Gunongan, Simbol Cinta Sultan Iskandar Muda


Bila India punya Taj Mahal, Thailand ada Prasat Hin Phimai dan Durban dengan Kastil Stratford-nya yang dibangun sebagai simbol cinta kasih; di Aceh ada Gunongan. Gunongan dari kata dasar gunong (bahasa Melayu) artinya gunung, adalah sebuah bangunan berupa gunungan yang dipersembahkan oleh Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya Putri Kamaliah dari Negeri Pahang, Malaysia.

Putri Kamaliah atau lebih dikenal dengan Putroe Phang diboyong Sultan Iskandar Muda ke Aceh setelah menaklukkan Pahang, Malaysia. Saking cintanya pada permaisuri dari Pahang, Sultan Iskandar Muda memenuhi permintaan Putroe Phang dan membuatkan baginya taman sari di belakang istana tempat permaisuri menyepi dan menghibur diri kala kerinduan akan negerinya menghampiri. Di Taman Ghairah, taman yang berada di belakang kompleks Kesultanan Darud Donya inilah sebuah gunongan menjadi perwujudan bebukitan negeri Pahang dibangun.

atjeh_19
Lukisan Gunungan 1882 di Museum Aceh

Sebuah prasasti di kanan bangunan menjelaskan tempat ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah Aceh pada 1607 – 1636. Di bagian belakang Gunongan terdapat satu bangunan berbentuk persegi yang dulunya adalah taman yang kemudian dijadikan tempat pemakaman Sultan Iskandar Thani menantu Sultan Iskandar Muda. Taman yang kemudian dikenal sebagai kandangan.

Bangunan tiga tingkat serba putih yang tingginya mencapai 9,5 meter ini, puncaknya berbentuk bunga yang sedang mekar. Saya bersyukur bisa berkunjung ke tempat ini pada perjalanan singkat ke Aceh awal Oktober 2012 lalu. Sambil meniti terowongan kecil menuju puncak Gunongan saya membayangkan ritual kegiatan berjemur sang permaisuri kala itu.

gunongan aceh
Prasasti Gunongan

Lorong kecil melingkar di atas Gunongan beralas rumput dengan dinding berbentuk kelopak bunga dengan hiasan bunga di atas setiap pucuknya. Wajar bila sang permaisuri menjadikan tempat ini sebagai tempat menghibur diri, karena dari atas puncaknya sang permaisuri dapat mengamati sekeliling istana.

Di kiri depan Gunongan terdapat satu batu besar berbentuk undakan yang memiliki cekungan di tengahnya. Sekeliling undakan yang menyerupai kelopak bunga ini dihiasi ukiran. Dari bapak yang menjaga di tempat ini saya dapat penjelasan bahwa undakan batu yang disebut Penterana Batu ini, dulunya digunakan sebagai tempat penobatan sultan.

gunongan aceh
Gunongan Aceh sekarang

Berbicara soal penobatan sultan, ada satu kisah tragis yang menimpa Putra Mahkota kesayangan Sultan Iskandar Muda, Meurah Pupok. Konon karena tersaput cinta pada Putroe Phang pulalah Sultan Iskandar Muda tidak menangkap adanya konspirasi yang dilakukan oleh Putroe Phang untuk menyingkirkan Meurah Pupok melangkah ke singgasana.

Meurah Pupok mati diujung pedang ayahandanya sebagai hukuman atas tuduhan perzinahan yang dihembuskan oleh Putroe Phang. Jasad sang Putra Mahkota bahkan tak diijinkan untuk dimakamkan di pemakaman kerajaan. Meurah Pupok akhirnya dimakamkan di luar lingkungan Darul Donya, tepatnya di tengah Kerkhof Peutjut sekarang.

gunongan aceh
Pintu keluar di lantai 2

Sepeninggal putranya, Sultan Iskandar Muda sangat dikagumi dan dicintai oleh rakyatnya sering terlihat murung hingga akhirnya jatuh sakit dan meninggal. Konspirasi untuk melenyapkan Putera Mahkota pun bukan hanya sekedar isapan jempol karena diperkuat dengan naiknya Sultan Iskandar Tani yang berasal dari Pahang menggantikan Sultan Iskandar Muda.[oli3ve]

27 thoughts on “Gunongan, Simbol Cinta Sultan Iskandar Muda

  1. waktu SMA tinggal hanya beberapa meter dari daerah gunongan, sambil main2 di taman sekitaran istana (Baca: pendopo). membaca tulisan ini bak nostalgia. danke 😀

    1. hahahaha …sudah difollow koq, ntar kalo ke Kupang bisa jadi guide donk ya
      Marintan itu teman di Kompasiana, Citra sih kenal di dumay karena aku suka Aceh jadi follow2 anak Aceh 😉

    1. hmmm seru tuh baca buku di gunongan, bisa lupa waktu keknya 😉
      Ari, suka penggalan kalimat di postingan Acehmu merekam Aceh tidak cukup hanya dengan mendengar saja, merekam Aceh tidak cukup hanya dengan mengingat saja
      btw tetap ngiri sama napak tilas Malahayati-mu 🙂

  2. semoga menang, Mba Olyve! Tulisannya keren, foto-fotonya jugaaa! Aku belum pernah ke Aceh sih, jadi ga punya foto-foto sekeren ini heuheuheu.. makanya pengen ikutan I Love Aceh Story juga, hahaha~

      1. hahahaha, iya dunia ini memang sempit ya 😀
        kemarin aku gabung di Celoteh Backpacker ternyata banyak banget blogger yang gabung di sana ikutan My Selangor Story, mereka jadi kayak reunian ato kopdaran gitu 😀

        aku coba nulis dulu deh, mba, sebisaku dan semampuku.. thanks ya buat tawaran bantuannya 😀

  3. Saya asli putra aceh dan tentu tau sedikit tentang sejarah aceh, tp saya terus baca dan membaca sejarah aceh saking cintanya saya dgn keperkasaan aceh di masa lalu?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s