Aku harus buktikan pada mereka, apapun yang telah diperbuat atas diriku, aku harus bisa lebih berharga daripada mereka, meskipun hanya sebagai Nyai. Sekarang Sanikem sudah mati, yang ada adalah Nyai Ontosoroh – [Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia]
Karena kehormatan dan jabatan, Sastrotomo, seorang jurutulis pabrik gula Tulangan-Sidoarjo rela menjual Sanikem, anak gadisnya, seharga 25 gulden kepada tuan Herman Mellema. Sejak itu rasa hormatnya kepada ayahnya hilang dan tidak mau menemui orang tuanya walau dibujuk tuannya. Sanikem dijadikan nyai oleh Tuan Mellema. Diajarkan bahasa Belanda, membaca media Belanda, belajar budaya dan hukum Belanda serta cara berdandan dan memilih warna yg cocok.
Lambat laun, setelah pindah ke Wonokromo sang Nyai dipercaya mengelola perusahaan milik Mellema “Boerderij Buitenzorg”. Dia dikenal sebagai Nyai Buitenzorg namun lidah pribumi yg kesulitan untuk mengeja bahasa Olanda sehingga mereka memanggilnya Nyai Ontosoroh. Dari rahimnya lahir 2 anak Mellema: Robert Mellema dan Annelies Mellema yg oleh pengadilan hukum tidak diakui sebagai anaknya.
Aku harus buktikan pada mereka, apapun yang telah diperbuat atas diriku, aku harus bisa lebih berharga daripada mereka, meskipun hanya sebagai Nyai. Sekarang Sanikem sudah mati, yang ada adalah Nyai Ontosoroh.
Perjalanan hidupnya diangkat ke dalam koran lokal berbahasa Belanda oleh Minke, seorang siswa HBS yang kemudian menjalin asmara dengan Annelies atas persetujuan Nyai Ontosoroh.
Perjuangan gigih seorang perempuan untuk mempertahankan keutuhan dan kehidupan keluarga serta pengakuan sebagai istri dan usahanya untuk mempertahankan perusahaan dari rongrongan keluarga Mellema tidak kenal menyerah. Nyai Ontosoroh tetap berjuang walau Mellema meninggalkannya karena mati diracun di rumah bordir Ah Tjong. Walau hatinya hancur melepaskan Annelis putri yang terlahir dari rahimnya direnggut oleh putusan Pengadilan Putih Surabaya yang memberikan hak perwalian dan pengasuhan kepada Ir. Maurits Mellema di Nederland.
Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh, diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer: Bumi Manusia”. Terlepas dari sedikit salah sebut nama, Sita Nursanti tampil total memerankan Nyai Ontosoroh di Teater Salihara Jumat (25/3). Selepas pementasan yang sukses hingga ke negeri Belanda tahun lalu, Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh kembali dipentaskan selama 2 (dua) malam berturut-turut di Teater Salihara, Jakarta. Saleum [oli3ve]
Duuuh Lyv…nyesel juga nga bisa nonton hiks..hiks…
tunggu tahun depan, sapa tahu mentas lagi hehe
semogaaaaa…..
apa kataku, mentas lagi tuh jumat-sabtu depan di Salihara 😉