Sebelum melanjutkan menulis, terlebih dahulu saya mohon ijin kepada The Esjepe’s pemilik tagline di atas karena telah menginspirasi saya untuk meminjamnya sebagai judul tulisan ini 😉 *happy wedding anniv mak bapak*
Apa yang hadir dalam benak kamu ketika melihat gambar di atas? Keren, teduh, hijau, sepi? Ehhmmm … tahu kan ya itu dimana? Iya, kuburan hehehe
Dua minggu lalu ada setetes bangga meneduhkan hati ketika satu pencapaian ditorehkan dalam catatan sejarah perjalanan menyusuri makam kehormatan saat melangkah ke dalam Ereveld Kalibanteng, Semarang. Genggaman selamat disodorkan Alice yang juga turut menenami langkah pertama saat menjejak di Ereveld Menteng Pulo, Jakarta, 22 Juli 2006 silam.

Akhirnyaaaaa …. hari pentahbisan itu datang juga! Sabtu, 9 Maret 2013 saya menyatakan diri lulus menjadi penjelajah makam (kehormatan) setelah menuntaskan kunjungan ke 7 (tujuh) ereveld/makam kehormatan yang ada di Indonesia dalam kurun waktu 6 (enam) tahun. Seperti menyelesaikan pendidikan dasar pada masa sekolah dulu. Semacam pendidikan dasar menyusuri jejak sunyi. Karena setelahnya banyak menyusuri tempat tak biasa yang penampakannya memerlukan kekuatan iman.
Ketujuh ereveld yang sudah dikatamkan itu adalah:
- Ereveld Menteng Pulo, Jakarta – 22 Juli 2006, 4 Pebruari 2012 dan 4 Agustus 2012
- Ereveld Ancol, Jakarta – 22 Juli 2006 dan 9 Pebruari 2013
- Ereveld Kembang Kuning Surabaya – 22 November 2008 dan 16 Agustus 2012
- Ereveld Pandu, Bandung – 13 Juni 2009
- Ereveld Leuwigajah, Cimahi – 13 Juni 2009
- Ereveld Candi, Semarang – 9 Maret 2013
- Ereveld Kalibanteng, Semarang – 9 Maret 2013

Ereveld/Makam Kehormatan adalah taman pemakaman yang dikelola oleh OorlogsGravenStichting (OGS) atau Yayasan Makam Kehormatan Belanda yang berada di bawah naungan Kedutaan Besar Belanda. Taman kehormatan ini menjadi tempat peristirahatan terakhir para korban perang dari masa pendudukan Jepang, baik dari kalangan militer maupun sipil.
Satu di antaranya yang memegang peran penting adalah Jenderal Simon Spoor, panglima tertinggi tentara kerajaan Belanda (KNIL/Koninklijk Nederlands Indisch Leger) di Hindia Belanda (1945 – 1949). Makam Simon Spoor akan kamu jumpai ketika bertandang ke Ereveld Menteng Pulo. Lalu dari kalangan sipil ada Prof Dr A. Mochtar, Direktur Lembaga Eijkman pada masa perang dunia kedua yang dieksekusi oleh Jepang. Prof Mochtar dimakamkan dalam satu liang bersama 9 (sembilan) jasad lainnya karena tubuhnya sudah tak dikenali.
Senang menghabiskan waktu senggang mencari dan berkunjung ke kuburan tua adalah kesenangan yang sedikit bahkan berlebihan anehnya bagi mereka yang merasa dirinya normal, terlebih karena kesenangan itu dijalani oleh seorang perempuan manis yang bangga menyebut diri si #TukangKuburan. *hahahahaaaa, lempar tahu!*
Kadang sindiran dilayangkan oleh mereka yang mengaku peduli tapi tak jua mengerti meski paparan alasan panjang kali lebar membentang. Bertolak belakang ketika berjumpa dengan beberapa perempuan super yang ternyata kesenangannya sama. Yang ditanyain adalah,”Lip, kamu pernah malam-malam ke kuburan gak?”
Bertandang ke kuburan bagi saya bukan sekadar datang duduk berdoa terus pulang, tapi bisa menghabiskan waktu lebih dari sejam bahkan berjam-jam. Karenanya kuping ini pun sudah terlatih menerima rentetan tanya seperti,”nggak ada tempat lain yang lebih menarik dari kuburan? loe ngapain aja kalo ke kuburan?” Biasanya kalau lagi malas, saya cukup menanggapi dengan memberikan perbandingan terhadap kegemaran seseorang ngider di mall. Apa coba yang dilakukan berjam-jam pegel-pegelin kaki keluar masuk butik tapi gak beli apa-apa? Sama kan? Yang membedakan adalah minatnya! Mari kita saling menghargai itu 😉
Aaaggghhhh, saya jadi teringat seorang kawan yang menanti tulisan dari setiap perjalanan yang tak disetor-setor. Indonesia ini luas, tak sanggup saya jelajahi setiap sudutnya dan tuliskan sendiri, kenapa kita tidak berbagi? Ceritakanlah padaku apa yang kamu dapat di mall yang dingin itu, dan datanglah kemari untuk mengetahui apa yang kutemui saat menyusuri petak-petak bisu untuk mengenang mereka yang telah pergi.

Setinggi apapun jabatan yang kau pegang saat ini, sepongah apapun congormu berkumandang, sehebat apa pun kan kau pandang rendah manusia lain di sekitarmu; ketika sampai pada titik akhir, yang tertinggal hanyalah sebuah nisan bisu. Kepada siapa engkau berharap tempat peristirahatanmu kan senantiasa terpelihara & doa untukmu tetap terangkai?
they shall not grow old
as we that are left grow old
age shall not weary them
nor the years condemn
at the going down of the sun
and in the morning
we shall remember them
we shall remember them …
Antjol, 1942 – 1945
Bersyukur atas setiap kesempatan yang diberi olehNya untuk menikmati Indonesia dengan cara yang berbeda, I Change my Way I SEE Indonesia. Itulah sepenggal kisahku, sekarang ceritakan padaku bagaimana kau menikmati Indonesia. [oli3ve]
selamat olive…….
selesai sudah 7 ereveld didatangi …, aku satupun belum..
penasaran dengan ereveld Menteng Pulo
hehehe …makasih mak Monda
sudah saya tambahkan link-nya tuh, sayang gak bisa akses MP lagi padahal gambar2nya banyak dishare di sana. pagi ini MP sudah RIP 😉
Tulisan ini sungguh sebuah informasi yang baru bagiku 🙂 terima kasih sudah berbagi mak Olive. Btw, ternyata ex MPers juga ya 🙂
yup, orang-orang gusuran dari MP om 😉
pagi ini saya cek sudah tak bisa diakses
Selamat ya mba😊
Sekarang jd penasaran pengen tau lebih dalam keseruannya.
terima kasih, coba dicek aja linknya sudah dipasang 😉
Wuih.. udah khatam ya Mbak.. Aku juga suka kok main ke kuburan. *siap-siap nulis pengalaman ke makam TP Polem dan Chik Di Tiro* 🙂
hahaha, paling seru memang mencari Panglima Polem & Cik Di Tiro
coba kita datang lebih siang ya, pasti ngobrol dengan pak Hasballah bisa lebih panjang *ditunggu deh ceritanya*
habis baca arungbinang pengen ke menteng pulo, naik bajaj dr manggarai malah nyasar kemana2 T.T
lho koq bisa nyasar? patokannya kuburan Menteng Pulo tempatnya di sebelah belakang dekat areal parkir di dalam/setelah tukang kembag2 😉
Hobi yang aneh, tp thank you ya bisa kasih sudut pandang baru ke aku.. ^^„
upppsss, ada lagi yang bilang aneh hahahahah thx
olip memang aneh, suka yang aneh2, jadinya aneh…
selamat sudah katam ereveld
berteman dengan orang aneh, membuat keanehan bertambah aneh karena anehnya beraneh-aneh 😉
Hahaha kita sama2 pecinta jalan2 dan kuburan! A place where we can also celebrate the life of those that have left us.
btw, ini salah satu cerita jalan2 ke kuburan kami 🙂
http://dustysneakers.wordpress.com/2012/05/17/a-graveyard-morning-in-jakarta-3/
terima kasih sudah bertandang dan meninggalkan jejak hehehe
hepi bisa menjadi salah satu saksi khatamnya kunjungan mba olive ke 7 ereveld di indonesia .. 😀
syukurlah kamu bisa menikmati ereveld Za 🙂
ini cerita ke Ereveld Ancol sebelum kunjungan ke Semarang
Belum satu pun ku datangi, harus di tumbuhkan nich minat kesini 😦 padahal menteng pulo tiap hari aku lewatin
tapi sudah sampai Toraja kan? *beda ya hahaha*
Rancangan lansekap arsitektura pertamanan pemakaman menjadikan taman peristirahatan terakhir agung. Beberapa hari lalu berkunjung ke ereveld Kalibanteng dan terkagum dengan rapi agungnya. Terima kasih mbak Olive telah berbagi. Salam
Kalibanteng adem ya mbak Prih, terlebih karena di dalamnya ada kali kecil, kalo dah masuk lupa di luar lagi macet-cet 😉
saleum
Halo Mbak Olive, senang sekali bertemu sesama pengagum taman makam! Saya belum sempat berkunjung ke banyak Ereveld, senang dapat referensi baru di sini.
Salam, Gypsytoes dari The Dusty Sneakers
satu kehormatan dikunjungi dustysneakers
yuk kapan2 bisa berkunjung bersama *janjian koq ke kuburan ya hehe*
saleum
kapan-kanan kalo jalan2 ke ereveld candi atau ereveld kalibanteng saya di ajak ya.,
yg ereveld kembang kuning juga boleh
serius tadi aku pikir di normandie ini
amiiiin, just one day bisa ngubek2 sampai Normandia 😉
terima kasih sudah mampir
saya sudah mengunjungi 3 ereveld
1. ereveld kalibanteng
2. ereveld candi
3. ereveld kembang kuning
bulan desember ereveld menteng pulo dan ereveld ancol
dan ijin sudah ditangan..
hehehehe
Artikelnya sungguh sangat bagus, dan menjadi motivasi saya, tetap semangat dan Positif Thingking. maksih ya
hebat,
Aku juga lebih suka wisata sejarah daripada wisata alam 😀
Tapi sampai sekarang belum sampai di semarang
Serius, ada aesuatu yg bikin semarang itu pengen bgt aku kunjungin
dijadwalkanlah ke Semarang, pasti suka