Napak Tilas GÖtheborg

Peristiwa tenggelamnya kapal dagang Swedia East Indiaman GÖtheborg lebih dari seperempat abad yang lalu karena membentur batu karang Hunnebadan menjadi skandal terbesar pada masa itu. Kapal yg dibuat di galangan kapal Terra Nova di Stockholm pada tahun 1738 telah berlayar ke Cina sebanyak tiga kali yg dimulai pada 14 Maret 1743 dan berakhir 12 September 1745.

Minggu (18/06) pagi sengaja masuk kebaktian pertama karena ada acara Pintong  Priok : Liet Kapal GÖtheborg. Pintong (=pindah tongkrongan) adalah acaranya  sahabat museum yg biasa digelar diantara acara ptd (plesiran tempo doeloe). Biasanya sih kalo ada acara Batmus, ikut kebaktian terakhir berhubung acaranya digelar siang it’s better to take the first service daripada entar pulang kesorean. Pk. 09.15 jalan dari Ambas ke halte busway Karet ‘nungguin Alice jemput dengan busway ke kota. Sambil ‘nunggu iseng ‘merhatiin orang² yg datang dan pergi … ada yg baru pertama kali mau naik busway sampai bingung masukin kartu, ada yg foto² di halte, ada lari² menuruni tangga ‘gitu sampai di mulut pintu buswaynya ditutup karena pake timer dan gak boleh berhenti lama².

Pk. 10 lewat dikit akhirnya dengan JET062, yg sopirnya cewek berkacamata yg kalo parkir di halte selalu mepet terus kondekturnya juga cewek berangkat ke kota.

Sesampai di halaman Museum Sejarah Jakarta atau yg lebih dikenal dengan Fatahila pertunjukan kolosal teater yg membawakan cerita tentang Kisah Kampoeng Petjah Koelit sudah dimulai. Karena rasa lapar sudah tak tertahankan, kita jalan ke arah kantor pos dan mesan semangkok mie ayam sambil lirik² gorengan di sebelah. Honger bonger berat !! Padahal paginya sudah sarapan quacker dan minum susu lho! Habis makan, gabung dengan penonton yg lain melihat pertunjukan teater sambil poto sana poto sini. Eh, ada Yoan terus ketemu Eka PWC teman main ke kebun strawberry tahun kemarin yg penuh noda.

Pk. 11.00 anak² Batmus satu persatu mulai bermunculan, ada Dwi dan nyokapnya, Iye, Tety ‘n Nani, Charlie, bos Adep, Deedee, Iif, Fanny dari Odys, Hanum serta beberapa wajah yg baru kelihatan. Seperti biasa, biar dikata cuma pintong bukan Batmus kalo gak pake absent dan bagi² name tag. Setelah semua beres, dapat komando dari Deedee untuk ngumpul di depan Museja buat foto keluarga. Teteuuupp, aturan pertama jangan sungkan² untuk ambil posisi karena dimana ada kamera disitu kami bergaya.

Sudah puas ? Acara saweran digelar bukan pengumpulan dana buat disumbangkan tapi ngumpulin ongkos buat bayar bis dan ongkos masuk pelabuhan. Nahhh, itu bisnya datang ! Adep ‘nunjuk ke arah bis, dan yg tertangkap oleh anggota adalah bis patas AC yg gede. Ternyata keliru, kita naiknya Kopami sejenis Kopaja tetep pake AC alias Angin Cepoi² alias Angin Cendela. Kebayang gak sih, bis kecil dijejelin dengan 50-an orang tapi semuanya having fun lho biar dikata puanassnya minta ampun.

Pk. 13-an kita sampai di pelabuhan Tanjung Priok, melewati pelabuhan barang yg dipenuhi kontainer. Teringat malam pergantian tahun dari 2004 ke 2005 dihabiskan diantara deru tronton dan tumpukan kontainer menemani Anro ‘ngurus pengiriman kontainernya. Malam tahun baru paling gila, 2 cewek keluyuran tengah malam di pelabuhan ngurus perijinan ke bea cukai bolak – balik ke gudang, naik turun trailer diantara tatapan nanar para lelaki. Terus menjelang detik – detik pergantian tahun, kita parkir mobil di dekat warung dan menikmati pecel lele ditemani segelas teh manis hangat sebagai makanan pembuka tahun bareng kuli – kuli dan sopir – sopir truk pelabuhan.

Turun dari bis, kita memasuki ruangan terminal penumpang ber-AC beneran nan suejukkk, terakhir masuk di terminal penumpang Priok 13 tahun yang lalu saat menginjakkan kaki di Jakarta dalam perjalanan untuk memulai suatu perjuangan ke Bandung. Di depan pintu kita antri untuk mengisi buku tamu setelah dapat pengarahan dari Deedee untuk menunggu giliran naik kapal, kita mulai berpencar melihat – lihat pameran sambil tak lupa poto – poto. Tiba – tiba ruangan menjadi gelap, wah gimana sih ? Koq listriknya nge-jepret ? Tapi itu tidak mengurangi niat kita untuk kembali berfoto diantara mesin volvo, gubraksss !

Bosan di dalam ruang gelap dan panas, dengar bisik² dari sebelah “kita boleh koq keluar poto – poto dekat kapal”. Tanpa menunggu komando, langsung deh merapat ke arah kapal mencari sasaran untuk dibidik sampai akhirnya tiba giliran untuk antri naik ke kapal dan menikmati keindahan kapal tradisional di era modern. Gregetan lihat ibu² yg ngajak kapten kapal untuk foto pake maksa dan narik tangan si kapten dengan kasar “ser jangan pergi dulu ! ayo foto – foto!” Aduh ibuuu, sopanan dikit napa ? Untung kaptennya tetap menebar senyum.

Pk. 15.30 kita meninggalkan Tanjung Priok menuju Fatahilla ..teriknya mentari tak menghapus semangat juang para Batmuswan dan Batmuswati yg masih tersisa (setelah beberapa orang memisahkan diri di Fatahilla) untuk melanjutkan acara menyerbu es krim Ragusa. Sambil menunggu pesanan es krim, saya ‘n Alice memesan sate ayam yg pake ‘nunggu sambil kelaparan karena si bapak keteteran melayani pesanan yg banyak sementara piringnya terbatas. Kita duduk di luar pake acara lesehan di aspal karena tempat duduk di dalam penuh. Gak lama Mayasari datang dengan senyam – senyum penuh arti, mau ‘nagih patung kakek – nenek khan ? He ..he .. kali ini gak lupa koq May, khan udah diingetin Jumat malam kemarin.

Pk. 17.30 bareng Alice – Eka – Didit – Hanum kita pamit sama Deedee dan Adep naik burung biru. Sampai di rumah, teriak kegirangan nonton liputan Vaseline Health & Fun di JakTV karena,”gw ada di tipiiii !”

Thanks God, buat teman² yang menemani perjalanan hari ini, buat kesempatan indah yang masih boleh kami nikmati.

Tahun 2003 diluncurkan replika GÖtheborg yg dibangun mengikuti metode tradisional dengan menggunakan bahan yg sama pada abad 18, dan memulai pelayaran napak tilas GÖtheborg yg dulu ke Cina pada 2 Oktober 2005.

Hari Minggu, 18 Juni 2006, GÖtheborg merapat di dermaga penumpang Pelabuhan Tanjung Priok dan akan berlabuh sampai 28 Juni 2006.

Pintong Liet GÖtheborg
Minggu, 18 Juni 2006