ke Nusantara pada awal abad 16. Mereka datang dengan mengiring kapal dagang Portugis, lalu menjadi bagian dari the Dutch East India Company (VOC) dan the Dutch West Indian Company (WIC) yang mulai buka cabang di Hindia Belanda.

Jika menilik dari simbol-simbol yang terdapat di makam yang ada baik di Petamburan maupun di Museum Taman Prasasti, maka bisa dipastikan memang jumlah orang Yahudi masa itu cukup banyak. Sebagian diantaranya adalah keturunan Jerman dan Belanda yang datang untuk memperkuat pasukan Belanda. Malah pada 1920 mereka membentuk perkumpulan yang diberi nama the Association for Jewish Interests in the Dutch East Indies.
Masih terdapat sekitar 5 (lima) makam Yahudi yang tersisa di Petamburan, menyempil di antara padatnya taman pemakaman di Jakarta Barat ini. Makam mereka dikenali dari bentuk dan simbol berupa bintang Daud pada prasastinya. Salam pejalan [oli3ve].
sip… nulis terus mbak… aku suka sama tulisannya.. 😛
makasih Jo, mumpung lagi lancar hehehe
apakah orang keturunan yahudi masih banyak di indonesia… kok gak bergaung ya ?
banyak koq, surabaya dan manado kalo nggak salah yang banyak, mereka punya komunitas gitu
jadi sebetulnya, apa yg mbak olive cari dan kenikmatan apa yg didapat dgn mendatangi makam2? *pertanyaan dari orang yg sebisa mungkin menghindari berkunjung ke makam
yang dicari? sama dengan orang2 yang ke mall tujuannya untuk cuci mata, refreshing, bersantai, belanja dll. yang membedakan hanya soal tempat aja.
kalo di mall orang bisa kalap mengeluarkan uang karena tergoda iklan, di kuburan orang akan mikir ternyata uang bukanlah segala-galanya.
awalnya sih melakukan terapi untuk melawan rasa takut, eh malah keasikan hehe
hasilnya? merasa lebih bijak aja menyikapi hidup,siap dengan segala kemungkinan.hal lain ya nambah ilmu karena bisa belajar sejarah
Kak Olive, sungguh menarik nih wisata kuburannya! Jadi pengen ikutan kapan-kapan 🙂
jiaaaaah kk Badai, kenalin donk model cosmo-nya hahahaha
Jadi makam ini sejenis ama freemasonry nggak mbak? Setelah nulis museum taman prasasti trus baca ini…sesuatuh banget >_<
eitttssss, baca paragraf ketiga di atas hahaha
kalo dari lambangnya yg ditanam di situ orang Yahudi, tapi ikut perkumpulan freemason or tidak tak jelas itu kk Halim
Orang Yahudi belum tentu freemason sih, meskipun banyak orang Yahudi itu memang ikut ordo tersebut. Heeee. CMIIW. 🙂
betul Ayu, makanya di atas aku tulis Kalau ngomongin Yahudi biasanya orang langsung mengarah ke freemasonry hingga zionis Yahudi. Eittzzz, di sini tidak akan membahas topik itu. 😉
pernah didatengin yg punya makam ga mbak, misalnya dalam mimpir
seringnya ditemani saat kunjungan koq hahaha, kalo mimpiin sih nggak sampai segitunya
etapi pernah demam tinggi sampai ngelindur sih, sila dibaca kenapa bisa ‘Ngelindur ke Aceh hehehe
Wah, malah baru tau kalo ada yahudi di indonesia, karena selama ini yang diajarin cuma 5 agama -__-
Menarik sekali mbak perjalanannya ke makam seperti ini 🙂
Btw, setujuuuuu sekali dengan kalimat ‘ Jadi menarik atau tidaknya tergantung pada minat, bagaimana dan dengan siapa kita menikmatinya. Bagi saya, semuanya spesial dan punya kesan sendiri-sendiri.’
Baru-baru ini abis sebel sama temen yang main ke semarang, pas dia nanya obyek wisata apa yang biasanya dikunjungi di semarang, tiap saya jawab selalu ditanya balik “Worth to visit nggak?”
Ngoook… *maap curcol*
komunitasnya ada koq di kota tertentu
soal yang suka nyebelin memang sering juga sih dicela,”gak ada tempat lain yang lebih menarik selain kuburan?” hahahaha … anjing menggonggong kafilah berlalu
mbak olive suka ke kuburan
lho Winny baru tahu? 😉
iya hahahahahha itu line mu olivia bronza bukan?
linenya gak aktif 😉
Jadi inget kalung dengan lambang daud yang aku punya sekarang hilang entah ke mana 😐
wah kk Eka mengingatkan …aku juga punya lho buah tangan dari seseorang, tapi itu nyimpannya dimana ya? hahaha
Liv, kapan2 kita ke Taman Prasasti bareng yuks ^_^
hayuuuuuk 😉
aku tuh suka penasaran dengan yg berbau2 yahudi, bukan tertarik untuk ikut ajarannya, tapi tertarik sejarah & budayanya… dan baru tahu via postingan ini mbak, kalau di jakarta ada makam yahudi… menarik!
idem donk, senang aja belajar sejarah dan budayanya
kalau mau cari komunitasnya di Surabaya dan Manado sepertinya yang masih ada
Wah, ini menarik sekali karena saya selalu penasaran dengan komunitas Yahudi di Indonesia secara di bayangan saya mereka pasti sangat low-profile karena stigma yang sudah terlanjur melekat di masyarakat Indonesia mengenai Yahudi. Thank you untuk informasinya!
boleh tuh ditelusuri jejaknya kk Bama 😉
Ini komplek pekuburan biasa atau memang kompleks kuburan yahudi? Kecean mana sama Kuburan Cina? Pernah ke Kubur Batu? Maap #BanyakNanya 😀
ini nyempil di tpu koq mas
btw, kubur batu dimana?
Kubur batu mungkin yang kayak di Toraja kali ya kak? 😮
hmmm … bisa jadi, atau malah Kubur di (kota) Batu #malang
menarik tulisannya 🙂
terima kasih 😉
Mbak Olive, salam kenal. Foto makam orang Yahudi dalam laman Anda ini sangat informatif dan bermanfaat bagi saya. Bolehkah saya minta alamat email Mbak Olive?
hi mas Romi,
terima kasih sudah mampir
saya bisa dikontak di olive_ssb@yahoo.com
saleum
Halo mba Olivia..
Saya ada rencana ke TPU Petamburan ini minggu depan, kira2 kalau disusuri dg berjalan kaki terlalu jauh gak ♈α᪪?
Saya jg termasuk yang senang dg budaya bangsa Yahudi. Setiap jalan2 ke suatu daerah selalu huntingnya apa2 yg berbau Yahudi, entah makam, synagoge, atau restoran/pusat bisnis Yahudi. Di penang sy pergi ke pemakamam Yahudi. Di Nepal saya pergi ke synagogenya di daerah Thamel, Kathmandu. Di Singapore ada bbrp pemakaman Yahudi. Di Thailand sy pergi ke bbrp restoran dan bbrp bisnis komunitas Yahudi.
Maksudnya jalan kaki di areal makamnya kan ya? Nggak jauh koq,krn lokasinya dekat2an asal jangan jalan terlalu ke dalam aja. Cari pusatnya mausoleum og khouw, warna hijau menjulang di tengah makam.
pernah mengunjungi kubur kuno di minahasa?, namanya waruga, bisa di search di google.
googling aja key world : waruga
udah ada di jadwal, tapi belum sempat dieksekusi 😉
Menarik sekali, trims atas info-nya. cuma foto-fotonya kurang banyak.. hehe.
ditunggu kedatangannya cilacap, dikota ini ada kuburan Belanda yg sangat luas dan ada benteng pendem Belanda serta benteng Portugis di pulau Nusakambangan. saya siap menemani ^_^
Terima kasih sudah mampir, Nusakambangan sudah ada di wish list koq, siap2 ya dikontak 😉
ga cuma di Nskambangan, ada beberapa wisata kuburan misterius di gunung Selok & Srandil. silahkan kontak saya, ditunggu loh ^_^
sip sip, pasti akan dikabari jika merapat ke sana