Ketika mendapati Port Dickson tercantum di itinerary Malaysia Tourism Hunt 2013 (MTH 2013) yang diterima via email; yang terbayang pertama kali adalah indahnya memandang sunset dari mercusuar peninggalan tahun 1863 di ujung Semenanjung Malaka. Sayangnya The Rachado Lighthouse atau dalam bahasa setempat dikenal dengan Rumah Api Tanjung Tuan; tak disinggahi. Senja di Port Dickson malah diisi dengan crab netting, satu kegiatan yang buang waktu karena mesti antri perahu hingga gelap untuk menuju ke tempat penangkaran kepiting.
Port Dickson diambil dari nama seorang pejabat tinggi Inggris yang ditugaskan di Tanjung Arang, Semenanjung Malaka sebagai Secretary of the Federated Malay State pada abad 19, Sir John Frederick Dickson. Port Dickson termasyur dengan pantainya yang memanjang dan indah, dan yang pasti sunset di sini kereeeen.

Meski tak sempat bermain ke mercusuar, cukup terhibur saat rombongan MTH2013 memasuki pelataran Muzium Tentera Darat, Kem Si Rusa, Port Dickson. Terlebih ketika Bapak Mohamud, perwakilan tentera yang menyambut kami memberi informasi tentang Terowongan Komunis Malaya di salah satu bagian muzium, hati pun girang tak tertahankan. Di tengah briefing, kaki sudah tak tahan ingin segera berlari ke pintu terowongan. Lalu mulai membayangkan apakah lorong di dalamnya seperti Battle Box-nya Singapura?


Partai Komunis Malaya (PKM) didirikan pada 1930 di Kuala Pilah, Negeri Sembilan. Sebagian besar anggotanya adalah warga Tionghoa. Mereka melakukan pemberontakan pada kurun waktu antara 1948 – 1989. Pada Desember 1989, setelah menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Malaysia Hatyai, para mantan pejuang PKM memilih tinggal di sebuah desa yang diberi nama “Kampung Perdamaian” di selatan Thailand.


Langkah terayun ke dalam terowongan Komunis Malaya, Port Dickson; seminggu setelah kematian Chin Peng, Sekretaris Jenderal PKM di Bangkok (16/09/13). Seorang berseragam kecokelatan menyambut langkah saat menapak di ujung tangga yang diterangi cahaya berwarna kekuningan. Poster-poster berisi informasi serta pajangan benda-benda peninggalan PKM di dalam kotak kaca menghiasi dinding terowongan. Sayang, karena kotak-kotak tersebut tak diterangi lampu tak terlihat dengan jelas benda apa yang dipajang di dalam. Di salah satu pojok terowongan terdapat sebuah ruangan yang dijadikan ruang medis. Tak jauh dari sana di sisi kanannya terdapat ruang pertemuan.



Kaki terus melangkah hingga jelang ujung terwongan mata tertegun memandangi sebuah gambar lelaki berpeci yang tak asing terpampang di dinding, potret Soekarno!


Muzium Tentera Darat
Batu 4, Kem Si Rusa
71050 Port Dickson
Negeri Sembilan, Malaysia
Tel: +606-640-9481/82/86/88
Buka: Rabu hingga Ahad pk 10.00 – 17.00
HTM : Gratis
Keluar dari terowongan, langkah melaju ke lokasi permainan celoreng yang berada di belakang markas tentera. Wajah yang tadinya bersih didandani ala tentera yang siap maju bertempur. Tak banyak waktu yang dihabiskan di tempat ini, namun target utama untuk menyusuri Terowongan Komunis telah dituntaskan. Terima kasih kepada Bp Mohamud yang telah menyambut rombongan MTH2013 meski hari itu sebenarnya muzium sedang bersih-bersih dan tak menerima tamu. Salam sejarah [oli3ve]
Wow, wisata sejarah juga pas di sana? Keren!
iya kk Eka, kita melintasi beberapa destinasi bersejarah koq 😉
Olive.. ga binging sama bahasanya? tentera, muzium…
dilurusin aja bacanya hahaha
Mba… kamu rajin sekali.. (-___-)/|pemalas|
lagi rajin aja *huaaaam masih ngantuk*
1 kata…. Horor…
horor dimana mas Dhave? gak sama sekali aaah, meski saat di tengah terowongan beberapa anak cowo di belakang ribut nakut²in aku sih cuek aja nyusurin tiap sudutnya dengan tenang 😉
Wah getu ya,,, dulu pasti ya holor hihihi…
kalo di jamannya dulu aku gak akan berani masuk hahaha
Terowongannya kayak yang di vietnam gitu gak mbak? tapi yang ini lebih besar ya kayaknya
aku blom liat langsung dalamnya terowongan Vietnam, tapi yg ini lebih lega
whuaaaa…keren museumnya ….
mirip gua Jepang di Bukit Tinggi yaa, minus dioramanya. disana ruang-ruangnya kosong melompong
keliatan serem euy museumnya 😐 kalau sendirian kesitu pasti merinding dah hahaa 😀
kliatannya aja, aku kemarin masuk sendirian koq biar bisa motret dengan suasana sepi 😉
pas di tengah2 baru dari belakang ada rombongan yang rame2